Kesatuan Iman
Dalam Efesus 4, Paulus meminta orang percaya untuk berhenti melakukan beberapa hal dan memastikan untuk melakukan hal lain. Apa sajakah itu?
Efesus 4 dimulai dan diakhiri dengan seruan untuk saling peduli sebagai anggota gereja (Ef. 4: 1-3, 32). Di antara undangan-undangan ini, Paulus memberikan dukungan kuat untuk gagasan bahwa kita harus memelihara persatuan dalam gereja. Dia mulai dengan memberikan tujuh daftar “satu”: Ada satu tubuh, satu Roh, satu harapan, satu Tuhan (Yesus Kristus), satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa (Ef. 4: 4-6). Kita terikat bersama oleh kenyataan rohani ini. Kita, pada kenyataannya, bersatu.
Sementara persatuan adalah kepastian teologis, itu membutuhkan kerja keras kita. Jadi kita harus selalu “berusaha untuk memelihara kesatuan Roh” (Ef. 4: 3). Salah satu cara kita masing-masing dapat melakukannya adalah dengan menjadi “bagian” aktif dari tubuh Kristus (Ef. 4: 7-16). Setiap anggota adalah bagian tubuh yang berbakat dan harus berkontribusi pada kesehatannya (Ef. 4: 7, 16). Dan semua harus mendapat manfaat dari pekerjaan para rasul, nabi, penginjil, pendeta, dan guru (Ef. 4: 11, 12). Ini, seperti ligamen dan tendon, memiliki fungsi pemersatu, membantu kita tumbuh bersama di dalam Kristus yang adalah Kepala tubuh (Ef. 4: 13, 15).
Pada saat itu, Paulus juga memberi tahu mereka bahwa “kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan” (Ef. 4: 14), kata-kata yang dengan jelas menunjukkan bahwa gereja mula-mula menghadapi beberapa pergumulan dari dalam dari “permainan palsu manusia.”
Ketika Paulus beranjak menuju seruan terakhirnya, untuk “ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni” (Ef. 4: 32, NKJV), ia meminta orang percaya untuk menghindari kedegilan hati' mereka sebelumnya (Ef. 4:17-24) dan untuk menghindari kemarahan dan ucapan kasar, menggantikan bahasa yang membangun dan memberikan kasih karunia (Ef. 4: 25-31).
Pasal tentang persatuan ini cukup mudah dibaca ketika segala sesuatunya damai. Adalah lebih menantang—dan penting—untuk membacanya ketika kita terlibat dalam beberapa konflik. Apakah Anda ingat hari ini untuk mengalami kesatuan tubuh Kristus, kesatuan yang untuknya Dia mati?
Dengan cara apakah kita dapat berkontribusi pada kesatuan gereja kita, baik di tingkat lokal maupun di seluruh dunia? Mengapa penting bagi kita untuk melakukan apa yang kita bisa?
Komentar
Posting Komentar