Berita Mission 23 Februari 2019-Mengambil Segala Resiko demi Hari Sabat


Mengambil Segala Risiko demi Hari Sabat

Cerita Sabat ini adalah lanjutan dari cerita pada Sabat yang lalu, Carlos Freitas.

Setelah dibaptis, Carlos menyampaikan kepada pengawasnya bahwa ia tidak akan lagi bekerja pada hari Sabat di Voice of America, sebuah penyiar berita yang didanai oleh pemerintah AS.

Pengawas waktu itu adalah seorang berkebangsaan AS, melihat kepada Carlos dengan penuh keheranan.

"Menyucikan hari Sabat itu adalah sebuah hukum Perjanjian Lama," katanya. "Orang Kristen mengikuti Perjanjian Baru."

Carlos kemudian pulang ke rumah yang ada di Sao Tome, ibu kota negara kepulauan kecil Sao Tome dan Principe, dan mulai menuliskan sebuah daftar tentang hari Sabat dalam Perjanjian Baru. Besoknya, Ia membawa daftar yang telah dibuatnya itu kepada sang pengawas.

"Hari Sabat ada di dalam Perjanjian Baru dan itu harus disucikan," kata Carlos.

"Apakah itu adalah keputusan akhirmu?" tanya sang pengawas. "Ya, keputusan Saya adalah terus menyucikan hari Sabat jika tidak demikian itu adalah dosa."

Sambil mengepal-ngepalkan tangannya pengawas itu berkata: "Ini adalah pertama kali ada seorang yang menantang saya tentang hari Sabat."

Diskusi berakhir sampai di situ. Sang pengawas tidak pernah lagi meminta Carlos untuk bekerja pada hari Sabat. Kemudian sang pengawas berpindah kerja ke tempat yang lain.

Carlos, ayah dari 10 orang anak, bekerja sebagai montir listrik di jaringan berita tersebut. Salah satu tanggung jawab pekerjaannya adalah mengurangi beban aliran minyak kapal untuk generator sebagai sumber listrik jaringan tersebut. Saat itu, kapal berlabuh pada hari Sabat, Carlos dan beberapa rekan karyawan akan mulai mengurangi beban aliran minyak secara cepat. Mereka selalu menyelesaikan pekerjaan pada hari Jumat tetapi kali ini terlambat satu hari.

Tips Cerita
> Saksikan Carlos di tautan: bit.ly/ Carlos-Freitas
> Temukan foto-foto untuk kisah Ini di tautan: bit.ly/fb-mq

Saat itu Carlos tidak mengadakan pendekatan kepada pengawas barunya, yang adalah orang asli Sao Tome pemelihara hari Minggu. Gantinya Carlos langusng menghadap manajernya, seorang yang berkebangsaan Amerika.

Mendengar permohonan Carlos untuk berhenti bekerja pada pukul 5:30 hari jumat itu, sang manajer menolak. "Tetapi Saya mempunyai komitmen dengan Tuhan," kata Carlos. "Terserah kamu," kata sang manajer. Carlos pergi menyendiri di dalam kamar mandi dan berdoa. Tidaklah mudah untuk mendapatkan pekerjaan di Sao Tome, kemudian Carlos berpikir: "Apakah yang akan terjadi dengan keluarga saya? Apakah yang akan saya katakan kepada mereka?"Carlos tidak ingin dipecat, tetapi pada saat yang sama ia ingin menghormati Tuhan, Ia mengambil keputusan bekerja sampai pukul 17:30 dan pulang ke rumah.

Singkat cerita sebelum pukul 17:30 sore, mesin kapal mengalami kerusakan. Carlos beserta rekan-rekannya berusaha memperbaiki, tetapi sayang justru semakin rusak. Akhirnya, semua pekerja kembali ke darat, di mana sang manajer telah berdiri dan menunggu mereka. "Situasinya sungguh sangat buruk," kata seorang pekerja. "Tidak ada cara lain yang dapat kami lakukan untuk mengurangi beban aliran minyak akhir pekan ini." Sang manajer tak dapat berkata apa-apa. Carlos segera pulang untuk menyambut hari Sabat. Itu terjadi pada akhir pekan.

Sementara itu, Carlos sangat ketakutan untuk menghadap kepada manajer pada hari Senin, Ia khawatir bahwa ia akan dituduh sebagai penyebab kerusakan itu.

Pada hari Senin, sang manajer tidak berkata apa-apa. Hari Selasa, hari Rabu sang manajer tetap diam. Seminggu lewat, tetap saja ia tidak berkata apa-apa.

Kemudian seorang karyawan berkata kepada Carlos: "Apakah kamu tahu apa yang dikatakan oleh sang manajer tentang kapal itu? Ia katakan bahwa apa yang terjadi dengan kapal itu adalah karena campur tangan Tuhan.” Mendengar akan hal itu, Carlos seakan tidak percaya. Di rumah, Carlos beserta istrinya sangat berterima kasih kepada Tuhan oleh karena telah menjaga pekerjaannya.




Sehari kemudian, seorang karyawan yang lain mengatakan apa yang ada di pikiran sang manajer. Sesungguhnya sang manajer secara diam-diam ingin mengizinkan Carlos pulang kerja pukul 17.30 akan tetapi mesin kapal telah mengalami kerusakan terlebih dahulu sebelum ia nyatakan keputusannya itu. Akibat dari peristiwa itu, tidak ada pekerja yang bekerja pada hari Sabat.

Tanpa sepengetahuan Carlos, seorang petugas keamanan perusahaan telah berulang-ulang memperhatikan Carlos, bertanya-tanya dalam hati apa kira-kira yang akan terjadi bagi Carlos jika pada akhirnya pekerjaan waktu itu jatuh pada hari Sabat. Pada saat sang penjaga keamanan itu melihat adanya campur tangan Tuhan dengan kapal tersebut ia berkata kepada Carlos, 'Tuhan kamu hebat!"

Akhirnya, sang penjaga keamanan itu pun mulai menghadiri kebaktian gereja Advent.

Carlos tidak pernah lagi mengalami masalah dengan hari Sabat. 'Tuhan itu baik bagi semua orang yang percaya kepada-Nya.'ucap
Carlos.'Saya memiliki beberapa tantangan yang pada saat itu saya pikir tidak mungkin untuk diselesaikan, tetapi kemudian segalanya menjadi mungkin tanpa saya berbuat sesuatu”

Ada banyak masyarakat di negara ini, kurang lebih 200.000 orang belum mengetahui tentang hari Sabat. Lebih dari setengah penduduk beragama Katolik, sementara itu keanggotaan gereja Advent hanya 8.000 anggota pada 13 gereja dan 56 perkumpulan.

Carlos begitu senang membagikan cerita-cerita tentang Sabat. "Itu menjadi keharusan bagi saya—untuk menceritakan kepada orang lain pengalaman saya dan semua yang saya jumpai dalam Alkitab," katanya. "Kerinduan saya adalah mengerjakan apa saja yang dapat saya buat demi memberitakan Firman Tuhan'

Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan menolong membangun gedung gereja dengan kebutuhan-kebutuhannya di Sao Tome. Terima kasih untuk persembahan misi Anda.

Oleh: Andrew McChesney

Komentar