Berita Mission Sabat 7 | 14 Mei | Botswana Bessie Lechina, 35 Tahun - Pesta atau Tuhan


 

Pesta atau Tuhan

Bessie tidak mengerti mengapa gereja Masehi Advent Hari Ketujuh tampaknya selalu tutup setiap kali dia berjalan melewati gereja itu pada hari Minggu, saat mencari tempat baru untuk beribadah. Merasa penasaran, dia akhirnya berhenti dan bertanya pada gadis remaja yang berdiri di halaman sebuah rumah di samping gereja itu di pusat Botswana. “Kapan gereja ini buka?” dia bertanya. “Apakah gereja ini selalu terkunci?” “Gereja ini gereja Advent,” kata gadis itu. “Tetapi aku tidak yakin kalau kamu sanggup beribadah di situ. Menjadi seorang Advent itu sulit.” “Apa maksudmu?” kata Besie. Gadis itu menjelaskan bahwa yang beribadah di gereja itu tidak pergi berpesta atau memakai perhiasan. “Dan mereka ke gereja pada hari Sabtu,” dia menambahkan. Di Botswana, hari Sabtu adalah hari di mana orang-orang muda pergi berpesta. Bessie tidak dapat membayangkan dirinya tidak lagi berpesta dan membuang semua antingnya. “Saya tidak bisa beribadah di gereja ini!” dia berkata. Bessie dibesarkan dalam keluarga non-Kristen dan hanya mengetahui sedikit tentang Tuhan. Walaupun demikian, dia memutuskan bahwa selama liburan panjang yaitu waktu setelah kelulusan sekolah menengah hingga nantinya mulai berkuliah di universitas, dia ingin menjadi seorang Kristen. Dia mengunjungi sejumlah gereja dan di saat itulah dia menyadari bahwa gereja Advent selalu tutup pada hari Minggu. Pada musim gugur, Bessie pindah ke Ibu Kota Botswana, Gaborone, untuk berkuliah. Dia segera menyadari bahwa teman sekamarnya, Solofelang, selalu pergi ke gereja setiap hari Rabu, Jumat, dan Sabtu, tetapi dia tidak terlalu peduli. Dia justru pergi berpesta pada hari Sabtu dan mencari gereja untuk beribadah pada hari Minggu. Tetapi gereja-gereja ini sepertinya tidak menggunakan Alkitab, dan dia merasa bahwa dia tidak belajar apa-apa. Setelah beberapa bulan, Bessie bertanya kepada teman sekamarnya, “Gereja apa yang kamu kunjungi tiga kali dalam seminggu? “Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh,” kata Solofelang. “Gereja ini ibadahnya hari Sabtu.” Bessie memperhatikan teman sekamarnya dengan cermat dan menyadari bahwa dia tidak memakai perhiasan. Lalu dia teringat percakapan dengan gadis di kota asalnya dan berpikir, “Saya tidak bisa beribadah di sana!” Namun, setelah beberapa saat, dia menjadi bosan mengunjungi gereja pada hari Minggu dan penasaran apakah gereja Advent ini mungkin berbeda. 

Dia memutuskan untuk berkunjung sekali saja—dan tidak pada hari Sabtu. Pada hari Rabu, Bessie pergi bersama Solofelang ke sebuah ruang kuliah tempat para mahasiswa Advent berkumpul untuk kebaktian mereka. Dia terkesan dengan paparan pendeta tentang pernikahan. Bessie sangat ingin menikah suatu hari nanti. Mengetahui bahwa topik pernikahan akan dibahas kembali, Bessie kembali dengan teman sekamarnya pada hari Jumat malam. Pada hari Sabat pagi, dia pergi bersama Solofelang ke gereja dan, setelah makan siang, mengikuti pendalaman Alkitab. Sejak hari itu, dia tidak pernah berhenti pergi ke gereja pada hari Sabat. Kehidupan Bessie mulai berubah. Dia merasa begitu ringan untuk melepaskan perhiasan dan pesta pada hari Sabtu. Dia belajar bahwa dia bisa berbicara dengan Tuhan melalui doa. Orang-orang terkejut melihat Bessie menjadi seseorang yang baru, dan mereka mengajukan banyak pertanyaan. 

Dia dengan senang hati memberi tahu mereka tentang imannya. Bessie dibaptiskan sebelum akhir tahun ajaran. Teman sekamarnya menangis bahagia saat dia keluar dari air. Saat ini, Bessie adalah ibu yang berusia 35 tahun dari tiga orang anak dan seorang guru di Akademi Eastern Gate, sebuah sekolah menengah Advent berasrama di Botswana Utara. Suaminya bekerja sebagai manajer bisnis sekolah itu. Dia telah melihat perubahan dalam kehidupan para siswanya— sama seperti perubahan yang dia saksikan dalam hidupnya sendiri. “Kadang orang tua membawa kepada kami anak-anak pemberontak,” katanya. “Tetapi ketika siswa-siswa ini kembali ke rumah, mereka benar-benar berbeda. Orang tua memberi tahu kami, ‘Terima kasih banyak! Anak kami telah berubah.’” Akademi Eastern Gate berbagi kampus dengan Sekolah Dasar Eastern Gate, sebuah proyek didanai dari persembahan Sabat Ketiga Belas yang dibuka pada Januari 2017. Bessie, yang memiliki putri berusia 6 tahun, Joana, yang belajar di sekolah tersebut, mengatakan, “Saya berdoa agar sekolah ini akan membawa lebih banyak anak kepada Tuhan.” 

Oleh Andrew McChesney.

Tips Cerita

>Tonton Bessie di YouTube: bit. ly/Bessie-Lechina. 

>Ketahuilah bahwa prinsip-prinsip kesenangan, hiburan, kesederhanaan, dan kesopanan yang diilustrasikan dalam cerita misi ini mencerminkan Dasar Kepercayaan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh No. 22 tentang “Perilaku Orang Kristen,” yang sebagian berbunyi, “Kita dipanggil untuk menjadi umat saleh yang berpikir, merasa, dan bertindak selaras dengan prinsip-prinsip Alkitab dalam seluruh aspek kehidupan pribadi dan sosial. Agar Roh menciptakan kembali di dalam diri kita karakter Tuhan, kita melibatkan diri kita hanya pada hal-hal yang akan menghasilkan kemurnian yang serupa dengan Kristus, kesehatan, dan sukacita di dalam hidup kita. Ini berarti bahwa kesenangan dan hiburan kita haruslah sesuai dengan standar tertinggi dari selera dan keindahan Kristen. Sementara mengakui adanya perbedaan-perbedaan budaya, pakaian kita haruslah sederhana, sopan, dan rapi, sesuai dengan mereka yang kecantikan sejati bukan berasal dari dandanan lahiriah tetapi dari perhiasan yang tidak dapat binasa yaitu roh yang lemah lembut dan tenang.” Baca selengkapnya: bit.ly/SDA-FB22. 

>Unduh foto-foto di Facebook: bit.ly/fb-mq 

>Unduh Pos Misi dan Fakta Singkat dari Divisi Afrika Selatan–Samudra Hindia: bit. ly/sid-2022. 

>Cerita misi ini mengilustrasikan Tujuan Pertumbuhan Kerohanian No. 5 dari rencana strategis Gereja Masehi Advent hari-Ketujuh “I Will Go”, “Untuk pemuridan individu dan keluarga ke dalam kehidupan yang dipenuhi oleh roh.” Akademi Eastern Gate dan Sekolah Dasar Eastern Gate mengilustrasikan Tujuan Misi No. 4, “Untuk memperkuat institusi Advent hari-Ketujuh dalam menjunjung kebebasan, kesehatan holistik, dan pengharapan melalui Yesus, serta mengembalikan peta Allah dalam diri manusia.” Baca lebih lanjut tentang rencana strategis ini di situs web: IWillGo2020.org. 

Komentar