Roh Suka Berdoa dari Abraham

Roh Suka Berdoa dari Abraham

Bacalah Kejadian 18: 23-32 dan Yakobus 5: 16. Apakah yang ayat-ayat ini seharusnya ajarkan kepada kita tentang kuasa dari doa pengantaraan?

Dialog antara Allah dan Abraham adalah sebuah lambang, atau sebuah perwakilan, dari doa pengantaraan. Dalam pasal ini Abraham digambarkan sebagai seorang pengantara di hadapan Allah bagi orang-orang Sodom dan Gomora. Dia menaikkan permohonan bagi mereka, atas nama mereka; yaitu bahwa dia sedang bertindak sebagai sebuah lambang, sebuah simbol, dari Yesus sebagai Pengantara kita di hadapan Bapa. Misi kita saat ini akan berhasil hanya jika kita bergerak maju dengan doa semacam ini.

Abraham telah belajar untuk mengasihi penduduk Sodom dan Gomora, dan kota-kota di sekitar tempat-tempat tersebut. Itulah sebabnya, doanya itu jujur dan tulus. Dia telah berperang melawan beberapa raja yang telah mengalahkan raja-raja Sodom dan Gomora. Sesudah kemenangan Abraham, Bera, raja Sodom datang dan bertemu dengan Abraham dan Melkisedek. Bera meminta orang-orangnya untuk kembali ke rumah mereka, “Berikanlah kepadaku orang-orang itu, dan ambillah untukmu harta benda itu” (Kej. 14: 21). Ini adalah sebuah pertanda bahwa raja ini memiliki kasih terhadap rakyatnya. Oleh karena salah satu sifat Abraham yang besar adalah kasih, dia mengasihi raja-raja Sodom dan Gomora, dan dia berdoa bagi mereka dan bagi rakyat mereka. “Kasih bagi jiwa-jiwa yang akan binasa mengilhami doa Abraham”—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 156.

Abraham menunjukkan kerendahan hati dan ketekunan dalam doa-doanya. Segera setelah Allah menerima permohonannya yang pertama, untuk menyelamatkan kota itu selama masih ada 50 orang benar tinggal di sana, dia melanjutkan pengantaraannya.

Misi kita tidak akan berhasil tanpa doa, doa pengantaraan. Sesudah bertemu dengan seseorang, sesudah menyampaikan sebuah khotbah atau sebuah pembelajaran Kitab Suci, kita harus berdoa bagi orang-orang yang sudah kita temui. Allah memperhatikan doa-doa ini dengan menyentuh hati orang-orang yang telah kita hubungi. Bukan karena kata-kata atau kefasihan kita yang akan menobatkan teman-teman atau kenalan-kenalan kita—tetapi itu karena Roh Kudus. Itulah sebabnya di dalam misi apa saja yang di dalamnya kita terlibat, kita harus berdoa bagi setiap orang secara pribadi.

Bacalah Roma 8: 34 dan Ibrani 7: 25. Apakah yang dikatakan ayat-ayat ini kepada kita tentang apa yang Yesus lakukan bagi kita, dan bagaimanakah kebenaran ini bisa menolong kita untuk mengerti dengan lebih baik mengenai peran kita sebagai pengantara bagi orang lain?

Komentar