Bersaksi kepada yang Terpelajar: Nikodemus
Nikodemus adalah seorang yang terpelajar. Kitab Suci menggambarkan dia sebagai seorang pemimpin Yahudi (Yoh. 3: 1). Yesus merujuk dia sebagai seorang pengajar Israel (Yoh. 3: 10). Dia memiliki sebuah pemahaman yang baik tentang Kitab Suci dan memiliki kelaparan rohani untuk mencari Tuhan. Dari perspektif manusia, dia kemungkinan sudah kelihatan sebagai seorang pengikut Allah. Dia menurut semua perintah-Nya, dan dia adalah seorang pemimpin yang dihormati di kalangan orang Yahudi. Dia adalah seorang yang berkuasa dan kaya. Banyak melihat hal ini sebagai tanda bahwa Allah telah memberkatinya. Namun ternyata yang disebut penampilan luar tetaplah hanyalah seperti itu— penampilan luar.
Bacalah Yohanes 3: 1-12. Apakah yang dinyatakan cerita ini sehubungan dengan kebutuhan rohani Nikodemus dan bagaimana Yesus langsung menanggapinya?
Ketika Nikodemus datang pada Yesus, dia mencoba untuk mempertahankan tampilan luarnya, yaitu status quo dalam dirinya. Tetapi Allah mengetahui hatinya. Hal serupa juga, Allah tahu hati dan kebutuhan dari semua orang kaya dan berkuasa, apa pun latar belakang mereka. Nikodemus datang kepada Yesus karena pengajaran Yesus telah meyakinkan dia. Kesombongannya telah mencegah dia untuk mengakui Yesus Kristus sebagai Tuhan, tetapi malam itu mengubah dia selamanya. Bahkan sesudah keyakinannya bahwa Yesus diutus oleh Allah, dia tetap tidak mengakui secara terbuka bahwa dia adalah seorang pengikut Yesus Kristus.
Bacalah Yohanes 7: 43-52 dan Yohanes 19: 39. Apakah yang dikatakan oleh ayat-ayat ini kepada kita tentang Nikodemus dan Yesus?
Kita bisa melihat dalam ayat-ayat ini bahwa secara jelas dia benar-benar sudah dipengaruhi oleh Yesus. Nikodemus mencoba untuk melindungi Yesus dan menghormati Dia setelah kematian-Nya. Tidak ada pertanyaan lagi, Yesus telah menjangkau Nikodemus, yang, walaupun dalam pengetahuan dan hikmatnya yang dibanggakan, memiliki sebuah kebutuhan besar akan Juruselamat, sama seperti kita juga.
Mengapa kita harus berhati-hati terhadap jebakan dengan berpikir bahwa karena “kita memiliki kebenaran" (yang memang kita memilikinya), kemudian pengetahuan tentang kebenaran ini saja sudah cukup untuk menyelamatkan kita? Berapa banyak jiwa-jiwa yang akan binasa yaitu mereka yang menganggap bisa diselamatkan karena merasa memiliki lebih dari cukup pengetahuan, bahkan pekabaran tiga malaikat?
Komentar
Posting Komentar