Renungan Pagi 7 Mei 2019-PERMATA TAK TERNILAI

PERMATA TAK TERNILAI

"Demikian pula hal Kerajaan Surga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu" (Matius 13:45,46).

Mutiara yang indah ini menggambarkan harta Yesus yang tak ternilai, sebagaimana emas yang tersembunyi di ladang. Di dalam Kristus kita memiliki segala sesuatu yang diperlukan dalam hidup ini, dan yang akan menghadirkan sukacita di kehidupan yang akan datang. Semua uang di dunia tidak akan sanggup membeli kedamaian dan ketenangan dan kasih. Hadiah ini disediakan bagi kita melalui iman di dalam Kristus. Kita tidak bisa membeli hadiah ini dari Allah; kita tidak memiliki apa pun untuk membelinya. Kita adalah milik Allah, karena pikiran, jiwa dan tubuh telah dibeli dengan tebusan hidup Anak Allah.

Lalu bagaimana membeli harta kekal? Hanya dengan mengembalikan apa yang menjadi milik Yesus, menerima Dia ke dalam hati dalam iman. Bekerja sama dengan Allah; memikul kuk bersama Kristus; itu berarti mengangkat beban-Nya.... Tuhan Yesus meletakkan mahkota kerajaan-Nya, meninggalkan kedudukan tinggi-Nya, Ia menutupi keilahian-Nya dengan kemanusiaan, agar melalui kemanusiaan ini Ia boleh meninggikan umat manusia, Ia sangat menghargai kesempatan umat manusia sehingga Ia menjadi pengganti dan penanggung manusia. Ia memberikan kemurahan-Nya kepada manusia, dan dengan demikian meninggikan dalam skala nilai moral bersama Allah.

Kristus adalah korban penebusan. Ia meninggalkan kemuliaan surga, Ia berpisah dengan kekayaan-Nya, Ia menanggalkan kehormatan-Nya, bukan untuk menciptakan kasih dan minat di hati Allah bagi manusia, tetapi untuk menjadi perwujudan kasih yang ada di dalam hati Bapa.... Yesus membayar harga semua kekayaan-Nya, mengambil wujud manusia, Ia turun menuju kehidupan miskin dan hina dina, agar Ia bisa mencari dan menyelamatkan yang hilang.

Melalui kasih karunia Kristus, kita bisa dikuatkan dan berkembang menjadi dewasa, agar meskipun sekarang tidak sempurna kita bisa sempurna di dalam Dia. Kita telah menggadaikan diri kita sendiri kepada Iblis, tetapi Kristus datang untuk menebus kita. Kita tidak bisa membeli apa pun dari Allah. Hanya oleh kasih karunia, pemberian cuma-cuma Allah di dalam Kristus, maka kita selamat.