NYANYIKANLAH LAGU KEMENANGAN
"Lalu Miryam, nabiah itu, saudara perempuan Harun, mengambil rebana di tangannya, dan tampillah semua perempuan mengikutinya memukul rebana serta menari-nari. Dan menyanyilah Miryam memimpin mereka: 'Menyanyilah bagi TUHAN, sebab Ia tinggi luhur; kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut'" (Keluaran 15: 20, 21).
Dari mara bahaya yang paling mengerikan, dalam waktu satu malam saja telah berubah menjadi satu kelepasan yang sempurna. Orang banyak yang tidak berdaya itu-budak-budak yang tidak biasa berperang, kaum wanita, anak-anak, ternak dengan lautan yang terbentang di hadapan mereka, dan bala tentara Mesir yang hebat mendesak dari belakang-telah melihat jalan mereka terbuka melintasi air laut, dan musuh mereka telah dihancurkan pada saat-saat mereka harap dengan segera akan beroleh kemenangan. Hanya Tuhan saja yang telah memberikan kelepasan kepada mereka, dan kepada-Nya hati mereka telah terangkat dengan rasa syukur dan penuh iman. Perasaan mereka itu telah tercetus dalam satu nyanyian puji-pujian. Roh Allah turun ke atas Musa, dan ia telah memimpin orang banyak dalam satu nyanyian terima kasih dalam satu suasana kemenangan, satu nyanyian yang paling tua dan paling mulia yang diketahui oleh manusia ....
Seperti suara air yang bergemuruh, nyanyian yang mulia itu terangkat naik dari segenap bangsa Israel yang besar itu. Nyanyian ini dinyanyikan oleh kaum wanita Israel, dan Miryam, saudara Musa itu, berjalan di depan sementara mereka itu mengiringinya sambil menabuh rebana dan menari. Jauh di atas padang pasir dan laut itu menggema lagu yang penuh dengan kegembiraan, dan gunung-gunung memantulkan kata-kata pujian mereka itu: "Menyanyilah bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur"....
Nyanyian itu bukanlah milik orang Yahudi saja. Itu menunjuk ke depan kepada kebinasaan segala musuh kebenaran dan kemenangan terakhir dari bangsa Israel milik Allah—Alfa dan Omega, jld. 1, hlm. 332-334.
Komentar
Posting Komentar