MALAIKAT MENGHUBUNGKAN KITA DENGAN SURGA

"Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang dari anak-anak kecil ini. Karena Aku berkata kepadamu: Ada malaikat mereka di surga yang selalu memandang wajah Bapa-Ku yang di surga' (Matius 18:10).

Engkau, orang Farisi, kata Kristus, menganggap dirimu sebagai orang-orang kesayangan surga. Engkau mengira bahwa dirimu sudah aman dalam kebenaranmu sendiri. Kalau begitu, ketahuilah, jika kamu tidak memerlukan pertobatan, tugas-Ku bukanlah kepadamu. Jiwa-jiwa yang miskin ini yang merasakan kemiskinannya dan penuh dosa, Aku datang untuk melepaskan mereka itu. Malaikat surga tertarik kepada jiwa-jiwa yang terhilang yang kamu remehkan. Kamu bersungut dan mengejek bila salah satu dari jiwa-jiwa itu menggabungkan dirinya kepada-Ku; tetapi ketahuilah bahwa malaikat-malaikat bersukacita dan nyanyian kemenangan menderu di seluruh takhta di atas—Seri Membina Keluarga, jld. 5, hlm. 139,140.

Malaikat-malaikat memandang dengan perhatian yang penuh untuk melihat bagaimana manusia memperlakukan sesamanya. Bila mereka melihat suatu simpati menyerupai simpati Kristus yang ditunjukkan bagi orang yang berdosa, mereka datang ke sisinya, dan mengingatkan kata-kata yang berbicara sama seperti Roti Hidup kepada jiwa itu—Seri Membina Keluarga, jld. 5, hlm. 107.

Jika domba yang terhilang itu tidak dibawa kembali ke kandang, ia tersesat sampai binasa. Dan banyak jiwa semakin menurun menuju kebinasaan yang ingin agar satu tangan diulurkan untuk menyelamatkan mereka. Orang-orang yang berdosa ini boleh tampak keras kepala dan tidak peduli; tetapi jika mereka telah memperoleh manfaat yang sama yang diterima orang lain, mereka dapat menunjukkan jiwa yang lebih anggun dan mempunyai talenta yang lebih besar dan lebih berguna. Malaikat-malaikat menaruh kasihan terhadap musafir ini. Malaikat meratap, sedang mata manusia kering dan hatinya tertutup untuk merasa kasihan—Seri Membina Keluarga, jld. 5, hlm. 141.

Di dalam kota itu keadaannya sangat tertib dan harmonis. Semua malaikat yang disuruh mengunjungi bumi memegang suatu kartu emas, yang mereka serahkan kepada malaikat-malaikat yang berada serta yang masuk dan keluar di pintu-pintu gerbang kota itu— Tulisan-Tulisan Permulaan, hlm. 78.


Komentar