Sekolah Sabat 16 Mei 2019-Menghidupkan Cinta yang Kita Janjikan

Menghidupkan Cinta yang Kita Janjikan

Akhirnya, persatuan dan kesatuan keluarga bergantung pada komitmen anggota keluarga, dimulai dengan komitmen dari pasangan yang menikah, untuk peduli satu sama lain. Sayangnya, sejarah Alkitab penuh dengan contoh-contoh kegagalan menepati janji, merusak kepercayaan, dan kurangnya komitmen yang seharusnya ada. Alkitab juga telah menggerakkan contoh-contoh dari orang-orang biasa yang, dengan bantuan Allah, berkomitmen kepada teman-teman dan keluarga mereka dan menepati janji mereka.

Lihatlah keluarga-keluarga berikut dan tingkat komitmen mereka. Bagaimanakah komitmen telah diperkuat dalam beberapa keluarga? Apakah yang mendorong komitmen ditunjukkan pada yang lain?

Komitmen orang tua-anak (Kej. 33: 12-14, Kel. 2: 1-10).   
Komitmen saudara kandung (Kej. 37: 17-28).
Komitmen keluarga (Rut 1: 16-18; 2: 11, 12, 20; 3: 9-13; 4: 10, 13).
Komitmen pernikahan (Hos. 1: 2, 3, 6, 8; 3: 1-3).
Ketika kita berkomitmen kepada orang lain, seperti dalam pernikahan atau dalam membuat keputusan atau untuk mengadopsi seorang anak, harus ada penyerahan diri dalam menentukan pilihan untuk masa depan, penyerahan kendali atas segmen penting dari kehidupan kita. Hukum dapat mengekang perilaku negatif, tetapi hubungan pernikahan dan hubungan keluarga membutuhkan cinta di dalamnya agar mereka bisa berkembang.

Apakah makna dari komitmen Yesus (lbr. 13: 5) bagi Anda secara pribadi? Apakah dampak komitmen-Nva bagi Anda terhadap komitmen Anda kepada-Nva, kepada pasangan Anda, kepada anak-anak Anda, dan kepada rekan-rekan seiman?