ISRAEL KEMBALI KEPADA TUHAN DAN BERGEMBIRA

ISRAEL KEMBALI KEPADA TUHAN DAN BERGEMBIRA

"Juga orang-orang Lewi menyuruh semua orang itu supaya diam dengan kata-kata: Tenanglah! Hati ini adalah kudus. Jangan kamu bersusah hati!' Maka pergilah semua orang itu untuk makan dan minum, untuk membagi-bagi makanan dan berpesta ria, karena mereka mengerti segala firman yang diberitahukan kepada mereka" (Nehemia 8: 12, 13).

Ketika itu adalah hari Raya Pondok Daun. Banyak orang berkumpul di Yerusalem. Pemandangan di sana dalam suasana berkabung. Tembok Yerusalem telah selesai dibangun dan pintu-pintu gerbang sudah dipasang tetapi sebagian besar kota itu masih tetap reruntuhan.

Di atas sebuah mimbar kayu, yang didirikan di atas salah satu jalan raya, dan di setiap sudut dikelilingi dengan peninggalan-peninggalan menyedihkan dari kemuliaan Yehuda yang telah lenyap, berdirilah Ezra, yang kini telah menjadi seorang yang tua Orang-orang Lewi dan imam-imam tertentu bersatu dengan Ezra dalam menerangkan prinsip-prinsip hukum itu.... "Dengan penuh perhatian seluruh umat mendengarkan pembacaan kitab Taurat itu." Mereka mendengarkan, bersungguh-sungguh dan hormat kepada sabda Yang Mahatinggi. Ketika hukum diterangkan, mereka diyakinkan akan kesalahan mereka, dan mereka bersedih oleh sebab pendurhakaan mereka. Tetapi hari ini adalah hari raya, suatu hari bersuka-suka, suatu perhimpunan yang kudus, suatu hari yang Tuhan telah perintahkan kepada bangsa itu supaya bergembira dan bersuka-suka; dan sehubungan dengan hal ini mereka diajak untuk menahan kesedihan mereka dan bersuka-suka oleh sebab rahmat Allah yang besar kepada mereka.

Bagian pertama hari itu dibaktikan untuk upacara agama, dan orang-orang menggunakan waktu yang sisa sambil mengucap syukur dan menghitung-hitung berkat-berkat Allah dan dalam menikmati kelimpahan yang telah disediakan-Nya. Sebagian juga telah dikirim kepada orang-orang miskin, yang tidak menyediakan apa-apa. Terjadi kesukaan besar oleh sebab perkataan hukum itu telah dibaca dan dimengerti—Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 251, 252.

Komentar