Berita Misi 14 Oktober 2023 - Dimiliki untuk Damai

Dimiliki untuk Damai

Nama Salomé berarti kedamaian. Tetapi dia hidup sama sekali tidak damai di negara Kamerun, Afrika Barat. Dia bergumul dengan kerasukan setan.

Semuanya berawal ketika Salomé mendatangi gurunya di sekolah menengah Advent, di ibu kota Kamerun, Yaoundé. Dia mengambil kelas malam dengan harapan lulus dan melanjut ke universitas. Dia adalah siswa terbaik di kelasnya, tetapi dia terus gagal ujian masuk ke universitas. Dia telah gagal empat kali. Jadi, dia meminta bantuan guru Advent. "Aku bisa berdoa untukmu," kata guru itu. Salomé menyukai ide itu.

Tetapi gurunya belum selesai. “Ada satu syarat,” dia katakan. “Kamu harus membawa hidupmu ke dalam keselarasan dengan kehendak Allah.”

Salome setuju. Dia bukan seorang Advent, tetapi dia tidak berpikir bahwa dia perlu mengubah apa pun dalam hidupnya. Dia merasa bahwa sepertinya dia sudah hidup selaras dengan kehendak Allah.

Beberapa waktu kemudian, dia bertemu dengan guru itu untuk berdoa di kantornya. Sementara dia mulai berdoa, dia berteriak. Katakata aneh keluar dari mulutnya saat dia berteriak. Guru itu terus berdoa.

Kemudian Salomé terlempar, seraya menghina guru dan Tuhan. Guru terus berdoa. Ketika Salomé menjadi tenang, dia terkejut mendengar guru menjelaskan perilakunya. Dia tidak ingat apa pun yang telah terjadi. Dia dulu dirasuki roh jahat. “Kamu harus memiliki kehidupan doa,” sang guru katakan. “Jangan berkecil hati. Semuanya akan bekerja sesuai dengan kehendak Allah.” Setelah hari itu, roh jahat muncul setiap kali guru berdoa. Salomé menjerit dan mencemooh Tuhan.

Dia mencengkeram tenggorokannya seolah-olah dia ingin mencekik dirinya sendiri. Kadang-kadang, bau busuk, seperti mayat yang membusuk, memenuhi ruangan. Guru itu senantiasa terus berdoa sampai Salomé kembali normal.

Ketika dia tenang, gurunya juga berbicara tentang Tuhan. Salomé mulai melihat bahwa hidupnya tidak selaras dengan Alkitab. Dia belajar tentang Sabat hari ketujuh.

Dia belajar tentang kejujuran. Dia menyadari bahwa adalah amoral tinggal bersama pacarnya.Dia mulai melakukan perubahan. Dia meninggalkan pacarnya dan pergi ke gereja pada hari Sabat.

Kemudian serangan setan terjadi di rumah. Salomé sakit kepala parah, dan dia menelepon seorang teman Advent untuk bantuan.

Ketika teman menelepon kembali untuk memeriksanya, Salomé tidak menjawab telepon. Teman itu datang ke rumah Salomé untuk melihat apa yang salah. Ketika dia melangkah ke dalam rumah, dia mencium bau mayat yang membusuk. Dia segera berdoa.

Dia tahu bahwa Salomé tidak membutuhkan obat atau rumah sakit. Dia membutuhkan Yesus.

Dia menemukan Salomé tidak bisa bergerak atau berbicara. Dia lumpuh. Teman itu berdoa selama hampir tiga jam sebelum Salomé kembali normal.

Serangan lain terjadi di gereja Advent. Saat roti sedang dibagikan selama perjamuan suci, Salomé jatuh ke lantai dengan tangannya mencengkeram tenggorokannya.

Keributan terjadi ketika beberapa orang melarikan diri dengan kengerian, yang lain berdoa, dan

yang lainnya bernyanyi. Dengan tangannya yang bebas, Salomé mengambil cawan perjamuan yang telah berisi jus anggur dan membantingnya ke lantai.

Dia mencoba memecahkannya sehingga dia bisa memotong dirinya sendiri. Diakon membawa Salomé keluar dari ruangan gereja.

Dengan setiap serangan, Salomé semakin berkembang bertekad untuk membawa hidupnya ke dalam keselarasan dengan kehendak Tuhan.

Dia menyelesaikan pelajaran Alkitab dan memutuskan untuk memberikan hatinya kepada Yesus dalam baptisan.

Roh jahat melakukan serangan terakhir. Sementara Salomé mendekati kolam baptisan di gereja, dia jatuh ke tanah. Kuasa yang tak kelihatan sepertinya mencegahnya masuk kolam.

Pendeta menunggu di dalam air, melihat perjuangan itu dan mengulurkan tangannya untuk membantu. Tetapi Salomé, sekarang di bawah kendali roh jahat, menolak untuk memegang tangan pendeta. Pendeta tidak memperhatikan hal itu dan menariknya ke dalam air. Salomé dengan marah melawan saat pendeta mendorongnya ke bawah air. Dia tahu bahwa itu adalah roh jahat, bukan Salomé, yang menentang pembaptisan.

Ketika Salomé muncul dari air, roh jahat itu pergi. Salomé tersenyum gembira.

Setelah baptisan, roh jahat tidak pernah merasukinya lagi. Tetapi dia mendengar mengejeknya saat dia bersiap untuk mengambil ujian masuk universitas untuk kelima kalinya. Roh jahat  itu mengatakan bahwa dia tidak akan pernah berhasil dan hidupnya adalah sebuah kegagalan. Salomé lulus ujian.

Hari ini, Salomé berusia 31 tahun dan hidup dalam damai. Sebagai seorang diakones gereja, dia juga mengajar di sekolah menengah Advent tempat dia dulu belajar.

Dia memuji Tuhan bahwa dia gagal ujian masuk universitas empat kali. “Tuhan menggunakan kegagalan ujian untuk menuntun saya kepada guru untuk berdoa–dan kemudian menyadari kehadiran roh jahat dalam hidup saya dan untuk menyingkirkannya,” katanya.

Bagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu mengembangkan pendidikan Advent di Kamerun dengan pembukaan sekolah bilingual tempat anak-anak dapat belajar tentang Yesus dalam bahasa Prancis dan Inggris.

Tip Cerita

> Pelajaran minggu ini di Pedoman Pendalaman Alkitab Sekolah Sabat Dewasa menekankan bahwa fokus utama Amanat Agung Yesus dalam Matius 28: 18–20 adalah pemuridan. Tanyakan ke UKSS bagaimana guru Salomé mempraktikkan pemuridan. Jawaban yang memungkinkan: berdoa dengan Salomé, menyemangati dia untuk hidup sesuai dengan kehendak Tuhan, dan mengajarkan kebenaran alkitabiah kepadanya. Diskusikan pertanyaan dari pelajaran, “Bagaimana mandat dari Guru ini  memengaruhi hidup Anda dan melayani orang lain?” (lihat pelajaran hari Senin, 9 Oktober).

> Unduh foto di Facebook bit. ly/ fb-mq.

> Unduh Postingan Misi dan Fakta Singkat  dari Divisi Afrika Barat-Tengah: bit.ly/wad-2023.

> Kisah misi ini mengilustrasikan tujuan rencana strategis Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh “I Will Go”: Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 5, “Memuridkan individu dan keluarga ke dalam kehidupan yang dipenuhi Roh.” Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web: IWillGo 2020.org.

Pos Misi 

> Enam orang pribumi pertama bertobat masuk ke iman Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Kamerun dibaptis April 1929. Mereka adalah Ndi Daniel, Medjo Endangte Josué, dan Antoine Mfoumi, beserta ketiga istri mereka.

Komentar