Berita misi 4 Agustus 2018- Ampuni Saya Ayah



Saya dibesarkan sebagai seorang bukan Kristen. Saya bahkan tidak pernah mengetahui tentang Tuhan, seperti halnya 127 juta penduduk lainnya di negara saya, Jepang. Namun demikian, saya lebih banyak berpikir tentang ayah saya. Saya tidak suka dengan ayah saya.

Orang tua saya bercerai ketika saya masih sangat muda. Saya memilih tinggal bersama ibu saya dan hanya setiap akhir pekan saja saya tinggal dengan ayah saya. Pada saat saya berusia 14 tahun, ayah saya jatuh sakit, jadi saya harus memperhatikan dia setiap akhir pekan.

Sementara itu saya tidak suka menjadi perawatnya. Hal itu sangat menggusarkan, saya masih muda dan masih banyak hal lain yang harus saya kerjakan. Saya mengeluh: "Mengapa saya?"Setiap kali saya melihat ayah, saya berkata: "Saya membenci engkau."Sambil menangis tersedu-sedu. Saya pikir ayah saya juga menangis. Tidak lama kemudian, ayah saya meninggal dunia.

Saya mengambil keputusan pindah ke Amerika Serikat untuk bersekolah jurusan animasi. Sebelum saya memulaikan sekolah saya di Los Angeles, saya berkunjung kepada beberapa keponakan saya di Chicago yang mana mereka adalah anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Mereka mengundang saya untuk datang ke gereja pada hari Sabat, dan saya senang dengan itu. Ini adalah pertama kali saya berada di dalam sebuah gereja Kristen.

Tetapi setelah saya mulai bersekolah saya tidak memiliki waktu lagi untuk ke gereja. Untuk kurun waktu enam bulan, keponakan saya berkata jika berkenan, cari dan temukanlah gereja Advent di Los Angeles. Pada akhirnya, saya temukan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Glen dale Filipino dan saya bergereja disitu. Rencana saya adalah untuk mendengarkan khotbah dan ketika pulang saya akan ceritakan hal itu kepada ibu saya melalui Skype. Tetapi gereja itu dipadati oleh orang muda seperti saya, dan mereka mencegah saya ketika saya akan ke-luar dan gereja. Kami makan siang bersama dan mereka mengundang

Pada hari berikutnya teman baru saya ini mengajak saya kembali. Mereka mengajak saya setiap hari. Saya sangat heran mengapa mereka begitu baik kepada saya. Setelah beberapa saat, saya menyadari bahwa Tuhan itu kasih adanya dan kasih-Nya itu dinyatakan melalui orang Advent dan begitulah semua sahabat saya ini terus menyatakan kasih Allah kepada saya. Hal itu membuat saya lebih ingin mengenal, jadi saya memberikan banyak pertanyaan tentang Tuhan dan Alkitab. Salah satu dari sahabat wanita saya adalah pekerja Alkitab jadi dia memberikan saya pelajaran-pelajaran Alkitab.

Saya senang dengan sahabat-sahabat saya ini dan ingin untuk dibaptiskan, akan tetapi saya tak bisa melupakan bagaimana saya memperlakukan ayah saya. Jika ia masih hidup saya rindu untuk memohon pengampunan darinya.

Satu malam, saya bermimpi. Saya melihat ayah saya berbaring di lantai, wajahnya sangat pucat, seolah-olah ia akan segera mati, Ia melihat kepadaku tanpa berkata apa pun. Saya begitu kasihan melihat dia memandang saya dengan cara seperti itu, dan saya berpikir: 'Oh tidak, ia tidak akan pernah mengampuni saya.

Fakta Singkat>Jepang adalah negara ke-pulauan, di sebelah timur Asia. Ada empat pulau utama yaitu: Hokkaido. Honshu, Shikoku, dan Kyushu. Selain itu terdapat juga 4000 pulau kecil.
> Ada tiga jalur patahan gempa bumi yang bertemu di dekat Jepang yang selalu bergerak dan itulah yang sering menyebabkan gempa bumi dahsyat. Lebih dari 1.000 gempa bumi terjadi di Jepang rata-rata setiap tahunnya. Di Jepang juga terdapat kira-kira 200 gunung berapi dan 60 di antaranya masih aktif.
> Shinto adalah agama terbesar di Jepang, pengikutnya hampir 80 persen dari jumlah penduduk, namun menurut survei hanya sedikit persentase penduduk yang menyadari bahwa mereka adalah pengikut agama Shinto.

Pada malam berikutnya, saya juga memimpikan hal yang sama. Kembali, saya melihat ayah saya berbaring di atas lantai. Tetapi kali ini ia tersenyum kepada saya dan berkata:"Terima kasih'Saya pun berpikir:'Ayah saya sudah mengampuni saya, dan inilah yang Tuhan telah lakukan bagi kita! Meskipun kita selalu melakukan hal-hal yang tidak benar. Tuhan mengampuni dan mengasihi kita."

Ketika ayah saya berkata:'Terima kasih" dalam mimpi, saya merasakan sukacita keselamatan untuk pertama kalinya. Beban-beban berat dalam hati saya sirna. Saya tahu bahwa saya telah diampuni. Pada saat saya bangun, saya pun berdoa: "Terima kasih, Tuhan. Yesus telah mengampuni saya. Saya dapat merasakan betapa Yesus mengasihi saya'

Mimpi tersebut telah menghapus rintangan-rintangan untuk saya menerima baptisan. Saya menyadari bahwa Tuhan dapat mengampuni dan bahwa saya merasakan kasih Tuhan melalui anggota-anggota gereja. Sekarang saya lebih mengerti apa yang tertulis dalam 1 Yohanes 4:12 yang mengatakan: 'Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita'

Keponakan-keponakan saya terbang dari Chicago untuk merayakan hari baptisan saya tiga bulan setelah mimpi itu. Mereka sangat terkejut tak menyangka namun disertai dengan kebahagiaan yang besar akan keputusan saya itu.

Sekarang saya berusia 24 tahun dan sedang bekerja di salah satu organisasi non-pemerintah dekat Kota Tokyo Jepang. Saya memutuskan untuk tidak bekerja seputar animasi karena kebanyakan animasi itu digunakan dalam kebanyakan alat-alat permainan di Jepang. Saya tidak suka membuat video permainan-permainan. Jadi saya bekerja sebagai pekerja seni terapi untuk anak-anak. Tempat saya bekerja itu menggunakan seni terapi guna menolong anak-anak untuk sembuh dari trauma gempa bumi yang pernah terjadi di Jepang Utara pada tahun 2011 yang lalu.

“' Doa saya setiap hari untuk ibu saya agar ibu juga boleh menerima Yesus. Doa saya juga untuk gereja saya di Tokyo. Gereja Setagya sekarang ini sedang melatih anak-anak muda Advent seperti saya untuk dapat menyebarkan Injil di seluruh pelosok negara Jepang. Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas ini akan menolong perluasan gereja yang sedang dikerjakan oleh orang muda. 





Oleh Horita, seperti yang diceritakan kepada Andrew McChasny.

Komentar