Kasih Abraham bagi Semua Orang

Kasih Abraham bagi Semua Orang

Bacalah Kejadian 18: 16-33. Bagaimanakah Abraham menunjukkan kualitas kasihnya yang besar kepada semua orang tanpa membedakan suku, ras, dan orang?

Kualitas kedua dari Abraham yang ditemukan dalam Kejadian 18 adalah kasihnya kepada orang-orang, bahkan kepada orang-orang yang dia tidak kenal secara pribadi. Ini adalah sebuah contoh yang sangat baik bagi masing-masing kita. Orang-orang Sodom dan Gomora adalah pendosa. Sangat jauh dari nilai-nilainya, tetapi hatinya dipenuhi dengan kasih yang penuh bagi setiap orang tanpa membedakan ras, jenis kelamin, bahasa, atau agama.

Allah kemudian menyatakan kepada Abraham keputusannya untuk memusnahkan kota-kota dari Sodom dan Gomora “Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: ‘Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomora dan sesungguhnya sangat berat dosanya’” (Kej. 18: 20).

Dengan kerendahan hati dan rasa hormat, Abraham mengajukan permohonannya kepada Allah, “Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?” (Kej. 18:- 25).

Melalui kasihnya, Abraham berharap bisa menyelamatkan semua orang di kota-kota ini bukan hanya mereka yang benar. Tentu saja, Abraham mengetahui betapa jahat dan fasiknya orang-orang yang tinggal di sana. Siapa yang tahu cerita-cerita apa saja yang telah dia dengar sehubungan dengan orang-orang tersebut dan perbuatan-perbuatan mereka? Dan dari apa yang kita ketahui tentang mereka, sebagaimana yang dinyatakan di pasal berikutnya, dengan kisah kotor Lot dan kerumunan orang di luar rumahnya (lihat Kej. 19: 1-11), mereka ini benar-benar orang jahat.

Tetapi Abraham, karena mengetahui kasih Allah baginya, memohon kepada-Nya untuk kepentingan mereka. Abraham mengetahui bahwa manusia selalu bisa kembali kepada Allah dalam pertobatan. Bagi Abraham, menyelamatkan penduduk kota-kota ini akan memberikan kepada mereka kesempatan untuk bertobat.

Pada akhirnya, Abraham mendasari permohonannya pada apa yang dia tahu secara pribadi tentang kasih Allah bagi umat manusia. Dia sendiri memiliki kasih yang besar kepada orang-orang berdosa, dan dia tahu bahwa selama masih ada kehidupan, masih ada harapan bagi keselamatan.

Mengapa doa pengantaraan itu sangat penting dalam kehidupan doa kita? Bagaimanakah doa untuk orang lain yang membutuhkan pertolongan membantu kita untuk bertumbuh secara rohani dan mengalami lebih banyak lagi realitas dari kasih Allah bagi orang-orang berdosa?

Komentar