Berita Mission 18 April 2020 - Kembali ke Sekolah

Kembali ke Sekolah

Orang tua Daniela Marinkovi tidak pernah belajar di luar sekolah menengah dan salah satu impian terbesar mereka adalah melihat putri mereka lulus dari universitas.

Tetapi Daniela melawan keinginan orang tuanya dengan mengatakan bawah apa yang dia rasakan adalah harapan yang tidak adil.

"Ini bukan keputusan kalian, tetapi keputusanku sendiri "dia menyatakan. "Aku akan melakukan apa pun yang aku inginkan terhadap hidupku sendiri."

Namun, untuk membuat orang tuanya bahagia, dia memasuki sebuah universitas di Beograd dan belajar bahasa Rusia. Karena ini bu-
kan pilihannya, dia belajar dengan setengah hati dan segera berhenti.

Tetapi Daniela tidak terlalu khawatir. Dia berusia 20 tahun dan dengan mudah mendapatkan pekerjaan di call center lokal perusahaan telekomunikasi internasional.

Setelah beberapa tahun berikutnya, dia menikah dengan seorang anggota gereja Advent. Tetapi dia tidak puas dengan pekerjaannya. Itu membosankan.

Itu tidak memiliki kreativitas dan dinamika. Dia mulai takut dengan kesibukan sehari-hari.

Rutinitas terputus ketika dia melahirkan seorang putra. Ibu 29 tahun itu meninggalkan pekerjaannya selama tiga tahun cuti hamil. Selama waktu itu, dia banyak berpikir. Dia tidak bisa membayangkan menghabiskan sisa hidupnya bekerja dengan pekerjaan yang dia anggap membosankan dan tidak memenuhi kebutuhan. Penyesalan memenuhinya ketika dia ingat betapa cerobohnya dia telah keluar dari universitas. Tanpa gelar sarjana, pilihan pekerjaan terbatas.
Tips Cerita
Tonton Daniela di YouTube:bit. ly/Daniela-Marinkovic.
> Unduh foto di Facebook(bit.ly/ fb-mq) atau bank data ADAMS (bit.ly/back-to-school-ted).
> Unduh foto-foto proyek Sabat Ketiga Belas: bit.ly/ted-13th-projects.
Pos Misi
> Traktat pertama dalam bahasa Serbia dicetak di Hamburg pada tahun 1893 hingga 1896, meskipun tidak ada orang Advent yang dibaptis di Serbia.
Musim panas sebelum cuti hamil berakhir, Daniela dan keluarganya mengunjungi ayahnya dan ibu tirinya di Makedonia. Ayahnya menikah lagi setelah perceraian.

Ibu tirinya, seorang psikolog, mendorong Daniela untuk melanjutkan studinya.

"Mengapakah kamu tidak mempersiapkan diri untuk ujian masuk dan mendaftar di universitas?" katanya.

"Tetapi aku punya anak, keluarga dan rumah yang harus diurus," protes Daniela."Aku juga harus kembali ke pekerjaanku di call center."

Ketika kedua wanita itu berbicara, Daniela mulai percaya bahwa dia dapat mengatur waktu untuk rumah, pekerjaan dan kelasnya.
Daniela mendaftar untuk belajar psikologi di Beograd dan bersiap untuk ujian masuk.

Namun, universitas menjadwalkan ujian masuk pada hari Sabtu. Daniela memohon bantuan kepada ketua gereja Advent di Serbia. Dia menulis surat ke universitas, tetapi surat balasan mengatakan, "Kami minta maaf karena kami tidak dapat mengubah tanggal untuk satu orang."

Daniela sangat kecewa. Universitas itu tampaknya tidak terjangkau. Dia memberi tahu kerabatnya, seorang wanita berpendidikan, tentang kesulitannya.

"Sederhana," kata kerabatnya itu. "Mendaftar di universitas yang tidak memiliki ujian masuk pada hari Sabtu. Setelah satu tahun, pindahlah ke Universitas Beograd."

Daniela menemukan sebuah universitas di Novi Sad, kota terbesar kedua di Serbia, yang menawarkan ujian masuk pada hari Jumat.

Dia lulus ujian.

Tahun berikutnya sangat sibuk. Daniela libur dua hari seminggu. Pada hari Sabtu, dia menyembah Tuhan. Pada hari Senin, ia menghabiskan hari itu di universitas, menghadiri kelas-kelas. Di hari-hari lain, ia bekerja dari pukul 07:00-15:00. Kemudian pergi ke universitas untuk mengikuti kelas. Ibunya membantu menjaga putranya.

"Saya berdoa kepada Tuhan sepanjang waktu, dan saya yakin bahwa saya melakukan hal yang benar" kata Daniela."Saya memiliki semacam kekuatan batin yang mendorong saya untuk terus maju dan lulus ujian dengan nilai tertinggi."

Setelah sembilan bulan, perusahaan telekomunikasi memberhentikan 10 persen karyawannya, sekitar 100 orang, di tengah reorganisasi. Daniela dilepaskan. Dia melihat keputusan itu sebagai berkat karena dia memiliki lebih banyak waktu untuk kelas dan keluarganya.

Ketika tahun pertama studi berakhir, Daniela memutuskan untuk tidak pindah ke universitas di Beograd. Para profesor menerimanya dan keyakinan Sabatnya.

Uang tidak terbukti menjadi masalah. Nilainya meningkat setelah dia diberhentikan dan universitas memberinya beasiswa penuh.

Selain itu, ia menemukan pekerjaan musim panas yaitu membersihkan rumah di Jerman.

Orang tua Daniela bangga ketika dia lulus. Kegembiraan mereka tumbuh ketika dia melanjutkan pendidikan untuk mendapatkan gelar master dalam bidang psikologi, lulus pada Oktober 2018.

Saat ini, Daniela berusia 41 tahun dan bekerja sebagai koordinator lapangan ADRA untuk pusat pengungsi wanita di Belgrade. Dia mencintai pekerjaannya.

"Pekerjaan saya tidak membosankan," katanya. "Saya sangat senang saat mendapatkannya. Ini dinamis dan kreatif. Itu semua yang ingin saya lakukan."

Bagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Beograd Baru memperoleh gedungnya sendiri. Beograd Baru terletak dekat Beograd, tempat Daniela bekerja.

Oleh: Andrew McChesney

Komentar