Menjadi Berkat bagi Seluruh Dunia

Menjadi Berkat bagi Seluruh Dunia

Bacalah Kejadian 12: 1-3. Dalam cara apakah instruksi Allah kepada Abram merupakan sebuah panggilan misi?

Allah meminta Abram (yang kemudian namanya diganti menjadi Abraham) untuk meninggalkan negerinya dan bangsanya dan pergi ke tempat yang lain. Itu semua adalah bagian dari rencana Allah untuk menggunakan Abraham sebagai alat dalam memenuhi maksud-maksud Ilahi-Nya di bumi ini. Dan Abraham pun pergi, berdasarkan Firman dari Tuhan. Jika Allah punya sebuah rencana bagi Anda, bisa saja itu merupakan sebuah panggilan bagi Anda untuk meninggalkan keluarga atau orang-orang terdekat Anda dan pergi ke sebuah tempat yang Dia sedang bukakan bagi Anda agar boleh melayani Dia, supaya Anda bisa menjadi berkat bagi orang-orang lain.

Bacalah ayat-ayat berikut ini. Apakah yang dikatakan oleh setiap ayat tentang perjanjian Allah, yaitu janji-Nya kepada kita?

Kej. 3: 15  _____________________________________________________

Kej. 17: 19 _____________________________________________________

Bil. 24:17 _____________________________________________________

Yes. 9: 6 _____________________________________________________

Dan. 9: 24-27 _____________________________________________________

Mat. 1: 21  _____________________________________________________

Dari ayat-ayat di atas, adalah jelas bahwa Allah akan memenuhi janji, yang dibuat di Taman Eden, bahwa ada Seseorang yang akan datang sebagai satu jalan keluar dari masalah dosa. Jalan keluar ini, yaitu Yesus Kristus Sang Mesias, nantinya akan dilahirkan dari keturunan Abraham dan Ishak (melalui Sarah). Ibrani 11:9 menyatakan bahwa Ishak dan Yakub merupakan pewaris dari janji berkat yang Allah telah buat dengan Abraham.

Kita tidak mengetahui secara pasti seberapa jauh Abraham sendiri mengetahui atau mengerti tentang bagaimana Benih yang dijanjikan akan dilahirkan melalui dia, tetapi dia tetap bergerak maju dengan iman. “Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui” (Ibr. 11: 8).

Sungguh merupakan sebuah contoh bagi kita!

Andaikan Anda dipanggil oleh Allah untuk pergi, dengan “tidak mengetahui” ke mana Anda akan pergi? Bagaimanakah Anda akan merespons, dan mengapa?

Komentar