Zelindo adalah seorang pembuat masalah di Timor Leste. Ia gemar minum minuman keras, merokok, dan berjudi, Ia memiliki tato dan membuat geng jalanan.
Ia pergi ke gereja setiap hari Minggu tetapi tetap merasa gundah.
Pada usia 21 tahun, tiba-tiba ia dicekam oleh sebuah keinginan yang tak tertahankan untuk membaca Alkitab. Ia tidak memiliki Alkitab, maka ia mengirim pesan singkat kepada kakak perempuannya di Surabaya, sebuah kota di Indonesia yang terletak 1.400 kilometer di sebelah barat.
“Bisakah kakak membelikan dan mengirimkan Alkitab kepada saya?"Ia bertanya.
Dua minggu kemudian ia menerima Alkitab itu, dan membacanya dari Kejadian sampai Wahyu dalam satu bulan. Tetapi ia tidak mengerti apa yang dibacanya, Ia membaca Alkitab untuk kedua dan ketiga kalinya, tetapi tetap saja ia tidak mengerti.
Merasa frustrasi, ia bertelut dan berdoa:' Tuhan, saya mau mengerti firman-Mu, tetapi saya tidak tahu caranya. Kirimkanlah Roh Kudus-Mu untuk membimbing saya."
Kemudian ia membaca Alkitab itu untuk keempat kalinya—dan berdoa untuk Roh Kudus setiap kali ia membacanya, Ia pun mulai mengerti Alkitab, hal yang membuatnya tercengang. Ia berhenti pada perintah kedua di dalam Keluaran 20:4,5, di mana Tuhan berfirman: "Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya."
"Mengapakah ada patung di gereja saya?"Ia heran.
Ia tetap beribadah pada hari Minggu dan membaca Alkitab setiap malam selama tiga tahun, Ia juga menikah dan membuka dua buah toko.
Fakta Singkat> Hidangan nasional di Timor Leste adalah ikan pepes, ikan yang dibungkus daun pisang dan dikukus bersama saus sambal.
> Menurut legenda, Timor Leste ditemukan setelah seekor buaya berubah menjadi sebuah pulau sebagai hadiah kepada seorang anak lelaki yang menolong buaya itu ketika sakit. Keturunan anak lelaki itu diduga menjadi nenek moyang orang Timor. Satwa liar yang terdapat di Timor Leste antara lain kuskus (sejenis hewan berkantung), kera, rusa, luwak, ular, dan buaya.
Tips Cerita
> Saksikan Zelindo di tautan: bit. ly/Zelindo-Bible
> Temukan foto-foto kisah ini di tautan: bit.ly/fb-mq
> Bacalah kisah lain tentang Zelindo di tautan: bit.ly/wife-miracle Fast Facts
Pada suatu hari, seorang anggota Advent,Thomas Lopes, memasuki salah satu tokonya dan menjual sebuah buku kepadanya yang berjudul “Hari yang Hampir Dilupakan’ karangan penginjil Mark Finley.
Zelindo terkejut saat membaca bahwa Sabtu adalah hari Sabat menurut Alkitab, Ia menemukan nomor telepon Thomas tertulis di belakang bukunya dan memintanya datang kembali ke tokonya.
Ketika Thomas datang, Zelindo segera bertanya: "Mengapakah di buku ini dikatakan hari Sabtu dan bukan hari Minggu?"
Thomas tidak memberikan jawaban langsung. "Bacalah Alkitab, dan biarlah Roh Kudus yang menjawab Anda "katanya.
Zelindo membaca lagi Alkitabnya. Ketika ia sampai pada Perjanjian Baru, ia membaca dalam Matius 28:1, "Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu."
Ia telah menemukan jawabannya. Alkitab menyebut hari Minggu sebagai hari pertama minggu itu. Hari Sabtu berikutnya, ia menutup toko-tokonya dan menghadiri ibadah hari Sabtu pagi di gerejanya.
Setelah beberapa minggu, pendeta gerejanya menghampiri Zelindo setelah ibadah Sabtu pagi.
"Mengapakah Anda datang ke gereja pada hari Sabtu dan bukannya hari Minggu?" katanya. "Saya melihat istri dan anakmu setiap hari Minggu"
"Pengertian saya, hari Sabtu adalah hari yang tepat untuk beribadah, bukan hari Minggu," kata Zelindo.
"Tidak, hari Minggu," kata pendeta itu.
Zelindo makin merasa tidak nyaman di gerejanya. Setiap kali ia masuk, ia melewati patung-patung, Ia bertelut di depan patung itu dan bertanya: "Tuhan, apakah boleh memiliki patung-patung ini di gereja? Apakah Engkau mengizinkan hal ini?" Pada suatu hari, ia membaca Yesaya 42:8, yang berbunyi: "Aku Ini TUHAN, Itulah nama-Ku, Aku tidak akan memberikan kemuliaan Ku kepada yang lain atau kemasyhuran Ku kepada patung.
Kata-kata itu membuatnya merasa ketakutan, Ia menyadari bahwa Tuhan melarang penyembahan kepada patung, dan Ia memutuskan untuk tidak melakukannya lagi.
Ia menelepon pendeta gerejanya, ‘Saya butuh pertolongan Anda. Jika Anda tidak membantu saya, saya akan meninggalkan gereja'
Ketika pendeta Itu tiba di rumahnya, Zelindo mengajukan banyak pertanyaan tentang patung dan hari Sabat.
‘Saudara, percayalah saja,'kata pendeta Itu. 'Itu saja cukup"
Zelindo tidak berhasil diyakinkan Setelah membaca Alkitab berkali-kali, ia mengerti bahwa iman harus didukung oleh tindakan, Ia pun menjadi seorang Advent.
Empat tahun kemudian, ia adalah seorang anggota gereja yang aktif di Timor Leste, dan telah membawa banyak orang untuk dibaptis.
Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas tahun 2014 digunakan untuk membantu pembangunan sekolah Advent yang pertama di Ibu Kota Timor Leste, Dili. Terima kasih untuk persembahan misi Anda.
Oleh Andrew McChesncy
Komentar
Posting Komentar