Berita Mission Sabat 4 | 23 April | Zambia Blessing Chatambudza, 31 Tahun - Menjadi Berkat bagi Orang Lain
Menjadi Berkat bagi Orang Lain
Nama saya Blessing, dan hidup saya merupakan bukti dari berkatberkat Tuhan yang melimpah. Keluarga saya ke gereja setiap hari Minggu di Zimbabwe, tetapi kami tidak taat beribadah. Sebagai seorang remaja, saya ingin melayani Tuhan, dan saya mengatakan kepada seorang pemimpin gereja bahwa saya ingin menjadi selibat bagi Kristus. “Apakah kamu punya pacar?” Dia bertanya. “Tidak,” jawab saya. “Kamu harus merasakan cinta itu terlebih dahulu,” katanya. “Barulah kembali.” Saya pergi dan merasakan cinta—dan berhenti menghadiri gereja itu untuk selamanya.
Di kampus, saya salah memilih teman. Kami sering mabuk-mabukan dan berpesta. Ketika saya berusia 18 tahun, saya jatuh cinta dengan seorang pria berusia 21 tahun. Kami saling merasakan cinta seperti yang disarankan pemimpin gereja dan saya pun hamil. Dalam budaya saya, jika kamu hamil, kamu harus tinggal bersama dengan pria itu, jadi saya pindah untuk tinggal bersamanya dan ibunya. Kemudian saya menyadari bahwa keadaan ini tidak seperti yang saya harapkan. Saya dan suami tidak bekerja, dan kami selalu bertengkar. Kami memiliki dua orang anak, dan kami terus bertengkar. Saya tidak tahu apa arti pernikahan.
Kami berdua memiliki impian dan harapan kami sendiri-sendiri dan ibunya rasanya tidak selalu bersikap baik. Saya mulai menghadiri gereja suami saya pada hari Minggu. Lalu saya jatuh sakit dan tinggal di rumah ibu saya untuk waktu yang lama. Di rumah ibu, saya mempunyai dua mimpi yang tidak biasa tetapi identik, yang berselang tiga hari. Dalam kedua mimpi itu, saya mendengar raungan sirene dan melihat orang-orang berlarian ke segala arah. Saya juga melihat sebuah batu besar turun dari surga dan sebuah panah menunjuk ke sebuah salib, di mana beberapa orang sementara berdiri. Saya mendengar suara berkata, “Bertobatlah, karena dunia akan segera berakhir!” Saya merasa bingung. Gereja suami saya tidak pernah berbicara tentang dunia yang akan segera berakhir. Saya tidak tahu apa arti mimpi itu. Suami saya juga tidak mengerti mimpi itu. Tetapi saya mengatakan kepadanya, “Saya akan mencari Yesus dan, ketika saya menemukan Dia, saya akan berkhotbah tentang Dia.” Tetapi di mana saya akan menemukan Yesus? Pekerjaan sulit diperoleh di Zimbabwe, jadi saya dan suami pindah ke Botswana untuk mencari pekerjaan.
Sementara berada di sana, kami bertemu dengan seorang ketua gereja Advent hari-Ketujuh yang menawarkan kami untuk belajar Alkitab. Pada pelajaran Alkitab yang pertama, ketua gereja tersebut memberi tahu kami bahwa dunia akan segera berakhir dan Yesus akan segera datang. Dia menunjukkan kepada kami ayat-ayat Alkitab. Akhirnya, saya dapat memahami mimpi-mimpi saya. Saya sangat senang! Melalui pelajaran Alkitab tambahan, saya menemukan Yesus dari Alkitab, dan saya pun dibaptis dan bergabung dengan gereja Advent. Saya bertekad untuk tetap mengikuti keyakinan saya berkhotbah tentang Yesus. Saya telah menemukan Dia, dan sekarang saya ingin membagikan kasih saya kepada-Nya dengan orang lain. Saya mengambil keputusan untuk berkuliah di Universitas Rusangu, sebuah sekolah Advent di Zambia.
Sayangnya, suami saya meninggalkan saya dan dua orang anak kami untuk menikah dengan wanita lain. Saya bekerja keras, membersihkan banyak dan banyak pekarangan, agar bisa mengumpulkan cukup uang untuk membayar biaya kuliah dalam beberapa bulan pertama. Ibu saya membantu saya, dan pihak universitas mengizinkan saya bergabung dalam program bekerja untuk membantu membayar uang kuliah pada bulan-bulan selanjutnya. Saya memutuskan untuk mengambil jurusan teologi agar dapat belajar lebih banyak tentang Tuhan dan mempersiapkan diri untuk mengajar orang-orang muda lainnya memiliki pengharapan yang sama seperti yang saya miliki. Seburuk apapun keputusan yang telah kita ambil dalam hidup, Tuhan selalu siap memberikan kesempatan kedua. Dia ingin sekali menyatakan diriNya kepada kita. Dia ingin orang-orang menemukan-Nya, dan mengabarkan tentang Dia kepada orang lain. Seperti suara yang ada dalam mimpi saya, Dia sementara memanggil kita untuk mengubah arah, mengubah hidup kita, dan mengikuti Dia. Dia berkata, “Bertobatlah, karena dunia akan segera berakhir!” Yesus akan segera datang! Saya tidak sabar menunggu hari itu.
Oleh Blessing Chatambudza
Tips Cerita
>Mintalah seorang wanita untuk membagikan kisah dari orang-pertama ini.
>Ketahuilah bahwa Blessing adalah mahasiswi teologi tahun kedua yang berkuliah untuk gelar BA di Universitas Rusangu di Zambia bagian selatan.
>Nonton Blessing di YouTube: bit.ly/BlessingChatambudza.
>Unduh foto-foto di Facebook: bit.ly/fb-mq.
>Unduh Pos Misi dan Fakta Singkat Divisi Afrika Selatan– Samudra Hindia: bit.ly/sid-2022.
>Cerita misi ini mengilustrasikan Tujuan Pertumbuhan Rohani No. 5 dari rencana strategis “Saya Akan Pergi” Gereja Masehi Advent hari-Ketujuh, “Untuk pemuridan individu dan keluarga ke dalam kehidupan yang dipenuhi oleh roh.” Pendidikan Blessing di Universitas Rusangu mengilustrasikan Tujuan Misi No. 4, “Untuk memperkuat institusi Advent hari-Ketujuh dalam menjunjung kebebasan, kesehatan holistik, dan pengharapan melalui Yesus, serta mengembalikan peta Allah dalam diri manusia.” Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs web: IWillGo2020.org.
Pos Misi
>Pada tahun 1903, W.H. Anderson, Jacob Detcha, dan beberapa pekerja Afrika berangkat dari Stasiun Solusi yang saat itu bernama Rhodesia Selatan ke Rhodesia Utara untuk mencari lokasi misi yang sesuai. Setelah menempuh sebagian besar perjalanan dengan berjalan kaki, dan Anderson hampir sekarat karena disentri, mereka pun tiba di wilayah milik Kepala Monze, 100 mil (160 kilometer) ke timur laut Kalomo, kemudian ibu kota. Kepala Monze menghibahkan kepada mereka sebidang tanah seluas 5.436 hektar (2.200 hektar) yang kemudian menjadi Stasiun Rusangu.
>Z a m b i a m e r u p a k a n negara dengan mayoritas penduduk beragama Kristen, walaupun masih banyak yang melekat pada aspek sistem kepercayaan tradisional. Lebih dari tiga perempat orang Zambia mengidentifikasi diri sebagai penganut agama Protestan, sementara Katolik Roma membentuk seperlima dari populasi.
Komentar
Posting Komentar