Membagikan Misi Allah

Membagikan Misi Allah

Sabat Petang

Untuk Pelajaran Pekan Ini Bacalah: Kejadian 18; Yak. 5: 16; Rm. 8: 34; Ibr. 7: 25; Kej. 19: 1-29; Kej. 12: 1-9.

Ayat Hafalan: “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu  supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi” (Yohanes 13: 34-35).

Sejak awal, Abraham ingin untuk digunakan oleh Allah bagi misi-Nya. Kebenaran ini bisa dilihat, sebagai contohnya, dalam Kejadian 18, ketika Allah memperingatkan kepadanya tentang apa yang akan terjadi terhadap Sodom dan Gomora. “Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi” (Amos 3:7). Dan di dalam cerita Sodom dan Gomora, “hamba-Nya, para nabi” itu adalah Abraham. Abraham sedang beristirahat pada hari yang panas itu ketika dia melihat tiga orang pelancong. “Abraham melihat di dalam diri ketiga orang temannya itu hanyalah tiga orang asing yang keletihan, tidak terlintas dalam pikirannya bahwa di antara mereka ada satu Pribadi yang boleh ia sembah tanpa berbuat dosa”—Ellen G. White, Patriarchs and Prophets, hlm. 138, 139..

Namun demikian, Abraham segera terlibat secara pribadi dalam misi Allah. Keterlibatannya, sebagaimana dinyatakan dalam pasal ini, adalah berdoa untuk menjadi perantara bagi orang-orang yang ada di Sodom dan Gomora. Yaitu, dia ingin melihat, jika mungkin, orang-orang ini bisa diselamatkan terlepas dari kesalahan-kesalahan mereka. Dalam arti tertentu, jika misi bukan tentang hal seperti di atas—lalu tentang apa?

Di sepanjang pasal ini, ada tiga kualitas spiritual yang hebat dari Abraham yang dinyatakan: Keramahtamahan, kasih, dan doa—ini semua adalah kualitas-kualitas yang sangat bisa membantu dalam pekerjaan misi.

*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan pada Sabat, 28 Oktober.

Komentar