KARENA RAHMAT-NYA TETAP SELAMANYA


KARENA RAHMAT-NYA TETAP SELAMANYA

"Tetapi banyak di antara para imam, orang-orang Lewi dan kepala-kepala kaum keluarga, orang tua-tua yang pernah melihat rumah yang dahulu, menangis dengan suara nyaring, ketika perletakan dasar rumah ini dilakukan di depan mata mereka, sedang banyak orang bersorak-sorai dengan suara nyaring karena kegirangan" (Ezra 3: 12).

Pembuatan mazbah untuk persembahan-persembahan bakaran setiap hari sangat menggembirakan umat sisa yang setia itu. Dengan hati yang bersungguh-sungguh mereka memasuki persiapan-persiapan yang penting untuk membangun kembali Bait Suci itu, sambil menunjukkan keberanian ketika persiapan-persiapan ini bertambah maju dari bulan ke bulan ....

Dengan pengharapan yang menggembirakan mereka memandang ke depan kepada saat bilamana Bait Suci itu sudah dibangun kembali, mereka akan dapat memandang kemuliaan-Nya yang bercahaya dari dalam .... Segera pekerjaan dilanjutkan sampai kepada titik di mana landasan batu harus diletakkan. Hal ini dilakukan di depan beribu-ribu orang yang berhimpun untuk menyaksikan kemajuan pekerjaan itu dan untuk menunjukkan kesukaan mereka dalam mengambil bagian dalam pekerjaan itu. Sementara batu penjuru diletakkan di tempatnya, orang banyak itu, disertai dengan nafiri para imam dan ceracap bani Asaf, "secara berbalas-balasan mereka menyanyikan bagi TUHAN nyanyian pujian dan syukur; Sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya kepada Israel!"—Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 163, 194.

Komentar