Pendalaman:
Kasih bagi jiwa-jiwa yang akan binasa mengilhami doa Abraham. Sementara ia merasa muak dengan dosa-dosa kota yang jahat itu, ia rindu agar orang-orang berdosa itu dapat diselamatkan. Perhatiannya yang dalam terhadap Sodom menunjukkan rasa khawatir yang harus kita rasakan terhadap orang-orang yang belum bertobat. Kita harus memupuk rasa benci terhadap dosa tetapi belas kasihan dan kasih bagi orang berdosa. Semua orang di sekeliling kita adalah jiwa-jiwa yang sedang menuju kepada kehancuran, sama-sama tidak berpengharapan serta mengerikan keadaannya, seperti yang terjadi ke atas Sodom. Setiap hari pintu kasihan bagi beberapa orang telah tertutup. Setiap jam beberapa orang pergi melewati jangkauan rahmat. Dan di manakah suara-suara amaran dan panggilan untuk mengajak orang berdosa lari dari celaka yang mengerikan itu? Di manakah tangan-tangan yang diulurkan untuk menarik mereka kembali dari kematian? Di manakah mereka yang dengan rendah hati dan dengan iman yang teguh memohon kepada Allah bagi orang berdosa?
“Roh Abraham adalah Roh Kristus. Anak Allah itu Sendiri adalah Pengantara yang agung demi untuk orang-orang berdosa. Ia yang telah membayar harga tebusannya mengetahui nilai jiwa manusia. Dengan satu roh perlawanan terhadap kejahatan, roh yang hanya ada di dalam diri yang sama sekali tidak bernoda, Kristus menyatakan kepada orang berdosa satu kasih yang dimiliki hanya oleh Seorang yang tidak terbatas kebajikannya. Di dalam penderitaan salib itu, de
ngan beban dosa seluruh dunia tertanggung atas diri-Nya, Ia berdoa bagi peng-olok-olok dan pembunuh-pembunuh-Nya, ‘Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.’ Lukas 23: 34”—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 156, 157.
“Abraham dihormati oleh bangsa-bangsa di sekelilingnya sebagai seorang penghulu yang gagah perkasa dan seorang pemimpin yang sanggup dan arif bijaksana. Ia tidak menutup pengaruh hidupnya dari tetangga-tetangganya. Kehidupan dan tabiatnya, yang amat berbeda dengan penyembah-penyembah berhala itu, telah memberikan satu pengaruh yang memberikan kesaksian akan imannya yang benar. Kesetiaannya kepada Allah tidak dapat digoyahkan, sementara keramahtamahan dan kedermawanannya membangkitkan kepercayaan serta persahabatan, dan keagungannya itu membuat dia disegani dan dihormati”—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 147.
Pertanyaan-Pertanyaan untuk Diskusi:
1. Apakah contoh-contoh lain dari Kitab Suci yang menunjukkan kepada kita seorang pribadi yang memenuhi panggilannya kepada misi? Bagaimanakah dengan Yohanes Pembaptis? Apakah Anda bisa menyebut dia berhasil?
2. Bacalah Kejadian 19: 30-36. Apakah yang disampaikan oleh ayat-ayat ini kepada kita mengenai karakter dari mereka yang diselamatkan dari Sodom?
3. Pelajaran lain apakah yang bisa kita pelajari dari contoh Abraham dalam hal misi dan bagaimanakah hal itu bisa dilakukan?
4. Pikirkan hal ini: Apakah Anda menganggap perantaraan Abraham untuk Sodom dan Gomora berhasil atau gagal?
Komentar
Posting Komentar