Sekolah Sabat 5 Mei 2019- Hidup yang Tidak Terpisahkan

 Hidup yang Tidak Terpisahkan

Berdasarkan bagian-bagian berikut, bagaimanakah Anda mencirikan pandangan Alkitab tentang tubuh manusia? Kej. 2: 7; Mzm. 63: 1; 84: 2; 1 Kor. 6: 19. 20; 1 Tes. 5: 23.

Beberapa agama percaya pada dualisme, sebuah filosofi yang memandang tubuh manusia sebagai masalah bagi kehidupan roh. Artinya, tubuh dianggap buruk sementara “roh” dianggap baik. Namun, dalam Alkitab, tubuh manusia, termasuk karakteristik seksualnya, merupakan bagian integral dari keseluruhan keberadaan. Hidup adalah “tubuh” dan “roh” (lihat Kej. 2: 7). Pemazmur memberi seluruh dirinya dalam penyembahan kepada Tuhan (Mzm. 63: 1; 84: 2). Manusia seutuhnya harus dikuduskan, ditetapkan untuk tujuan suci yang Allah maksudkan.

Pandangan positif mengenai tubuh manusia, dalam konteks hubungan seksual, dicerminkan dalam Kidung Agung. Bagaimanakah ayat-ayat berikut mengungkap sikap ini? Kid. 1: 2, 13; 2: 6; 5: 10-16; 7; 1-9.


Di seluruh tulisan suci ini tubuh manusia dikagumi. Aspek fisik dari cinta dalam pernikahan bukanlah suatu hal yang memalukan. Berbagai macam emosi disajikan secara terbuka.

Daya seksual yang tabu biasa ada di banyak budaya. Pasangan yang sudah menikah dengan demikian sering merasa sulit untuk berkomunikasi dengan cara yang sehat mengenai kehidupan intim mereka. Demikian pula, anak-anak sering kehilangan kesempatan untuk belajar tentang seksualitas dalam rumah tangga Kristen di mana nilai-nilai Ilahi dapat diintegrasikan dengan informasi yang akurat. Keterbukaan Alkitab dengan seksualitas memanggil umat-Nya ke tingkat kenyamanan yang lebih besar dengan topik ini sehingga aspek kehidupan yang vital ini diperlakukan dengan hormat dan bermartabat karena begitu besar pemberian dari Sang Pencipta.

Bagaimanakah kita bisa melindungi diri kita terhadap kekuatan budaya dan moral yang membuat seksualitas direndahkan menjadi nafsu binatang atau mengubahnya menjadi sesuatu yang memalukan yang tidak boleh dibicarakan? Bagaimanakah Alkitab menunjukkan kepada kita bahwa kedua ekstrem itu salah?