BERITA MISSION "MAMA, AYO JALAN"
Sabat 2/12 Januari 2019 - Botswana Oleh: Lethabo Masienyne, 8 Tahun
Perubahan besar sedang terjadi di tengah-tengah suatu keluarga di Botswana sejak sang ibu mengirimkan anak laki-lakinya yang berusia 8 tahun bersekolah pada Sekolah Dasar Advent di Francistown. Sang anak yang bernama,Lethabo, sekarang memaksa orang tuanya harus berdoa sebelum makan. Ia juga memaksa orang tuanya untuk berdoa pada waktu bangun pagi dan berdoa pada waktu hendak istirahat tidur malam. Bahkan ia memohon kepada ibunya untuk menemaninya ke gereja pada hari Sabat Permohonan sang anak sangat mengejutkan ibunya yang bernama Gomolemo, yang pada kenyataannya tidak bertumbuh dalam sebuah rumah tangga Kristen. Tetapi sang ibu tidak bisa lebih bahagia. " Saya hanya ingin berterima kasih kepada Tuhan yang sudah membawa saya dan anak saya ke mari," kata sang ibu setelah ibadah Sabat di Sekolah Eastern Gate Primary, di mana anak-anaknya duduk di kelas 3. Anak perempuannya mengikuti kegiatan prasekolah di gereja Place of Love yang ada di seberang jalan.
Bagaimanakah sampai sang ibu bisa menyerah dan pergi ke gereja?Lethabo akhirnya dapat menyelesaikan pendidikan di kelas 3dalam kegiatan belajar pribadi disekolah rumah bersama dengan 10 anak didik lainnya di Francistown,kota kedua terbesar di Botswana dengan penduduk kira-kira 90.000 jiwa. Akan tetapi, setelah 3 tahun, ia mulai mendapat masalah lambat membaca serta tidak paham dengan mata pelajaran matematika, dan ia khawatir ibunya akan mendaftarkannya kembali ke Sekolah Eastern Gate Primary. Ia sudah mendengar tentang sekolah ini dari seorang ibu yang merencanakan menyekolahkan anak gadisnya ke sana. Sebagai alasan lainya, ia ingin
anak laki-lakinya itu belajar tentang Tuhan. "Saya tidak dibesarkan dalam sebuah keluarga Kristen, tetapi saya ingin membesarkan anak-anak saya dalam sebuah keluarga Kristen," katanya. "Banyak hal sedang terjadi di dunia ini. Kami harus mengenal Tuhan."
Oleh karena lambatnya ia membaca serta kurang mengerti dengan mata pelajaran matematika, Lethabo diminta untuk kembali mengulang di kelas 3 sekolah Advent. Ibunya memperhatikan dalam beberapa bulan terjadi sebuah perubahan yang drastis berhubungan dengan cara belajar anaknya. "Sekarang anak laki-laki saya dapat melakukan banyak hal sendiri,"'katanya. "Ia sudah lancar membaca, bahkan ia menjadi juara dalam mata pelajaran matematika. Matematika dan Alkitab menjadi pelajaran kesukaannya.” Lebih khusus Lethabo senang dengan Alkitab. Air mata menetes di matanya ketika mendengarkan cerita tentang Yesus di sekolah. "Anak ini sangat dekat dengan Tuhan," kata ibunya. "Setiap pagi,setiap malam, setiap makan kami semua berdoa. Dialah yang mendorong kami. Setiap hari Sabat, ia dan saudara perempuannya pergi ke gereja. Kadangkala saya hanya mengantar mereka, dan Lethabo sering berkata: 'Ibu, apakah ibu tau? ibu juga perlu datang ke gereja."
Tapi ibunya tidak datang kegereja, jadi Lethabo mengambil Keputusan untuk membawa masalah ini ke dalam doa pribadinya. Selama empat bulan, ibunya menderita pusing-pusing setiap pagi. Setiap hari ia berkata kepada gurunya:"Apakah Anda tahu bahwa ibu saya sedang sakit. Ia muntah setiap hari. Bolekah kita berdoa untuknya?"Jika berada di rumah ia akan berkata kepada ibunya: "Ibu harus pergi ke gereja agar pendeta berdoa untuk kesembuhan ibu.""Kata-kata tersebut benar-benar menyentuh hati saya," kata ibunya. Akhirnya, sang ibu pun setuju untuk pergi ke gereja. Akan tetapi pada pagi Sabat berikutnya penyakitnya kembali kambuh, pelayan gereja datang untuk menjemput anak-anaknya. Sebelum berangkat,Lethabo kembali kepada ibunya. “Ibu, dapatkah ibu pergi bersama kami?" katanya. “Mengapakah ibu harus tinggal di rumah? Ayo, jalan. Jika ibu jalan, pendeta akan berdoa untuk ibu, dan ibu akan sembuh."
Kembali kata-kata itu menyayat hati sang ibu. "Sabat depan kita akan pergi bersama-sama," janji sang ibu. "Saya akan pergi ke gereja "Anak laki-laki saya sangat mengasihi Tuhan. Itu sangat baik,"kata sang ibu. "Saya tahu bahwa Tuhan telah mengirim anak saya itu kepada kami untuk menunjukkan terang,"Sabat itu menjadi hari pertama dalam empat bulan terakhir yaitu ia tidak mengalami sakit pusing-pusing di pagi hari—Lethabo mem-perhatikan ibunya, ia terus berdiri disamping ibunya."Berdoa adalah cara yang terbaik," kata sang anak kepada ibunya."Ibu tidak akan mengalami muntah lagi." Ibunya tersenyum kepadanya."Terima kasih anakku" kata sang ibu. "Saya akan tetap ke gereja "Persembahan Sabat Ketiga Belas, sebagian akan digunakan membantu Sekolah Eastern Gate Primary di Francistown, Sekolah Dasar Advent pertama di Botswana Utara.
Komentar
Posting Komentar