Berita Mission 13 Juli 2019 | sabat 2 | Dua Mata Hitam

Dua Mata Hitam


Saat Talitha Hoyato berumur 19 tahun, ia terkejut karena melihat teman satu kamarnya memiliki dua mata hitam.

Apakah yang terjadi? dia bertanya. Teman sekamarnya yang berusia 23 tahun, Doreen, mengangkat blusnya untuk mengungkapkan bahwa punggungnya juga dipenuhi memar.

Ketika itu Doreen sambil menangis ia berkata, suaminya seorang pemabuk. Dia juga melakukan hal ini kepada saya sambil menunjukkan luka-luka di punggungnya.

"Lalu, engkau tidak pulang kembali ke rumah orang tuamu?" kata Talitha. Saya selalu pergi ke rumah setiap ada kesempatan. Saya memiliki anak bayi berusia 1 tahun namun anak saya itu dipelihara oleh ibu mertua saya yang tinggal di Mount Hagen, Papua Nugini. Dia sangat merindukan anaknya.

Doreen menemukan seorang pendengar yang penuh simpatik dalam diri Talitha. Mereka berdua sementara mengikuti pendidikan guru di Perguruan Tinggi Simbu di Kundiawa yang lokasinya kira-kira 3 jam berkendara dari rumah tempat tinggal Doreen.

Doreen mengatakan bahwa hidupnya sangat menyedihkan dan berantakan, dan saya tidak tahu bagaimana mengubah hidup menjadi ibu dan istri yang baik.

Saat mendengar ucapan Doreen, Talitha merasa bingung bagaimana meresponsnya. Lalu Talitha ingat tentang wanita dengan masalah keluarga yang datang kepada ibunya untuk meminta nasihat. Ibunya langsung menuntun mereka kepada hikmat dari dalam Alkitab.

"Ibu saya berkata, tidak ada seorang pun kecuali Allah yang bisa mengubah seseorang," kata Talitha. "Allah telah menciptakan kita dan tentu saja Allah juga mengetahui bagaimana memperbaiki kita."

Talitha menyarankan kepada Doreen untuk berdoa dan membaca Alkitab setiap pagi.

Tips Cerita
> Tonton video Talitha di tautan: bit. ly/Talitha-Hoyato2
> Temukan foto untuk kisah ini di tautan: bit. ly/fb-mq

Pos Misi
> Papua Nugini memiliki 1.045 gereja, 3.182 Perkumpulan, dan 315.759 anggota Advent, jumlah penduduk8.317.000 jiwa. Itu berarti satu anggota gereja Advent untuk 26 Penduduk.
> Pada awalnya pekerjaan Advent di Papua Nugini sangat sukar karena pemerintah telah membagi pelayanan orang-orang Papua Nugini pada tiga Badan Misi yaitu: Metodis, Anglikan, London Missionary Society. Itu merupakan tantangan berat bagi banyak Misionaris dalam membeli lokasi tanah dalam batas-batas pelayanan tersebut.
> Papua Nugini memiliki 29 Klinik dan Pusat Kesehatan Advent.

Salah satu hal pertama yang Doreen perhatikan ketika mereka menjadi teman sekamar yaitu Talitha beribadah setiap pagi. Talitha selalu bangun pukul 05.00 dan berdoa serta membaca Alkitab. Doreen mengetahui bahwa orang tua Talitha adalah pemabuk dan
Talitha dibesarkan oleh ibu angkatnya yang adalah anggota gereja Masehi Advent Hari Ketujuh yang telah mengajar Talitha untuk beribadah setiap hari.

Selanjutnya, dari rumahnya Doreen kembali ke asrama,Talitha membuat suatu kejutan bagi Doreen. Talitha memegang kertas di tangannya dan mengangkat ke atas, yang di dalamnya ia sudah menyalin tiga cerita Alkitab juga termasuk di dalamnya kehidupan yang berubah dari pengalaman pertobatan wanita Samaria di sumur Yakub yang tertulis di dalam Yohanes 4:1-42. Talitha juga sudah menyalin satu cerita misi triwulan pertama tahun 2017 dari berita misi Advent.

Engkau dapat membaca cerita ini jika engkau punya waktu," kata Talitha.

Doreen menyukai cerita-cerita tersebut dan memintanya lebih banyak lagi. Talitha menceritakan bagaimana dia memulai doanya dengan mendoakan ayah kandungnya pada awal tahun dan ayahya telah menolak semua permohonan Talitha untuk menerima Tuhan. Tetapi Talitha tetap mendoakan ayahnya, sampai suatu saat ayahnya dipenjarakan karena mengingkari suatu kontrak kerja namun menemukan Tuhan ketika di dalam penjara. Talitha berkata, dia tetap menunggu ayahnya untuk dibebaskan dari penjara supaya mereka boleh pergi ke gereja bersama-sama.

"Jika Tuhan bisa mengubah ayah saya, Dia juga dapat mengubah suamimu juga!" kata Talitha.

Doreen merasa tersentuh oleh kesaksian Talitha dan dia mulai berdoa untuk suaminya setiap hari. Suatu pagi,Talitha bangun pukul

05.00 dan melihat Doreen teman sekamarnya sudah bangun sambil membaca Alkitab. Hatinya terharu.

Dua bulan berlalu, ibu mertua Doreen menyampaikan kepada Doreen dengan berita mengejutkan bahwa suaminya sudah tidak bekerja lagi di taman. Tetapi sekarang sedang bekerja menggali dan menanam di kebun besar miliknya sendiri.

"Apakah Anda bercanda?" kata Doreen. Lalu ibu Mertuanya berkata, mari datang dan lihat sendiri!

Kemudian Doreen kembali ke rumahnya dan pergi ke kebun. Suaminya mencoba merangkul Doreen istrinya, dan seluruh keluarganya untuk pertama kali. Dia juga sudah berhenti sebagai pemabuk.Tidak seorang pun di desa itu bisa percaya terhadap perubahan yang terjadi kepadanya.


Lalu Doreen kembali ke asrama dan sambil memelukTalitha ia mengucapkan terima kasih.

"Puji Tuhan! Allah yang melakukannya!" kata Talitha.

Saat ini, Doreen mengadakan ibadah secara rutin setiap pagi, Doreen bersama suaminya pergi ke gereja bersama-sama. Dia tidak lagi memiliki mata hitam.

Sekarang saya adalah seorang ibu yang berbahagia bersama suami yang bahagia.

Doreen adalah satu dari banyak orang yang sedang belajar tentang Allah melalui Talitha. Walaupun berusia 19 tahun Talitha suka berbicara tentang Yesus dan kebenaran-Nya, tidak ada yang lain.

"Ibu angkat saya telah mengajarkan saya bagaimana menjadi murid Yesus sejak masa kanak-kanak dan saya selalu berterima kasih kepada Tuhan yang telah memberikan saya seorang ibu seperti itu," kata Talitha. "Kemana pun saya pergi, saya selalu suka menyampaikan tentang Yesus." Ketika kita sedang berbicara suatu berita, saya akan ucapkan, lihat itu menyatakan kepada kita bahwa Yesus segera datang. Kita harus setia dan tidak kehilangan pengharapan di dalam Yesus.

Tiga tahun yang lalu, Persembahan Sabat ketiga Belas telah menolong membangun ruang kelas Sekolah Sabat Anak-anak di kota Talitha yaitu di Goroka, Papua Nugini.

Terima kasih untuk komitmen Persembahan Misi Sekolah Sabat yang Anda berikan. 

Oleh: Andrew McChesney