PARA MURID SENANG KETIKA MEREKA MELIHAT TUHAN YANG SUDAH BANGKIT
"Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan" (Yohanes 20: 20).
Ketika tiba di Yerusalem kedua murid itu memasuki gerbang timur, yang terbuka pada waktu malam pada saat hari raya. Rumah-rumah gelap dan tenang, tetapi orang yang sedang mengadakan perjalanan itu mengikuti jalan-jalan yang sempit di bawah cahaya bulan yang sedang terbit. Mereka pergi ke ruangan atas di tempat Yesus menggunakan saat-saat malam terakhir sebelum kematian-Nya. Mereka mengetahui bahwa di sinilah saudara:saudara mereka dapat dijumpai. Meskipun sudah larut malam, mereka mengetahui bahwa murid-murid itu tidak akan tidur sampai mereka mengetahui dengan pasti apa telah terjadi dengan tubuh Tuhan mereka. Mereka mendapati pintu ruangan itu diberi berpalang baik-baik. Mereka mengetuk minta masuk, tetapi tidak memperoleh jawab. Semuanya diam. Kemudian mereka menyebutkan nama mereka. Palang pintu dilepaskan dengan hati-hati, mereka masuk, dan Orang lain, yang tidak kelihatan, masuk dengan mereka. Kemudian pintu dikunci lagi, agar mata-mata jangan masuk.
Kedua orang itu mendapati semua orang dalam kegemparan yang penuh keheranan. Suara orang-orang di dalam ruangan itu menyaringkan ucapan pengucapan syukur dan puji-pujian mengatakan, "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menunjukkan diri kepada Simon." Kemudian kedua orang itu, yang terengah-engah karena berjalan cepat-cepat menuju ke tempat itu, mengisahkan cerita yang ajaib tentang bagaimana Yesus sudah kelihatan kepada mereka. Mereka baru saja mengakhiri cerita itu, dan beberapa orang sedang mengatakan bahwa mereka tidak dapat memercayai, karena terlalu sukar diterima kebenarannya, ketika dengan tiba-tiba Orang lain berdiri di hadapan mereka. Setiap mata menatapi Orang asing itu. Tidak seorang pun telah mengetuk minta masuk. Tidak terdengar langkah kaki. Murid-murid dikejutkan, dan keheran-heranan memikirkan apa gerangan maknanya. Lalu mereka mendengar suatu suara yang tidak lain daripada suara Guru mereka. Terang dan jelas perkataan yang keluar dari bibir-Nya. "Damai sejahtera bagimu"....
Mereka melihat tangan dan kaki yang dilukai oleh paku secara kejam. Mereka mengenal suara-Nya, sebagaimana yang belum pernah mereka dengar dari orang lain .... "Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan." Iman dan kegembiraan menggantikan sifat kurang percaya, dan dengan perasaan yang tidak dapat diungkapkan dengan perasaan mereka mengakui Juruselamat mereka yang sudah bangkit itu—Alfa dan Omega, jld. 6, hlm. 455, 456.
Komentar
Posting Komentar