Penginjil Ateis
Tidak ada hal yang lebih menyenangkan Jan Haugg daripada menyelamatkan lingkungan. Siswa lulusan sekolah menengah berumur 18 tahun ini bergabung dalam partai politik Jerman untuk menangani masalah lingkungan global.
Saat berkuliah, dia mengundang teman-temannya untuk menonton film tentang lingkungan Dia pun menjalani hidup yang ramah lingkungan mulai dari memilih makanan, perjalanan, menjadi agen kebersihan, dan higienis. Dia bahkan pergi ke apartemen yang dia tinggal bersama temannya dan mematikan lampu yang tidak dibutuhkan, kebanyakan tindakan ini mengganggu orang lain.
Dia seorang penginjil, tetapi tanpa Yesus. Agamanya adalah menyelamatkan lingkungan.
Sebagai mahasiwa bisnis internasional, Jan magang di bank yang ramah lingkungan dan memutuskan untuk memenuhi persyaratan kerja internasional di Ibu Kota Norwegia, Oslo. Namun, dia sulit menemukan tempat tinggal yang harganya terjangkau di Oslo. Kemudian dia mengingat keluarga yang pernah dia temui dua tahun yang lalu saat dia belajar untuk menjadi mandiri dengan menghabiskan waktu musim panas di peternakan orang Norwegia ini. Dia membuat surel untuk meminta bantuan dan beberapa hari kemudian mereka membalasnya dan memberitahukan kalau mereka telah menemukan tempat yang sesuai untuknya di Oslo.
Setelah Jan tiba di Oslo, barulah dia sadari bahwa dia tinggal di antara umat Masehi Advent Hari Ketujuh. Teman kamarnya yang baru, David Mikkelsen adalah seorang Advent. Mereka tinggal di sebuah ruangan kecil di rumah milik gereja
Tips Cerita> Tonton Jan di YouTube: bit.ly/Jan-Hugg> Unduh foto-foto di Facebook(bit.ly/ fb-mq) atau di bank data ADAMS (bit.ly/Atheist-Missionary)> Unduh foto-foto proyek Sabat Ketiga Belas: bit.ly/eud-2020-projects.Pos Misi> Jerman dikenal dengan sebutan das land de dichter und denker, "Bumi para penyair dan pemikir" seperti, komposer Bach, Beethoven, Handel, Schumann, Mendelssohn, Brahms, Wager dan Strauss, mereka semua berasal dari Jerman, Beberapa filsuf besar termasuk Kant, Hegel, Scopenhauer, Nietzchen dan Heidegger. Para penulis Jerman yang terkenal, seperti Goethe, Schiller, Hoffman, dan Rmarque. Beberapa artis terkenal seperti Holbein, Durer, Fredrich, dan Klee,
yang diperuntukkan bagi mahasiswa Advent, Jan adalah ateis sejati dari daerah bekas Jerman Timur yang merupakan konsentrasi ateis tertinggi di dunia. Lebih dari 60 persen populasi Jerman Timur adalah ateis.
Walaupun dia bersyukur mendapatkan tempat itu untuk diting-
gali, tetapi Jan berpikir, "Mereka akan berusaha untuk menobatkan saya, tetapi itu tidak akan pernah terjadi. Saya tahu apa yang saya percayai."
Tiga bulan berlalu dan tidak terjadi apa-apa seperti perkiraannya. Jan menyukai para mahasiswa Advent itu dan mereka memperlakukannya dengan baik bahkan saat dia melanggar peraturan dengan alkohol. Mereka menambah kepercayaan dirinya dengan memenuhi kebutuhannya.
Suatu hari, Jan diundang untuk bergabung dengan 50 pemuda Advent untuk melakukan perjalanan ke Norwegia Selatan. Jan menikmati perjalanan itu dan puas karena para pemuda itu juga menunjukkan ketertarikan yang sama dengan dia untuk menjaga lingkungan.
Kemudian salah satu dari pemimpin pemuda, Joakim Hjortland, mengundang Jan untuk belajar Alkitab bersamanya. Jan tidak tertarik, tetapi dia tidak ingin menyinggung Joakim. Dia mencoba untuk mencari alasan yang bagus untuk menolak. "Sepertinya kita tidak punya waktu sekarang untuk belajar," kata Jan. "Mungkin besok, bagaimana?" Besok paginya, Joakim menyapa dan berkata: "Hai masih ingat apa yang kita bicarakan kemarin? Bagaimana kalau hari ini kita belajar Alkitab?"
Jan mencoba mencari alasan lain." Saya tidak bisa belajar Alkitab
karena saya tidak punya Alkitab," katanya. Namun akhirnya dia menyadari bahwa itu merupakan alasan yang paling konyol. Dia dikelilingi orang-orang yang membawa Alkitab dan tentu saja, dalam sekejap, Alkitab sudah ada di tangannya.
Pertama kali seseorang mempelajari Alkitab, terlebih dahulu dia harus percaya bahwa itu adalah Firman Tuhan. Jan tidak percaya Tuhan. Joakim membuka kitab Daniel pasal 2. Jan terkejut saat mendengar nubuat Daniel tentang Kebangkitan dan kejatuhan Kerajaan Babel, Media-Pesia, Yunani, dan Roma. Dia melihat Eropa saat ini terpecah seperti yang ditunjukkan pada 10 jari kaki patung yang terbuat dari besi dan tanah liat.
Dia akhirnya memutuskan bahwa Alkitab berisi informasi supernatural dan dia perlu membelinya untuk studi lebih lanjut. Di Oslo, temannya yang Advent membantu dia untuk menemukan jawaban Alkitabiah untuk setiap pertanyaan tentang asal-usul dosa, mengapa Allah tidak membinasakan setan dan bagaimana kisah Alkitabiah tentang penciptaan tidak sejalan dengan evolusi. Hari itu pun datang. Hari di saat dia memutuskan untuk menyerahkan hatinya untuk Allah.
"Saya tidak pernah ingin menjadi Kristen, tetapi bukti-bukti itu
sangat kuat," katanya. "Pasti ada Tuhan. Dan jika Tuhan ada di sana, dan Dia adalah siapa yang Dia katakan, maka tidak ada konsekuensi logis selain mengikuti Dia. Siapa yang mau bergabung dengan tim yang kalah yang telah kalah dalam pertempuran? Itu akan bodoh. Saya ingin berada di tim pemenang."
Sekarang Jan berusia 30 tahun dan sedang dilatih untuk menjadi pendeta di Seminari Bogenhofen di Austria. Setelah tamat, dia berharap dapat membagikan injil dengan para ateis di Jerman Timur selayaknya ketika dia menjadi aktivis lingkungan."Terutama saya ingin melayani orang-orang gerakan penghijauan yang ingin menyelamatkan dunia dengan kekuatan mereka sendiri," katanya. "Seandainya mereka mengenal siapa Yesus, usaha mereka akan dapat disalurkan ke arah yang benar. Mereka adalah penginjil, tetapi tanpa Yesus pekerjaan mereka tidak akan menghasilkan kehidupan yang kekal.
Sebagian dari persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu merenovasi gedung utama Akademi Marinhohe di Darmstadt, Jerman. Terima kasih atas kemurahan hati Anda memberi persembahan ini.
Oleh: Andrew McChesney.
Komentar
Posting Komentar