KEDIAMAN ALLAH ADALAH RUMAH UMAT TEBUSAN

KEDIAMAN ALLAH ADALAH RUMAH UMAT TEBUSAN

"Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu. Dan apabila Aku telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku berada, kamu pun berada' (Yohanes 14:1-3).

Di hadapan umat tebusan tampaklah kota suci itu. Yesus membuka lebar-lebar pintu-pintu gerbang mutiaranya dan bangsa-bangsa yang telah memelihara kebenaran masuk ke dalamnya. Di sana mereka memandang Firdaus Allah, tempat kediaman Adam sebelum ia berdosa. Kemudian suara itu, yang lebih merdu dari musik mana pun yang pernah didengar telinga fana, terdengar berkata, "Perjuanganmu telah berakhir." "Marilah, hai kamu yang diberkati Bapa-Ku, warisilah kerajaan yang disediakan bagimu sejak dunia dijadikan"—Alfa dan Omega, jld. 8, hlm. 681, 682.

Kemudian saya melihat malaikat-malaikat yang tidak terhitung banyaknya membawa mahkota kemuliaan dari kota itu—sebuah mahkota untuk setiap orang kudus, dengan namanya yang tertulis di atasnya. Ketika Yesus meminta mahkota-mahkota itu, malaikat-malaikat mempersembahkannya kepada-Nya, dan dengan tangan kanan-Nya sendiri, Yesus yang indah itu memakaikan mahkota-mahkota itu ke atas kepala orang-orang kudus. Dengan cara yang sama malaikat-malaikat membawa kecapi, dan Yesus menyerahkan kecapi-kecapi itu juga kepada orang-orang kudus. Malaikat-malaikat pemimpin mula-mula membunyikan nadanya, kemudian setiap suara mengangkat pujian dan syukur yang berbahagia, dan setiap tangan dengan cekatan memetik tali-tali kecapi, yang mengeluarkan bunyi musik yang paling merdu tiada taranya. Kemudian saya melihat Yesus memimpin rombongan yang ditebus itu ke pintu gerbang kota itu. la memegang gerbang itu dan mendorongnya di atas engselnya yang berkilau-kilauan lalu menyuruh bangsa-bangsa yang telah memelihara kebenaran supaya masuk ke dalam. Kemuliaan luar biasa yang mereka lihat di mana-mana— Tulisan-Tulisan Permulaan, hlm. 411, 412.


Komentar