Misi Allah bagi Kita: Bagian 1
Sabat Petang
Untuk Pelajaran Pekan Ini Bacalah; Kej. 3: 9-15; Kej. 28: 15; Kel. 29: 43, 45; Mat. 1: 18-23; Yoh. 1: 14-18; Yoh. 3: 16; Yoh. 14: 1-3.
Ayat Hafalan; “Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: ‘Di manakah engkau?’” (Kejadian 3: 9).
Asal mula dan tujuan dari misi ada di dalam Allah saja. Misi ini tidaklah dimulai dari panggilan kepada Abram (Kej. 12: 1-4) atau peristiwa.
Keluaran (Kel. 12: 31-42). Hal ini bahkan tidak dimulai ketika Yesus berada di dunia ini (Mat. 1: 18-25), atau dengan perjalanan misionaris Paulus (Kis. 13: 4-14: 26). Misi ini dimulai dari Allah sendiri, ketika Dia menciptakan alam semesta ini dan kemudian menciptakan manusia (Kej. 1: 26, 27).
Dalam Kitab Suci, kita melihat Allah yang dengan sengaja menjangkau dan ingin bersama dengan anak-anak-Nya. Dari mulanya, Dia membangun sebuah hubungan dengan Adam dan Hawa. Bahkan sesudah dunia jatuh ke dalam dosa, Dia tetap melanjutkan misi-Nya, tetapi sekarang misi-Nya itu adalah untuk membangun kembali hubungan-Nya dengan manusia. Pada akhirnya, misi Allah akan diselesaikan (Wahyu 21-22), dan atas dasar itu kita harus termotivasi dalam pekerjaan menyampaikan Injil kekal itu kepada dunia (Why. 14: 6, 7).
Oleh karena itu, landasan dari setiap usaha misi, haruslah berpusat pada hubungan dengan Pencipta dan haruslah dengan pengertian yang benar tentang sifat dan karakter dari misi itu sendiri. Tetapi sebelum kita memahami misi Allah ini, penting bagi kita untuk lebih memahami Allah yang memiliki misi.
*Pelajari pelajaran pekan ini untuk persiapan pada Sabat, 7 Oktober.
Komentar
Posting Komentar