Moises bergabung dengan militer Mozambik setelah gagal ujian sekolah dan mengharuskan dia keluar dari sekolah. Dengan masuk militer ayahnya berharap Moises akan berhenti dari minum-minuman keras dan penggunaan obat-obatan terlarang.
Tidak lama setelah bergabung dengan militer. Moises bertemu dengan seorang yang beragama Advent yang bernama Alfredo di ruang makan militer 'Saya sangat terkesan akan pola hidupnya.' kata Moises. Ia mengambil makanan di piringnya kemudian diberikannya kepadaku'
Alfredo sangat menaruh perhatian akan apa yang Moises makan, ia tidak makan ikan sembarangan yaitu yang haram. Moises dengan cepat menyadari bahwa Alfredo telah memberikan banyak pilihan makanan yang lebih menyehatkan kepadanya.
'Setiap saat mereka menyajikan ikan ini, saya duduk dekat dengannya karena saya tahu ia akan memberikannya kepadaku," kata Moises. "Ia begitu baik kepada saya."
Setelah makan bersama kira-kira dua minggu, Moises dipindahkan ke tempat yang lain untuk latihan polisi militer. Di dalam perumahan militer, ia berdampingan dengan seorang tentara yang meletakkan sebuah Alkitab di atas tempat tidurnya. Pada saat Moises bangun, ia melihat Alkitab tersebut. Pada saat ia hendak pergi tidur, ia Juga melihat Alkitab tersebut. Hal ini mengganggu Moises. Bagi Moises Alkitab itu hanya untuk para pendeta atau untuk orang orang tua. bukan untuk anak muda seperti dia.
Suatu hari, Moises bertanya kepada tentara tersebut mengapakah ia memiliki Alkitab. "Saya adalah seorang Kristen," tentara muda itu menjawab. 'Apakah kamu percaya kepada Tuhan?" tanya Moises.
Sang tentara muda itu menjawab bahwa ia percaya kepada Tuhan sambil menunjukkan sebuah ayat kepada Moises yaitu Yohanes 3:16, yang menyatakan: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Mendengar akan hal itu, Moises tertarik dan memohon agar dia dapat dipinjamkan Alkitab tersebut. Pada saat ia membaca, mulailah ia percaya kepada Tuhan. Ayahnya begitu senang melihat iman yang baru dari anaknya itu sehingga sang ayah menghadiahkan sebuah Alkitab kepada Moises.
Pada saat pelatihan polisi militer berakhir. Moises kembali ke unit militernya untuk bekerja sebagai anggota polisi militer. Kembali ke unit, seorang tentara pemelihara hari Minggu melihat Moises sedang membaca Alkitab dan berkata:
"Saya mengetahui ada sekelompok pelajar Alkitab yang bertemu setiap pukul 18.00 malam setiap hari. Jika kamu berkenan, saya akan membawamu ke sana." Malam itu, Moises ditemani oleh tentara tersebut pergi ke kelompok pelajar Alkitab, setelah kembali dari pertemuan itu Moises merasa bingung. Melihat akan kebingungan itu sang tentara berkata: 'Saya tahu tentang kelompok pelajar Alkitab lainnya yang juga bertemu setiap pukul 18.00 Saya dapat mengantar kamu ke sana besok, tetapi saya tidak suka dengan mereka."
Pos Misi>Maputo di Mozambik di kenal sebagai Kota Akasia oleh karena pohon akasia bertumbuh di mana-mana, di sepanjang jalan.
>Diet makanan masyarakat yang ada di pedesaan semuanya dari akar singkong yang dapat dipanggang, dikeringkan, atau dilunakkan menjadi bubur.
> Minat membaca di Mozambik sangat rendah. Statistik terakhir menunjukkan bahwa rata-rata hanya 54 per sen orang dewasa yang gemar membaca.
Tips Cerita
> Temukan foto-foto untuk kisah ini pada tautan: bit. Iy/fb-mq
> Saksikan Moises di tautan: bit. ly/Molses-Pelembe
Ayah mencoba untuk menolong Ivaldo masuk ke universitas, tetapi semua kelas akan masuk pada hari Sabtu jadi Ivaldo tidak bisa untuk hal itu.
"Mengapakah kamu tidak suka dengan mereka?" tanya Moises. “Oleh karena mereka selalu berdiskusi tentang gereja saya," ungkap nya.
Malam berikutnya, Moises menghadiri sebuah kelompok pendalaman Alkitab Advent. Moises begitu tertarik untuk belajar oleh karena pemimpin kelompok tersebut telah dibaptiskan setelah belajar Alkitab bersama Alfredo— temannya yang selalu menyuguhkan makanan kepadanya di ruang makan militer.
Saat itu inti pelajaran Alkitab adalah Maleakhi 3:8, bahwa Tuhan berkata: "Dapatkah manusia menipu Tuhan? Namun kamu menipu Aku! Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimana kami menipu Engkau?" mengenai persembahan persepuluhan dan persembahan khusus."
Sampai sejauh ini. Moises belum pernah mengembalikan persepuluhan, kata-kata Firman Tuhan itu betul-betul menyayat hatinya, Ia kembali malam berikutnya dan belajar tentang Sabat hari ketujuh. Malam itu, ia menangis di tempat tidur. Seorang teman militernya memperhatikan rintihan Moises. "Siapakah yang memukul kamu?"tanya temannya. "Kita harus membalasnya." Temannya itu tidak mengetahui bahwa Moises tidak dipukul oleh siapa-siapa tetapi oleh Firman Tuhan.
Pada hari Sabat berikutnya, Moises bergabung bersama beberapa temannya yang baru untuk berjalan kira-kira 9 mil atau (14 kilometer) menuju ke gereja Advent terdekat. Saat itu Moises mengembalikan persepuluhan untuk pertama kalinya. Setelah itu, ia datang beribadah setiap hari Sabat dan akhirnya dibaptiskan pada usia 22 tahun, dua tahun sesudah ia bergabung ke dalam kemiliteran.
Sesudah bekerja di militer Moises bekerja sebagai polisi tetapi secara perlahan-lahan mulai mendapatkan masalah dengan hari Sabat. Akhirnya ia memutuskan pergi dari pintu ke pintu sebagai penginjil literatur kemudian mendaftarkan dirinya di Universitas Advent Mozambik. Saat ini, Moises telah berusia 32 tahun dan sedang menyelesaikan tahun ketiga di fakultas teologi pada universtias tersebut. 'Ayah saya mengirim saya ke militer untuk mengubah tabiat saya.' kata Moises.
"Tetapi saya melihat bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih besar. Tuhan ingin saya menjadi orang Kristen."
Bagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan membantu pengembangan Universitas Advent Mozambik, tempat di mana Moises sedang berkuliah. Dan sebagai tambahan bahwa, sebagian dari persembahan ini juga akan digunakan dalam penyediaan Alkitab bagi anak-anak di Mozambik karena orang tua mereka tak mampu membelikan mereka Alkitab. Terima kasih untuk persembahan misi Anda.
Oleh' Andrew McChesncy
Komentar
Posting Komentar