Renungan Pagi 24 Mei 2019 - MARILAH MEMISAHKAN DIRI

 MARILAH MEMISAHKAN DIRI

"Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!" (Mazmur 27:14).

Tidak ada kehidupan lain yang lebih padat dengan kerja keras dan tanggung jawab sebagaimana kehidupan Yesus, namun betapa sering Ia didapati sedang berdoa! Betapa berkesinambungan persekutuan-Nya dengan Bapa!... Karena telah menjadi satu dengan kita, yang turut merasakan kebutuhan dan kelemahan kita, Ia sepenuhnya bergantung kepada Allah, dan di tempat tersembunyi Ia berdoa meminta kekuatan Ilahi agar Ia bisa melangkah maju diperlengkapi untuk tugas dan tantangan. Di dunia yang penuh dosa, Yesus mengalami pergumulan dan siksaan jiwa. Dalam persekutuan dengan Bapa Ia bisa melepaskan beban kesedihan yang sedang menghimpit-Nya.

Di dalam Kristus seruan umat manusia mencapai Bapa yang penuh belas kasihan abadi. Sebagai seorang manusia Ia memohonkan takhta Allah sampai kemanusiaan-Nya terisi oleh arus kekuatan surgawi yang seharusnya menghubungkan kemanusiaan dengan keilahian. Melalui persekutuan berkesinambungan Ia menerima kehidupan dari Allah, agar Ia bisa memberikan kehidupan kepada dunia. Pengalaman-Nya harus menjadi pengalaman kita. Ia mengajak kita: "Marilah ke tempat yang sunyi supaya kita sendirian.” (Markus 6:31). Jika kita mau mengindahkan Firman-Nya, maka kita seharusnya menjadi lebih kuat dan lebih berguna.... Jika hari ini kita mengambil waktu untuk datang kepada Yesus dan menceritakan kepada-Nya kebutuhan kita maka kita tidak akan kecewa; Ia akan berada di sisi kanan kita untuk menolong kita....

Di dalam diri semua orang yang sedang dilatih Allah harus dinyatakan suatu kehidupan yang tidak sejalan dengan dunia, budayanya, atau kebiasaannya, dan setiap orang perlu merasakan pengalaman pribadi dalam memperoleh pengetahuan tentang kehendak Allah. Kita harus secara pribadi mendengar-Nya berbicara ke dalam hati. Ketika suara lain disingkirkan, dan dalam kesunyian kita menunggu di hadapan-Nya, ketenangan jiwa membuat suara Allah semakin berbeda. Ia berkata: “Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah!” (Mazmur 46:10). Di sini saja bisa ditemukan perhentian sejati. Dan inilah persiapan yang berguna bagi semua yang bekerja untuk Allah. Di tengah kesibukan dan ketegangan aktivitas hidup yang padat, jiwa yang disegarkan sedemikian rupa akan dikelilingi oleh suasana terang dan damai. Kehidupan akan mengeluarkan aroma wangi dan akan memperlihatkan kuasa Ilahi yang akan menjangkau hati manusia.