Berita Misi 2 September 2023 - Tidak Ada Jalan Keluar

Tidak Ada Jalan Keluar

Olahraga adalah hasrat Baiba. Dia memberikan segalanya untuk olahraga. Dia sangat suka bermain bola basket, dan dia menyukai pelatihnya. Setiap kali dia berpartisipasi dalam pertandingan, dia memberikan apa saja dengan harapan menang.

Namun ketika Baiba bersiap untuk pembaptisan, dia menyadari bahwa dia harus berhenti bermain bola basket. Banyak pertandingan dijadwalkan pada hari Sabat, dan dia ingin memuliakan Tuhan dengan memelihara hari Sabat.

Gadis berusia 16 tahun itu menghadapi tugas berat di negara asalnya, Latvia. Olahraga telah menjadi hidupnya.

Sekarang dia perlu menyampaikan berita itu kepada para pelatihnya. Ancamannya akan menyakitkan. Para pelatih sudah seperti orang tua baginya, dan mereka telah menginvestasikan banyak energi untuk melatihnya.

Dia juga harus memberi tahu rekan satu timnya. Dia bukan hanya bagian dari tim bola basket tetapi juga kapten tim. Dia mengerti bahwa tanpa partisipasinya, tim akan menghadapi tantangan besar di lapangan basket.

Baiba berdoa, "Tuhan, bagaimana saya akan memberitahukan kepada mereka?"

Sepertinya tidak ada jalan keluar. Gadis remaja itu memutuskan untuk bermain dalam satu pertandingan terakhir pada hari Sabat.
Di babak pertama pertandingan, Baiba mendapati dirinya sendirian di ruang ganti.

Hati nuraninya mengganggunya, dan dia berlutut. "Tuhan, tolong lakukan sesuatu," doanya. "Saya tidak ingin bermain basket lagi pada hari Sabat. Saya ingin mengikut Engkau. Tetapi saya tidak tahu bagaimana memberitahukan kepada pelatih saya. Itu akan sangat menyakitkan bagi mereka. Tetapi saya berjanji kepada-Mu bahwa ini akan menjadi pertandingan Sabat terakhir saya."
Sepertinya tidak ada jalan keluar.

Setelah berdoa, Baiba merasa tidak enak badan.

Para pelatih memeriksanya dan menemukan bahwa tekanan darahnya sangat tinggi yaitu 200. Baiba dirawat di rumah sakit.

Setelah menjalankan serangkaian tes, seorang dokter datang kepada Baiba dengan berita mengejutkan. "Kamu dilahirkan dengan hanya satu ginjal," katanya. "Kamu tidak bisa bermain basket lagi."
Baiba tidak bisa memercayai telinganya.

Tuhan telah menyediakan jalan keluar. Dia tidak senang hanya memiliki satu ginjal. Tetapi sekarang dia bisa dengan mudah menjelaskan kepada pelatih dan rekan satu timnya mengapa dia harus berhenti bermain basket.

Dia menyampaikan kabar tersebut kepada pelatih dan rekan satu timnya. Mereka bersimpati. Mereka mengerti.

Baiba senang Tuhan telah memberikan jalan keluar, tetapi dia merasa sedih mengucapkan selamat tinggal pada olahraga.
Olahraga telah menjadi seluruh hidupnya.

Tips Cerita
> Ucapkan Baiba sebagai: BYE- ; ba. 
> Unduh foto di Facebook: bit.ly/fb-mq
> Unduh Postingan Misi dan Fakta Singkat dari DivisiTrans-Eropa: bit.ly/TED-2023.
> Kisah misi ini menggambarkan tujuan berikut dari rencana strategis Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh 'I WillGo": Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 5, "Untuk memuridkan individu dan keluarga ke dalam kehidupan yang dipenuhi Roh"; Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 1 6, "U ntuk m eningkatkan ; aksesi, retensi, reklamasi, dan partisipasi anak-anak, remaja, dan orang muda dewasa"dan Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 7, "Untuk membantu kaum muda dan orang muda dewasa menempatkan Allah sebagai yang utama dan memberikan contoh pandangan dunia yang  alkitabiah." Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web: IWillGo2020.org.

Pos Misi

> Pekerjaan di Latvia dimulai pada pertengahan 1890-an ketika Gerhard Perk dan beberapa kolportir memasuki beberapa kota Baltik. Pada tahun 1895, Perk memulai penginjilan di Riga, ibu kota Latvia, dan pada tanggal 14 Mei 1896, L.

R. Conradi mengorganisasikan satu gereja dengan 12 orang anggota dr sana.

> Pertumbuhan pesat gereja di Latvia pada sepertiga pertama abad ke-20 adalah hasil dari partisipasi anggota awam yang aktif dalam penginjilan.

Dalam masyarakat di mana tidak ada pendeta tetap, satu penatua gereja memenangkan total 37 orang yang bertobat.

> Pada tahun 1930-an, seorang penginjil mengorganisasikan kelas Alkitab khusus remaja, paduan suara masyarakat, dan orkestra di Latvia. Setelah empat tahun pelatihan, orang muda berpartisipasi dalam kampanye penginjilan di negeri itu . Mereka mengelilingi negara itu, menyediakan musik untuk , pelayanan penginjilan dan pada saat yang sama, memberikan konser publik yang menyediakan lebih dari cukup dana untuk biaya perjalanan itu.

Komentar