Berita Mission Sabat 12 I 18 Juni | Angola Manuel Salvador Tunda, 19 Tahun - Diusir Keluar

Diusir Keluar

Keluarga saya membesarkan saya di sebuah gereja injili di Angola, dan saya dibaptis dengan dipercik air pada usia 14 tahun. Tetapi saya tidak merasa puas dengan pengetahuan saya tentang Tuhan. Sepertinya ada sesuatu yang salah. Saya menjadi penasaran mengenai Sabat yang benar dan berulang kali bertanya pada diri sendiri, “Mengapa orang-orang Advent memelihara hari ketujuh dan gereja Protestan lainnya memelihara hari pertama sebagai hari Sabat?” Pertanyaan itu tidak kunjung hilang dari benak saya, dan akhir-nya saya meminta jawaban dari beberapa pemimpin gereja saya. “Mengapa orang Advent ke gereja pada hari Sabtu, tetapi kita pada hari Minggu?” Saya bertanya. 

Para pemimpin gereja membicarakan tentang perayaan kebangkitan Yesus dari kematian pada hari Minggu. Tetapi tidak seorang pun dari mereka bisa menunjukkan kepada saya sebuah ayat di dalam Alkitab yang mengatakan bahwa Yesus telah mengubah hari perbaktian dari hari Sabtu ke hari Minggu. Penjelasan dari para pemimpin gereja tidak membuat saya puas. Saya mulai menonton televisi Hope Channel. Pembawa acara di saluran tersebut membahas tentang Sabat hari-ketujuh yang diabadikan dalam Sepuluh Hukum. Saya mendapati bahwa Tuhan mengasingkan Sabat hari ketujuh sebagai hari yang suci sejak penciptaan dunia, dan bahwa Yesus menguduskan Sabat hari ketujuh saat Dia tinggal di bumi. Pertanyaan saya mengenai hari Sabat telah terjawab. Saya sekarang mengerti mengapa orang Advent berbakti pada hari ketujuh, dan saya memutuskan untuk memelihara hari yang benar. Dua tahun setelah saya dibaptis dengan dipercik, saya memutuskan bahwa saya ingin dibaptis dengan cara diselamkan, sama seperti Yesus. 

Saya ingin bergabung dengan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Ayah saya sangat marah ketika saya memberi tahu dia. Dia mengusir saya dari rumah, dan saya harus tinggal bersama saudara perempuannya, tante saya. Meskipun saya tidak lagi tinggal bersama orang tua saya, tekanan itu masih terus bertambah. Keluarga saya mengancam akan memukul saya dan saya tidak tahu lagi akan tinggal di mana. Namun saya tetap pergi ke gereja pada hari Sabat dan menolak melepaskan keinginan untuk dibaptis. Pendeta dari gereja saya sebelumnya menghubungi ayah dan mereka membujuk saya pindah ke rumah pendeta. Pendeta berniat untuk meyakinkan saya agar kembali ke gerejanya. 

Dia berbicara dan memohon kepada saya selama tiga minggu. Tetapi dia tidak dapat menunjukkan kepada saya satu ayat pun dalam Alkitab yang mengatakan bahwa Tuhan telah mengubah Sabat ke hari pertama dalam minggu. Akhirnya, dia meminta saya untuk pergi dari rumahnya. Sepertinya keadaan saya tidak menjadi lebih buruk. Malah, keadaan mulai membaik. Pada saat saya membaca Akitab setiap hari, saya menjadi lebih banyak mengetahui tentang Tuhan dan kasih-Nya. Saya belajar mengenai Ellen White dan mulai membaca buku-bukunya. 

Puji Tuhan, saya dibaptis dengan diselamkan di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Yerusalem Baru di Luanda, Angola, pada tahun 2021. Saya bersyukur kepada Tuhan atas kesulitan yang saya alami. Semua pergumulan itu telah membuat saya menjadi pejuang yang lebih tangguh bagi Juruselamat dan memperkuat kepercayaan saya pada kuasa Yesus Kristus yang luar biasa. Luka-luka saya telah sembuh, dan hanya bekas luka yang tersisa. Saya bahagia di dalam Tuhan. Mari bergabung dengan saya dalam doa agar Tuhan dapat menjangkau hati orang-orang yang saya sayangi sehingga kami dapat sekali lagi berbakti bersama sebagai keluarga yang bersatu. 

Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu membuka sekolah Advent Hari Ketujuh di kota asal Manuel di Luanda, Angola, sehingga banyak anak dapat mendengar jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mendalam mereka tentang Yesus. Terima kasih telah merencanakan persembahan yang berlimpah. 

Oleh Manuel Salvador Tunda, sebagaimana diceritakan kepada Paulo Marcial Pinto, pendeta Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Yerusalem Baru.

Komentar