Mempraktikan Doa untuk Medan Perang
Dalam mengakhiri nasihat pertempurannya, Paulus mendesak orang percaya sebagai prajurit untuk ikut serta dalam doa yang penting dan berkelanjutan “untuk semua orang kudus” (Ef. 6:18) dan untuk dirinya sendiri sebagai utusan yang dipenjarakan (Ef. 6: 19, 20). Panggilan untuk berdoa ini dapat dilihat sebagai lanjutan dari gambaran militer, karena memanggil Tuhan (atau kepada para dewa) dalam doa adalah praktik umum di medan perang kuno. Untuk contoh alkitabiah: setelah desakan Yahaziel, Yosafat memimpin “Seluruh Yehuda dan penduduk Yerusalem pun sujud di hadapan TUHAN dan menyembah kepada-Nya” (2 Taw. 20: 18). Sementara doa bukanlah bagian ketujuh dari baju besi, itu adalah bagian integral dari nasihat pertempuran dan kiasan militer Paulus.
Dalam dua permintaan doa yang pertama, Paulus meminta para penerima untuk berperan serta dalam doa yang sungguh-sungguh, mendesak, dan gigih “untuk semua orang kudus” (Ef. 6:18). Jika gereja ingin berhasil dalam pertempurannya melawan kuasa kejahatan, gereja perlu mempraktikkan ketergantungan kepada Allah melalui doa yang diilhami Roh Kudus.
Permintaan doa Paulus yang kedua adalah untuk dirinya sendiri: “juga untuk aku” (Ef. 6: 19). Dia meminta dalam doa agar Allah dapat memberinya amanat yang benar (“supaya kepadaku ... dikaruniakan perkataan yang benar”), pada waktu yang tepat (“membuka mulutku”), disampaikan dengan cara yang benar (“dengan keberanian aku memberitakan”), dan membahas tema yang paling penting, “rahasia Injil” (Ef. 6: 19). Ungkapan terakhir ini merujuk pada apa yang dapat kita sebut “rahasia terbuka" dari campur tangan Allah di dalam Kristus untuk menebus orang bukan Yahudi bersama dengan orang Yahudi (baca Efesus 3: 1-13), menciptakan “satu manusia baru” (Ef. 2: 15, baca juga Ef. 2: 11-22) sebagai tanda dari rencana yang menyeluruh “untuk mempersatukan ... segala sesuatu” di dalam Kristus (Ef. 1: 10).
Pelajarilah “panggilan untuk berdoa” dalam Perjanjian Baru. Manakah yang paling menginspirasi Anda? Mengapa? Luk. 18: 1-8; Flp. 4: 6; Kol.4: 2; 1 Tes. 5: 16-18.
Mengapa orang percaya begitu sering diimbau untuk berperan serta dalam doa yang sungguh-sungguh dan gigih? Kiasan militer Paulus mengemukakan dua jawaban: (1) ancaman pertempuran rohani melawan berbagai musuh supranatural adalah mengerikan dan nyata; (2) janji-janji Allah akan kekuatan rohani dan kemenangan diilustrasikan melalui gambaran militer Paulus (Ef. 6: 10-17). Doa yang sungguh-sungguh dan tekun memberikan kesempatan bagi kita untuk mendengarkan dengan saksama janji-janji ini, untuk memahaminya, dan untuk berterima kasih kepada Tuhan atas sumber daya kasih karunia-Nya.
Komentar
Posting Komentar