Kita Adalah Penerima dan Pemberi Kasih Karunia
Sewaktu Anda membaca Efesus 5, renungkanlah bagaimana Paulus meminta kita untuk menghidupkan Injil di dalam hubungan kita dengan orang lain. Manakah dari nasihatnya yang sangat berarti bagi Anda?
Jika Anda membaca Efesus 5 pada bagian awal, Anda mungkin kehilangan kekuatan penuh dari tema penting. Jadi mulailah dengan Efesus 4: 32, di mana Paulus mengatakan kepada orang-orang Efesus untuk “ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni.”
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk memberikan contoh dari perilaku kita terhadap orang lain tentang pengampunan dan kasih karunia Allah terhadap kita. Kita harus meniru Tuhan! (Bandingkan Mat. 5: 43-48).
Paulus membandingkan gaya hidup meniru kasih Allah ini dengan gaya hidup orang-orang kafir. Alih-alih menghargai orang lain sebagai saudara laki-laki atau perempuan dalam keluarga Allah, manusia terlalu sering menggunakan orang lain untuk kesenangan seksual mereka sendiri dan kemudian bermegah diri atas hal itu (Ef. 5: 3, 4). Dia memperingatkan bahwa pendekatan seperti itu tidak mempunyai masa depan di dunia baru yang sedang Allah rencanakan (Ef. 5:5-7).
Sebaliknya, orang percaya harus berpaling dari kegelapan masa lalu mereka dan “hidup seperti anak-anak terang” (Ef. 5: 8-10), meniru kasih Bapa. Sekali lagi, Paulus memperingatkan kita menjauh dari “perbuatan-perbuatan kegelapan” yang dilakukan “di tempat-tempat yang tersembunyi” (Ef. 5: 11, 12). Sebaliknya, kita harus hidup dalam terang Kristus (Ef. 5: 13, 14). Alih-alih menyia-nyiakan hidup kita dalam kemabukan, kita akan “menebus waktu” dengan mengucapkan terima kasih kepada Allah atas kasih-Nya (lihat Ef. 5: 15-21).
Paulus memperluas temanya tentang meniru kasih Allah saat ia menasihati suami dan istri Kristen. Kasih Kristus yang mengorbankan diri bagi gereja menjadi teladan bagi suami-suami Kristen (Ef. 5: 25-33), sementara kesetiaan gereja kepada Kristus menjadi teladan bagi istri-istri Kristen (Ef. 5: 22-24). Dari pada menggunakan karunia seksualitas manusia dengan cara yang tidak sopan dan egois, suami dan istri Kristen berfokus untuk saling menghargai satu sama lain, menjadi “satu daging” (Ef. 5: 28-33).
“Jadilah peniru Allah seperti anak-anak yang kekasih” (Ef. 5: 1). Dengan kasih karunia Allah, Anda dipanggil hari ini untuk menghidupkan nasihat itu dalam hubungan Anda dengan orang lain.
Bagaimanakah Efesus 5: 2, yang memberi tahu kita untuk “berjalan dalam kasih,” membantu kita memahami apa yang Paulus maksudkan dalam Efesus 5: 1 tentang menjadi “penurut-penurut .Allah”?
Komentar
Posting Komentar