Renungan Pagi 11 Mei 2019-TINGGAL DI DALAM KRISTUS

TINGGAL DI DALAM KRISTUS

"Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku" (Yohanes 15:4).

‘Tinggalah di dalam Aku,” merupakan kata-kata yang amat penting. Tinggal di dalam Kristus berarti iman yang hidup, bersungguh-sungguh dan menyegarkan yang bekerja oleh kasih dan memurnikan jiwa. Itu artinya terus-menerus menerima semangat Kristus, suatu kehidupan penyerahan sepenuhnya bagi pelayanan-Nya. Di mana pun persekutuan ini ada, maka di situ perbuatan baik akan tampak. Kehidupan anggur akan diperlihatkan pada buah-buah beraroma sedap pada ranting-rantingnya. Suplai kasih karunia yang terus-menerus akan memberkatimu dan menjadikanmu berkat, sampai engkau bisa berkata bersama Paulus, “Aku telah disalibkan dengan Kristus, namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku” (Galatia 2:20),

Persekutuan kudus dengan Kristus akan menyatukan persaudaraan dalam ikatan yang paling menyenangkan dari persekutuan Kristen. Hati mereka akan disentuh oleh belas kasihan Ilahi terhadap satu sama lain.... Sikap dingin, perbedaan, perselisihan, sama sekali tidak ada tempatnya di tengah murid Kristus. Mereka telah menerima satu iman. Mereka bergabung untuk melayani satu Tuhan, menanggung peperangan yang sama, memperjuangkan tujuan yang sama, dan menang atas perkara yang sama. Mereka telah dibeli dengan darah berharga yang sama, dan telah pergi untuk menyatakan pekabaran keselamatan yang sama....

Mereka yang secara terus-menerus menarik kekuatan dari Kristus akan memiliki jiwa-Nya. Mereka tidak akan ceroboh dalam perkataan dan kelakuan. Suatu pemahaman tentang betapa besarnya nilai keselamatan mereka dalam pengorbanan Anak Allah akan menetap dalam jiwa mereka. Pemandangan Golgota terasa segar dan nyata dalam pikiran dan hati mereka dan akan diperlunak dengan pernyataan kasih Kristus kepada mereka. Mereka melihat orang lain sebagai yang sudah dibeli oleh darah-Nya yang mahal, dan mereka yang bersatu dengan Dia akan tampak mulia dan kudus karena hubungan ini. Kematian Kristus di Golgota harus membuat kita memperkirakan jiwa sebagaimana yang Ia lakukan. Kasih-Nya telah menaikkan nilai setiap laki-laki, wanita, dan anak.