DIA TIDAK AKAN GAGAL
"Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya' (Yesaya 42: 4).
Kristus mengetahui semua yang disalahartikan dan disalahgambarkan oleh manusia. Anak-anak-Nya sanggup menunggu dengan kesabaran dan keyakinan yang tenang betapa dihina dan dianggap rendah pun mereka itu, karena tidak ada rahasia yang tidak akan dinyatakan, dan mereka yang menghormati Allah akan dihormati oleh-Nya di hadapan manusia dan malaikat-malaikat.... Habel, orang Kristen pertama dari anak-anak Adam, mati syahid. Henokh berjalan dengan Allah, dan dunia tidak mengenalnya. Nuh diejek sebagai seorang fanatik dan seorang yang membuat gelisah .... "Orang-orang lain membiarkan dirinya disiksa, dan tidak mau menerima pembebasan; supaya mereka beroleh kebangkitan yang lebih baik." Pada setiap zaman para utusan pilihan Allah telah dicela dan dianiaya, namun lewat penderitaan mereka pengetahuan akan Allah telah disebarluaskan. Setiap murid Kristus harus terjun ke dalam barisan itu dan melaksanakan pekerjaan yang sama, karena ia tahu bahwa musuhnya tak dapat berbuat apa-apa menentang kebenaran, tetapi justru untuk kebenaran. Allah bermaksud supaya kebenaran dinyatakan dan menjadi pokok ujian dan diskusi, bahkan melalui hinaan yang diberikan kepada kebenaran itu. Pikiran orang harus digerakkan, setiap pertentangan, setiap celaan, setiap upaya untuk membatasi kebebasan hati nurani, adalah alat Allah untuk membangunkan pikiran yang tanpa itu bisa tertidur—Khotbah di Atas Bukit, hlm. 42, 43.
Kristus tidak akan pernah meninggalkan jiwa yang untuknya Dia telah mati. Orang bisa meninggalkan-Nya dan dijejali dengan pencobaan, tetapi Kristus tidak pernah dapat meninggalkan orang yang untuknya Dia telah membayar tebusan dari hidup-Nya sendiri. Sekiranya pandangan rohani kita dibangunkan .... Kita akan melihat malaikat-malaikat terbang cepat untuk menolong orang-orang yang dicobai ini, bagaikan orang di tepi sebuah tebing curam—Khotbah di Atas Bukit, hlm. 134.
Komentar
Posting Komentar