Berita Misi 25 Agustus 2018-Menonjol pada Sekolah Tinggi Advent


Menonjol pada Sekolah Tinggi Advent

Aoki tidak pernah bertemu dengan orang Kristen atau membuka Alkitab sampai pada saat ia mendaftar pada sebuah sekolah tinggi yang dikelola oleh Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Jepang, Ia bahkan tidak mengetahui jika Sekolah Tinggi Sanuki Gakuin adalah sebuah institusi Kristen, sementara orang tuanya sudah membayarkan secara lunas uang sekolahnya untuk dua tahun. Aoki baru mengetahui ketika ia hendak belajar bahasa Inggris, bahwa sekolah tinggi tersebut memilki nama baik.

Pada saat berumur 18 tahun Aoki begitu terkejut ketika mendengar pengumuman di pengeras  suara di malam pertama dia berada  di asrama: "Saatnya untuk ibadah  malam,' demikianlah suara yang terdengar. "Silakan semuanya berkumpul di ruang pertemuan."

Aoki pun mengikuti mahasiswa-mahasiswa lainnya yang saat itu menuju ke ruang pertemuan ibadah. Dalam hidupnya ia belum pernah melihat Alkitab atau buku nyanyian rohani, bahkan buku-buku suci lainnya pun tidak, Ia mendengar secara heran ketika para mahasiswa menyanyi kemudian membuka Alkitab mereka.'Semua mahasiswa tahu akan lagu-lagu rohani yang dinyanyikan kecuali saya," ucapnya.‘Semua mahasiswa tahu bagaimana mendapatkan ayat-ayat Alkitab kecuali saya. Saya tidak mengerti apa-apa."

Ketika ibadah selesai, Aoki bersiap untuk pulang ke rumah. Tetapi kemudian ia teringat bahwa orang tuanya telah membayar uang sekolahnya untuk dua tahun, itu sebabnya ia memutuskan untuk tetap tinggal sampai selesai. "Ini adalah pertama kali saya bertemu dengan orang Kristen," kata Aoki.


Pos Misi
> Uni Konferens Jepang mencakup wilayah Konferens Jepang Timur, Konferens Jepang Barat serta Daerah Misi Okinawa.
> Terdapat 97 gereja di Jepang, dengan keanggotaan sebanyak 15.151 anggota. Dengan
125.510.000 penduduk, jadi di antara 8.270 penduduk ada 1 anggota Advent.
> Orang Jepang hampir 100 persen tahu membaca dan menulis.

Ada banyak orang Jepang, seperti Aoki belum pernah mengenal Kekristenan. Hanya ada 1 Persen dari 127 juta penduduk Jepang yang merupakan orang Kristen, dan hanya ada 15.151 anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Agama terbesar adalah Budha juga agama Shinto.

Aoki bukanlah pemeluk agama Budha pada saat ia masuk ke sekolah tinggi Advent, Ia bahkan tidak pernah tertarik dengan apa yang namanya kerohanian. Tetapi teman sekelas beserta guru-gurunya memperlakukan dia dengan baik. Merekalah yang menjelaskan tentang apa dan bagaimana Kekristenan itu kepadanya. Dan oleh karena mereka menjadi sahabat karib, saya menjadi terkesan bahwa Kekristenan itu baik," ungkapnya.

Aoki mulai merasa senang menghadiri ibadah gereja beserta dengan sahabat-sahabatnya. Akhirnya Aoki mendapatkan seorang pacar yang beragama Advent. Tetapi ia belum mendapatkan alasan untuk dibaptis.

Setelah dua tahun ia memperoleh lisensi mengajar bahasa Inggris kemudian berkeinginan untuk mengajar di sekolah tinggi Advent. Tetapi ia sadar bahwa untuk menjadi pengajar di institusi Advent maka pertama ia harus menjadi orang Kristen—itu berarti ia harus belajar Alkitab, Ia kemudian mengambil mata kuliah utama dalam bidang teologi. Ia tidak ingin menjadi pendeta; ia hanya ingin belajar Alkitab untuk mengajar.

Segera setelah ia mengisi formulir pendaftaran untuk belajar teologi, pendeta di sekolah tinggi tersebut memanggil dia ke kantornya.' Apakah yang engkau pikirkan?'Pendeta bertanya.‘Apakah rencanamu di masa depan? Apakah engkau rindu menjadi seorang Kristen?"Mungkin suatu hari nanti saya akan menjadi seorang Kristen,'jawab Aoki.'Tetapi belum sekarang" Pendeta memandangi Aoki dengan penuh perhatian dan berkata:'Jika engkau rindu akan dibaptis nanti, maka engkau seharusnya dibaptiskan sekarang."Mengapakah harus menunggu lama? Tak seorang pun dapat mengetahui akan hari depannya. Engkau harus dibaptiskan sekarang juga."

Pendeta bersama Aoki terus mendiskusikan hal tersebut berjam-jam lamanya. Aoki dapat memahami apa yang dikatakan oleh pendeta. Akhirnya ia berkata:'Saya mohon berikan saya waktu lagi. Saya perlu berpikir Pendeta terus mengawasi Aoki." Pada saat engkau kembali minggu depan, maka engkau harus sudah memutuskan tanggal berapa engkau akan dibaptiskan,” kata pendeta.

Aoki pun menghubungi pacar Adventnya yang saat itu sedang mengajar di sebuah sekolah dasar di kota lainnya, kemudian menceritakan situasinya. Aoki memohon kalau boleh pacarnya itu hadir pada saat hari baptisannya. Tapi sang pacar hanya bisa mendapatkan izin satu hari untuk beberapa bulan ke depan, jadi di saat itulah Aoki menyesuaikan hari baptisannya dengan waktu pacarnya.

Saat ini Aoki telah berusia 42 tahun dan telah menjadi ketua di Uni Konferens Jepang. Di samping itu ia juga menjadi pendeta pada satu-satunya gereja orang muda yang ada di negara Jepang, yaitu Gereja Setagaya Tokyo, dan memberikan kepada para orang muda pelatihan untuk menjadi para pekerja Injil.

Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas akan menolong perluasan gereja yang dikerjakan oleh orang muda di sana.




Aoki mengungkapkan rahasia untuk memperkenalkan orang muda Jepang kepada Yesus adalah kasih— yaitu prinsip yang sama yang sudah menarik dia kepada Kristus ketika berada di Sekolah Tinggi Advent. "Bukan Alkitab yang pertama kali mengajarkan saya tentang kasih Tuhan," ungkapnya. "Sahabat-sahabat serta guru-guru sayalah yang sudah mengajarkan bahwa Tuhan itu kasih melalui kata-kata dan tindakan mereka," lanjutnya.

Oleh Andrew McChesney

Komentar