TIDAK AKAN ADA LAGI LAKNAT

 



TIDAK AKAN ADA LAGI LAKNAT

"Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya' (Wahyu 22: 3).

Pertikaian besar telah berakhir. Dosa dan orang-orang berdosa tidak ada lagi. Seluruh alam semesta sudah bersih. Suatu denyut keharmonisan dan kesukaan berdetak di seluruh alam kejadian. Dari Dia yang menciptakan semuanya, mengalir kehidupan dan terang dan kesukaan ke seluruh jagad raya yang tidak ada batasnya ini. Dari atom yang paling kecil sampai kepada dunia yang paling besar, segala sesuatu, yang bergerak atau yang tidak bergerak, dalam keindahan yang tak terselubung dan kesukaan yang sempurna menyatakan bahwa Allah itu kasih adanya—Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 716.

Suara Anak Allah kedengaran memanggil orang-orang saleh yang sedang tidur, dan ketika nabi itu memandang mereka keluar dari dalam penjara kematian, ia berseru, "Ya Tuhan, orang-orang-Mu yang mati akan hidup pula .... Hai orang-orang yang sudah dikubur di dalam tanah bangkitlah dan bersorak-sorai! Sebab embun Tuhan ialah embun terang, dan bumi akan melahirkan arwah kembali."

"Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, Dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.

Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa,

Dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai."

Di dalam khayal-khayal nabi itu, mereka yang telah beroleh kemenangan atas dosa dan kubur kini kelihatan berbahagia di hadirat Khalik mereka, bebas bercakap-cakap dengan Dia sebagaimana manusia bercakap-cakap dengan Allah pada mulanya—Alfa dan Omega, jld. 4, hlm. 312.

Sama sekali bahasa terlalu lemah untuk melukiskan keadaan surga. Ketika pemandangan itu terangkat di hadapan saya, maka saya tenggelam dalam kekaguman. Tertawan dengan keindahan dan kemuliaan yang luar biasa kesempurnaannya, saya meletakkan pena saya dan berseru, "Ya, kasih yang indah! Sesungguhnya kasih yang ajaib!" Bahasa yang paling tinggi sekalipun tidak dapat melukiskan kemuliaan surga atau dalamnya kasih Juruselamat yang tiada taranya itu!"—Tulisan-Tulisan Permulaan, hlm. 408


Komentar