Berita Mission 9 Maret 2019-Masalah Daging Babi

Masalah Daging Babi


Seorang tetangga bersaksi tentang Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh ketika saya masih berusia 17 tahun. Mendengar kesaksian itu saya tidak merasa tertarik oleh karena saya sangat gemar mengonsumsi daging babi dan orang Advent tidak makan daging babi.

Kemudian seseorang mengundang saya untuk menghadiri suatu seri Kebaktian Kebangunan Rohani di salah satu tempat yang ada di daerah SaoTome, ibu kota gegara kepulauan Sao Tome dan Principe. Saya hadir setiap malam dan menuliskan nama saya di kartu hadir untuk mendapatkan lebih banyak informasi lagi.

Sebelum saya menyadarinya, tetangga saya mengatakan bahwa gereja ini telah mendata nama saya dan selanjutnya ia mengundang saya pergi bersamanya ke gereja Advent pada hari Sabat untuk lebih banyak mendapatkan informasi. Saya begitu terkejut dan bertanya kepadanya, "Bagaimanakah caranya nama saya bisa berada di gereja kamu sedangkan nama saya itu saya catat di secarik kertas dalam acara yang ada di kota lain?"

Saya tidak pergi ke gereja bersama dia oleh karena saya harus bekerja pada hari Sabtu. Saya bekerja sebagai seorang tukang bangunan. Pada saat tetangga saya itu melihat bahwa saya tidak datang ke gereja, kemudian ia menyarankan untuk belajar Alkitab bersama pada malam hari.

Setelah beberapa pekan, saya memutuskan untuk meluangkan satu hari agar boleh datang beribadah di gereja.

Pada saat di dalam gereja, saya berjumpa dengan banyak tetangga saya, dan mereka begitu gembira melihat kehadiran saya. Tetapi keadaan itu justru menciptakan masalah bagi saya. Saya tidak dapat menyisihkan hari Sabat berikutnya lagi karena saya harus bekerja. Tetapi pada sisi yang lain, semua tetangga telah melihat saya di gereja dan sudah pasti jika 

Tips Cerita:
>Saksikan di tautan: bit.ly/Gilson-Neto
> Temukan foto-foto kisah Ini di tautan: bit.ly/fb-mq;

saya tidak hadir pada Sabat mendatang karena saya pergi bekerja akan menimbulkan tanda tanya bagi mereka.

Pada Sabat berikutnya, saya menunggu cukup lama, kemudian saya mengambil jalan berputar agar tidak ada seorang pun yang akan melihat saya. Tetapi seorang anggota gereja berlari ke arah saya dan bertanya hendak ke mana saya.

'Saya hendak pergi memangkas rambut saya," saya mendustai dia.

Hati nurani saya berkecamuk sepanjang hari Itu. Setelah bekerja, saya kembali pulang mengambil jalan berputar dan cukup jauh dan lagi-lagi bertemu dengan lebih banyak anggota gereja, yang mana mereka baru saja pulang dari gereja. 'Mengapakah kamu tidak datang ke gereja hari ini?" tanya mereka.

Saya terpaksa mangaku bahwa saya pergi bekerja.

Sejak hari itu, saya memutuskan untuk berhenti bekerja pada setiap hari Sabtu. Segera saya pun kehilangan pekerjaan. Tidak seorang pun dalam keluarga saya beragama Advent, orang tua saya menjadi sangat marah ketika mengetahui bahwa saya sudah tidak bekerja lagi. Ibu saya memasak makanan yang tak dapat saya makan. Di semua menu makanan dicampur dengan daging babi: Nasi, sup, serta makanan pencuci mulut lainnya. Saya memang gemar makan daging babi akan tetapi saat itu saya menolak untuk memakannya. Akibatnya, banyak kail saya tidur dengan perut kosong dan kelaparan.

"Mengapakah kamu pergi ke gereja yang tidak makan daging babi?" kata Ibu saya. “Mengapakah kamu tidak bekerja pada hari Sabtu?"kata ayah saya.

Secara diam-diam ketujuh saudara saya memperhatikan saya.

Sembilan bulan kemudian, saya dibaptiskan. Pendeta membawakan khotbah penyambutan selamat datang bagi semua yang baru dibaptiskan, kemudian seorang perempuan menyatakan bahwa kami akan dengan segera mengalami banyak tantangan rohani oleh karena keputusan kami itu. Saya kemudian berkata,

itu benar. Saya sudah mendapatkan tantangan-tantangan itu."

Tetapi ia mengatakan yang sebenarnya. Pada saat saya menyampaikan kepada orang tua saya bahwa saya telah dibaptis, mereka menendang saya keluar dari rumah. Saya meratap oleh karena saya tidak tahu ke mana harus pergi. Selama dua bulan, saya keluar rumah sebelum orang tua saya bangun dan kembali pulang pada saat mereka telah tidur.

Seorang perempuan yang dibaptiskan bersama dengan saya memberikan kepada saya makanan untuk dimakan. Saya berjalan berkeliling selama hari-hari itu. Tidak ada yang dikerjakan, karena memang saya tidak mempunyai pekerjaan. Saya menangis dan berdoa: "Tuhan, tolong saya agar boleh kuat dalam iman dan boleh mendapatkan pekerjaan.”

Tidak lama kemudian sebuah perusahaan pertanian milik pengusaha Taiwan menerima saya bekerja membantu sebuah proyek, dan ketika itu saya boleh memberikan sebagian dari penghasilan untuk orang tua saya. Hal itu membantu memperbaiki hubungan kami.

Tuhan melakukan mukjizat yang besar. Lima dari tujuh saudara saya menjadi orang Advent. Dua sepupu saya juga telah dibaptiskan. Seluruhnya, ada 10 anggota keluarga saya yang telah bergabung ke dalam gereja Advent. Bahkan ayah saya sempat beberapa kali menghadiri kebaktian gereja sebelum ia mengalami kelumpuhan akibat penyakit strok yang dialaminya.

Saat ini, saya bekerja di satu-satunya sekolah Advent yang berada di Sao Tome. Saya mengajar para murid bagaimana bercocok tanam serta menata sebuah taman.

Saya juga telah menikah. Saya telah jatuh cinta kepada perempuan muda yang telah menolong saya memberi makanan selama masa-masa kelam yang saya alami. Kami dikaruniai seorang anak perempuan yang berusia setahun.

Sebuah janji dari ayat Alkitab yang sudah menginspirasikan saya untuk tetap kuat dalam iman adalah Mazmur 125:1, yang menyatakan: "Orang-orang yang percaya kepada Tuhan, adalah seperti gunung Sion yang tidak goyang, yang tetap untuk selama-lamanya."

Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan menolong satu-satunya sekolah Advent yang berada di Sao Tome dan Principe dalam pembangunan auditorium (gedung serba guna) sekolah tersebut. Terima kasih untuk persembahan misi Anda.

Oleh: Andrew McChesney