Satu fenomena yang dihadapi dunia adalah menjadi orang tua tunggal, sering kali perempuan sebagai orang tua tunggal, tetapi tidak selalu. Kadang-kadang kita berpikir tentang orang tua tunggal adalah mereka yang mengandung seorang anak di luar nikah. Bagaimanapun, tidak selalu seperti kasus tersebut.
Hagar ditekan untuk memiliki anak dari Abraham, dan kemudian dipaksa untuk pergi bersama anaknya (Kej. 16: 3. 4; 21: 17). Batsyeba hamil sebagai hasil dari dorongan seksual seorang pria yang berkuasa (2 Sam. 11: 4, 5). Elia dikirim ke sebuah desa bernama Sarfat untuk membantu seorang ibu tunggal yang adalah seorang janda (1 Raj. 17: 9). Pada waktu Yesus memulai pelayanan-Nya, Yusuf, ayah angkat-Nya, meninggal, meninggalkan Maria dan menjadi seorang orang tua tunggal. “Maut telah memisahkan dia dari Yusuf, yang turut mengetahui dengan dia rahasia kelahiran Yesus itu. Sekarang tidak ada seorang pun kepada siapa ia dapat mempercayakan segala harapan dan kekhawatirannya. Dua bulan yang baru lalu telah dipenuhi dengan kedukaan..”—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 143.
Menjadi seorang orang tua tunggal merupakan salah satu pekerjaan paling menantang yang bisa dimiliki seseorang. Banyak yang menghadapi kesulitan, seperti mengatur keuangan mereka, berurusan dengan orang tua lainnya, atau hanya dengan memiliki waktu untuk diri sendiri atau meluangkan waktu bersama Allah, dan bertanya-tanya apakah mereka akan dicintai lagi.
Janji apakah yang bisa diambil dalam ayat-ayat berikut ini termasuk bagi orang tua tunggal: Yer. 31: 25; Mat. 11: 28; Yer. 29: 11; Yer. 32: 27; Ams. 3: 5. 6; Yes. 43; 1. 2.
Kita sebagai satu jemaat bertanggung jawab untuk menolong para orang tua tunggal. Yakobus menulis, “Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia” (Yak. 1: 27). Seseorang dapat menambahkan, pada prinsipnya, “dan orang tua tunggal dalam masalah mereka juga.” Bantuan yang bisa kita tawarkan tidak harus berupa bantuan finansial. Kita bisa biarkan mereka beristirahat dengan menjaga anak mereka sehingga mereka bisa melakukan tugas-tugas yang lain, beristirahat, berdoa, dan belajar Firman Allah. Kita bisa menolong anak-anak mereka atau membantu memperbaiki hal-hal kecil di rumah mereka.
Kita dapat menjadi tangan Tuhan dalam banyak cara untuk membantu mendukung orang tua tunggal.
Tanpa menghakimi mengapa mereka bisa berada pada situasi mereka saat ini, apakah hal-hal tertentu yang bisa Anda lakukan untuk memberikan dorongan dan membantu orang tua tunggal?
Hagar ditekan untuk memiliki anak dari Abraham, dan kemudian dipaksa untuk pergi bersama anaknya (Kej. 16: 3. 4; 21: 17). Batsyeba hamil sebagai hasil dari dorongan seksual seorang pria yang berkuasa (2 Sam. 11: 4, 5). Elia dikirim ke sebuah desa bernama Sarfat untuk membantu seorang ibu tunggal yang adalah seorang janda (1 Raj. 17: 9). Pada waktu Yesus memulai pelayanan-Nya, Yusuf, ayah angkat-Nya, meninggal, meninggalkan Maria dan menjadi seorang orang tua tunggal. “Maut telah memisahkan dia dari Yusuf, yang turut mengetahui dengan dia rahasia kelahiran Yesus itu. Sekarang tidak ada seorang pun kepada siapa ia dapat mempercayakan segala harapan dan kekhawatirannya. Dua bulan yang baru lalu telah dipenuhi dengan kedukaan..”—Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 5, hlm. 143.
Menjadi seorang orang tua tunggal merupakan salah satu pekerjaan paling menantang yang bisa dimiliki seseorang. Banyak yang menghadapi kesulitan, seperti mengatur keuangan mereka, berurusan dengan orang tua lainnya, atau hanya dengan memiliki waktu untuk diri sendiri atau meluangkan waktu bersama Allah, dan bertanya-tanya apakah mereka akan dicintai lagi.
Janji apakah yang bisa diambil dalam ayat-ayat berikut ini termasuk bagi orang tua tunggal: Yer. 31: 25; Mat. 11: 28; Yer. 29: 11; Yer. 32: 27; Ams. 3: 5. 6; Yes. 43; 1. 2.
Kita sebagai satu jemaat bertanggung jawab untuk menolong para orang tua tunggal. Yakobus menulis, “Ibadah yang murni dan yang tak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka, dan menjaga supaya dirinya sendiri tidak dicemarkan oleh dunia” (Yak. 1: 27). Seseorang dapat menambahkan, pada prinsipnya, “dan orang tua tunggal dalam masalah mereka juga.” Bantuan yang bisa kita tawarkan tidak harus berupa bantuan finansial. Kita bisa biarkan mereka beristirahat dengan menjaga anak mereka sehingga mereka bisa melakukan tugas-tugas yang lain, beristirahat, berdoa, dan belajar Firman Allah. Kita bisa menolong anak-anak mereka atau membantu memperbaiki hal-hal kecil di rumah mereka.
Kita dapat menjadi tangan Tuhan dalam banyak cara untuk membantu mendukung orang tua tunggal.
Tanpa menghakimi mengapa mereka bisa berada pada situasi mereka saat ini, apakah hal-hal tertentu yang bisa Anda lakukan untuk memberikan dorongan dan membantu orang tua tunggal?