Berita Mission 21 September 2019|Sabat 12|Pertobatan di Acara Pemakaman

Pertobatan di Acara Pemakaman


Tidak ada yang ingin membantu Tito ketika ayahnya meninggal.

"Anda tidak bisa mengadakan pemakaman gereja untuknya," kata seseorang.

"Pergi saja kuburkan dia "kata yang lain.

Orang-orang di desa terpencil Nakavika, Fiji, tidak memedulikan ayah Tito karena ia telah menjadi seorang Advent. Penduduk desa lainnya, termasuk Tito, berasal dari denominasi Kristen lainnya.

Tito ingin ayahnya dimakamkan secara layak, dan ia memohon kepada kepala desa, yang kebetulan adalah sepupunya. Kepala desa mengizinkan gereja untuk memimpin acara pemakaman—dengan syarat Tito harus membiarkan gereja Advent untuk memimpin pemakaman.

Tito membangun sebuah gubuk kecil, dan ia serta kerabat lainnya berkumpul dalam ibadah pemakaman. Seorang pendeta Advent memberikan khotbah tentang keadaan orang mati.

Tito mendengarkan dengan kaget. Selama ini dia berpikir bahwa orang mati pergi ke surga ketika mereka mati. Tetapi pendeta menggambarkan kematian sebagai tidur dan menunjukkan bahwa Yesus juga menyebut kematian sebagai tidur dalam kisah Lazarus yang tertulis dalam Yohanes 11.

Saudari Tito memberinya Alkitab untuk dibaca ketika pendeta berbicara. Tito melihat bahwa kata-kata dalam Yohanes 11 cocok dengan kata-kata pendeta.

Pendeta kemudian berpaling ke 1 Tesalonika 4:16 dan membaca bahwa orang mati akan bangun dari kuburan mereka pada kedatangan Yesus yang kedua kali. Dia membaca: "Sebab pada waktu tanda diberi, yaitu pada waktu penghulu malaikat berseru dan sangkakala Allah berbunyi, maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit."

Sekali lagi, Tito mencari di dalam Alkitab dan melihat bahwa itu cocok dengan kata-kata pendeta. Dia belum pernah membaca Alkitab selama kebaktian di gerejanya sendiri.

Ketika pelayat berkumpul untuk makan setelah pemakaman, Tito meraih lengan seorang tamu Advent.

"Tolong ikut aku ke rumah keluargaku," katanya. "Aku ingin tahu lebih banyak tentang apa yang terjadi ketika orang mati."

Anggota gereja Advent menemaninya pulang dan memberinya pelajaran Alkitab tentang keadaan orang mati. Tito ingin tahu lebih banyak, dan ia mengundang lelaki itu untuk kembali dan belajar Alkitab lagi.

Tetapi istri Tito, Vika, tidak menginginkan pelajaran Alkitab. Dia menutup diri dan dua anak kecil mereka di ruangan lain ketika anggota gereja berkunjung.

Setelah dua bulan, Tito mencapai pelajaran Alkitab tentang baptisan, dan ia mengumumkan bahwa ia ingin dibaptis.

Fakta Singkat

> Kata pertama ini dalam bahasa orang-orang Fiji setempat, engkau memerlukan untuk belajar tentang Bula yang berarti "Halo". Karena engkau akan mendengar di mana pun saja kata ini walau banyak orang di Fiji berbicara bahasa Inggris dengan baik.
> Banyak orang yang tinggal di ke-pulauan mengangkat alis mata mereka-suatu bahasa tanpa kata-kata yang berarti,"Ya".
> "Meke' adalah suatu selebrasi budaya melalui tradisi bercerita sambil menari dengar lagu yang menunjukkan gaya perayaan-perayaan orang Fiji.
Tips Cerita
> Walaupun nama Tito pertama adalah Kositela, orang lain memanggilnya Tito.
>Tonton video dari Tito pada situs jaringan: bit. ly/Kositela-Tito
> Temukan foto-foto cerita ini pada situs jaringan bit.ly/fb-mq

Vika menangis ketika dia tahu keputusannya."Aku memilihmu karena kita memiliki keyakinan yang sama," katanya. "Jika ini adalah gerejamu, maka lebih baik bagi kita untuk berpisah. Kami punya dua anak. Anda mengambil satu, dan saya akan mengambil yang lain." Tito sedih, tetapi dia tidak akan terpengaruh. 

"Vika, mulai sekarang Tuhan akan menjadi nomor 1 dalam hidupku dan kau akan menjadi nomor 2," katanya. "Tetapi aku berjanji satu hal padamu. Jika cintaku untuk kamu adalah 50 persen sebelumnya, sekarang akan menjadi 100 persen."

Setelah pembaptisan, Tito mengatakan kepada Vika bahwa ia tidak akan menghentikannya menghadiri gerejanya pada hari Minggu. Tetapi dia memintanya untuk tidak memasak atau mencuci pakaian lagi pada hari Sabtu.

Dia mengatakan bahwa ia akan melakukan semua itu pada hari Minggu.

Sebulan berlalu, dan Vika memperhatikan bahwa suaminya benar-benar bukan pria yang telah dinikahinya. Ketika dia menyelesaikan pekerjaannya sebagai guru sekolah hari itu, dia tidak lagi keluar untuk minum bersama teman-temannya. Dia tidak mengundang teman untuk bercakap-cakap dengan merokok dan mengutuk. Sebaliknya, dia langsung pulang ke rumah setelah kerja dan menghabiskan waktu bersamanya dan anak-anak. Dia tidak minum, merokok, atau mengutuk.

Suatu hari dia memanggilnya. "Tito, aku benar-benar melihat sesuatu yang berbeda dalam dirimu," katanya. "Kamu bukan Tito yang aku kenal sebelumnya. Kita dulu sering bertengkar, tetapi tidak lagi. Kita memiliki banyak perbedaan, tetapi tidak sekarang. Saat ini kita memiliki banyak waktu bersama keluarga. Tolong, saya juga ingin tahu kebenaran ini."

Tito telah berdoa untuk Vika, dan kata-katanya menyenangkan hatinya. Mereka berdoa bersama, dan ia mengatur pelajaran Alkitab. Segera vika pun dibaptis.

Saat ini, Tito, 33 tahun, mengajar Sekolah Sabat di samping ruang kelasnya di sekolah. Vika mengajar kelas anak-anak. Tito memberikan pelajaran Alkitab kepada penduduk desa, dan dua orang telah dibaptis.

Dia menghadapi masalah di sekolah karena imannya. Suatu hari, dia datang untuk menemukan seseorang telah buang air kecil di mejanya. Suatu hari, seseorang menuliskan ketidaksenonohan tentang dirinya di dinding sekolah. Kepala sekolah harus memanggil polisi ketika seorang penduduk desa yang mabuk mengancamnya dengan pisau. Tetapi Tito bertekad untuk membagikan Injil. Dia berdoa: "Ya Tuhan, aku mau membagikan kata-katamu kepada seluruh komunitas ini. Tolong gunakan saya di hari-hari terakhir ini."

Oleh: Andrew McChesney.