Renungan Pagi 21 Mei 2019 - BAGAIMANA MENGENYAHKAN RASA BERSALAH


 BAGAIMANA MENGENYAHKAN RASA BERSALAH

"Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?" (Mikha 7:18).

Sesungguhnya aku senang bahwa perasaan kita bukanlah bukti bahwa kita tidak anak-anak Allah. Musuh akan mencoba menggodamu untuk berpikir bahwa engkau telah melakukan hal-hal yang telah memisahkanmu dari Allah, dan bahwa Ia tidak lagi mengasihimu tetapi Tuhan kita masih tetap mengasihi kita....

Berpalinglah dari dirimu sendiri kepada kesempurnaan Kristus. Kita tidak bisa membuat kebenaran bagi diri sendiri. Di tangan Kristus ada jubah kebenaran suci, dan Ia akan mengenakannya kepada kita. Ia akan mengucapkan kata-kata manis pengampunan dan janji. Ia menyajikan mata air kehidupan bagi jiwa kita yang dahaga agar kita boleh disegarkan. Ia mengajak kita datang kepada-Nya dengan semua beban kita, semua kesedihan kita, dan Ia berkata kita akan menemukan ketenangan....

Yesus melihat kesalahan masa lampau, dan mengatakan pengampunan, janganlah kita tidak menghormati-Nya dengan meragukan kasih-Nya. Perasaan bersalah ini harus diletakkan di kaki salib Golgota. Rasa keberdosaan telah meracuni mata air kehidupan dan kebahagiaan sejati. Sekarang Yesus berkata: “Serahkan semua pada-Ku. Aku akan mengambil dosa-dosamu; Aku akan memberimu kedamaian. Jangan lagi buang harga dirimu, karena Aku telah membelimu senilai  sendiri. Engkau milik-Ku. Kelemahanmu akan Aku kuatkan; rasa bersalahmu terhadap dosa akan Kuhilangkan.” Kemudian palingkan hatimu kepada-Nya dengan penuh rasa syukur, dan berpegang teguh pada pengharapan yang diberikan padamu. Allah menerima hatimu yang amat menyesal dan sedih, dan mengulurkan pengampunan kepadamu. Ia menawarkanmu untuk menjadi anggota keluarga-Nya, dengan kasih karunia-Nya untuk membantu kelemahanmu, dan Juruselamat yang baik akan menuntunmu langkah demi langkah, engkau menaruh tanganmu di tangan-Nya dan biarkan Dia menuntunmu.

Carilah janji indah Allah. Jika Iblis menyerang dengan ancaman ke dalam pikiranmu, berpalinglah kepada janji-janji itu, dan biarlah jiwamu dihiburkan oleh pancarannya. Awan itu sendiri gelap, namun bila diisi dengan cahaya akan menjadi seterang pancaran emas, karena kemuliaan Allah memancar atasnya.