Berita Misi 28 Juli 2018- Bersabat dengan Perasaan Kosong


Tuhan telah menolong saya menanam gereja-gereja di Korea Selatan untuk bertahun-tahun lamanya. Saya berkhotbah di kelompok-kelompok kecil; mulai dari 40 anggota dan bertumbuh menjadi sebuah jemaat; dan Tuhan akan menuntun saya untuk membuka lagi ladang baru yang lain di mana saja.

Tetapi meskipun saya sedang mengerjakan pekerjaan Tuhan, saya merasa ada sesuatu yang hilang dari hatiku. Sukacita memenuhi hidup saya pada saat berkhotbah atau sedang mengambil acara dalam Kebaktian Kebangunan Rohani tetapi setelah itu, diikuti dengan kehampaan yang sangat dalam.

Berharap kehampaan itu dapat terisi, saya belajar teologi dan menjadi gembala sepenuh waktu seperti suami saya. Tetapi tetap saja saya merasa kosong dan hampa.

Kemudian pada suatu hari datanglah ke rumah kami seorang penginjil literatur Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, la menawarkan kepada kami beberapa buku bacaan, dan suami saya mulai menghadiri ibadah-ibadah gereja Advent Tadinya saya mengira bahwa suami saya pergi menghadiri ibadah gereja hari Minggu lainnya, namun akhirnya saya mendapati bahwa ia pergi ke gereja pada hari Sabtu.

Suatu ketika sementara saya membersihkan ruang kantornya, saya menemukan selembar buletin gereja Advent dan sejak saat itu saya tahu apa yang sesungguhnya telah ia lakukan.

Hari itu, saya tidak mengatakan apa pun. Besoknya adalah hari Minggu, saya tetap diam. Pada hari Senin, saya berseteru dengan suami saya. "Engkau adalah seorang gembala!" Bentak saya kepada suami saya. "Bagaimanakah engkau dapat pergi ke bidat (aliran sesat) itu?"Engkau tidak mengerti," sahut suami saya. "Mereka bukan bidat (aliran sesat). Mereka mempunyai kebenaran.'






Pos Misi
> Misionaris Advent pertama ke Korea bernama So Heung Cho, berkebangsaan Korea asli yang menerima kebenaran dan bertobat pada saat ia tinggal di Jepang di tahun 1904.
> Uni Konferens Korea melihat akan pekerjaan gereja-gereja di Korea Selatan yang terdiri atas Korea Timur Tengah, Korea Barat, Korea Tenggara, Korea Barat Daya, serta Konferens Korea Barat Tengah.




Setelah mendengar kata-kata suami tersebut saya secara diam-diam mulai membaca tentang buku-buku Advent yang di letakkan di sekitar rumah oleh suami saya.

Kami telah menerima beberapa buku yang ditulis oleh Ellen G. White yang dibawah oleh penginjil literatur.

Membaca buku-buku tersebut melukai kesombongan saya sebagai gembala, jadi saya terus membaca buku-buku tersebut hanya jika suami saya tidak berada di rumah. Dengan cepat-cepat saya kembalikan buku-buku itu di rak buku setiap kali saya mendengar pintu mobil suami saya terbuka.

Ketertarikan Bertumbuh

Ketertarikan saya terhadap ajaran-ajaran Advent bertumbuh. Sampai penginjil literatur itu mengundang saya untuk mengikuti acara seminar kesehatan di gereja Advent Saya pikir: "lni adalah kesempatan saya untuk melihat dari dekat bagaimana gereja Advent aliran sesat itu sebenarnya.'

Seminar kesehatan itu berlangsung selama beberapa hari. Pada hari ketiga, seorang wanita Tiongkok-Korea mendekati saya dan berkata: “Ibu gembala, banyak orang boleh berkata bahwa gereja ini adalah aliran sesat Tetapi bagaimanakah menurut Anda?" Saat itu saya juga ingin berkata: "Ini adalah aliran sesat. "Tetapi tidak ada alasan dari dalam diri saya untuk berkata demikian, jadi saya pun berkata:"Tidak, ini bukan aliran sesat Gereja ini mempunyai kebenaran, termasuk Sabat Alkitabiah.” Saya tidak mengira saya boleh berkata demikian.

Wanita keturunan Tiongkok-Korea itu sangat terkesan. “Itulah sebabnya, saya ingin pergi ke gereja Anda bersama anak perempuan saya," sahutnya. "Tidak, tidak, gereja saya terlalu jauh," sahutku." Datang saja di gereja ini. Mereka akan peduli dengan Anda di sini'

Belakangan saya dapati bahwa wanita keturunan Tiongkok-Korea tersebut telah dibaptis, la menjadi orang pertama yang saya bawa masuk ke dalam gereja Advent padahal saya bukan anggota gereja Advent!

Setelah seminar kesehatan, saya menghadiri ibadah Sabat untuk pertama kalinya. Saya ingin menemukan sesuatu—sesuatu yang akan mengizinkan saya untuk menyatakan bahwa gereja Advent adalah aliran sesat Tetapi saya tidak menemukan apa-apa. Justru saya terperangah melihat bahwa orang Advent mengikuti dengan benar apa yang Alkitab ajarkan.

Pekabaran dari Yesus

Saya rindu untuk menerima baptisan, tetapi saya dan suami saya telah dibaptis bertahun-tahun yang lalu. Saya pun berdoa:'Mengapakah saya harus lakukan ini kembali?" Kemudian seolah-olah Tuhan berkata:"Engkau perlu memberi contoh bagi dirimu sendiri." Akhirnya, saya memutuskan saya harus dibaptiskan kembali karena saya telah berdosa dengan tidak beribadah pada hari Sabat

Saat itulah seorang anggota gereja Advent melawat ke rumah kami pada hari Sabat sore. Pada saat kami bercakap-cakap, ia berbicara kepada suami saya dan saya dan mengajak agar kami dibaptis. Mendengar akan ajakan itu, suami saya berkata bahwa ia harus berdoa terlebih dahulu, tapi  bagi saya tidak ada lagi alasan untuk  berdoa selain menerima ajakan tersebut Saya mengusulkan agar kami dibaptiskan bersama-sama pada bulan Februari 2017—dan ternyata kami telah dibaptiskan pada waktu itu!

Doa saya adalah untuk tujuh saudara kandung saya agar mereka juga boleh menerima akan kebenaran Sabat ini. Saya juga memiliki kerinduan yang besar untuk melakukan perjalanan dari desa ke desa di mana banyak orang belum mendengarkan Pekabaran Alkitab melalui gereja Advent untuk mengajarkan mereka tentang hari Sabat yang benar. Saya mohon agar doakanlah kami yaitu harapan kami untuk membuka ladang-ladang baru guna penanaman gereja-gereja Advent

Saat ini saya tidak merasa kosong lagi. Satu hal yang pernah hilang dari diri saya yaitu Sabat yang benar telah kutemukan. Hati saya dipenuhi dengan sukacita besar di dalam Yesus Kristus.

Oleh Soon-Ae Byun seperti yang diceritakan kepada Andrew McChesny.

Soon-Ae Byun pernah melayani sebagai gembala pada gereja pemelihara hari Minggu selama 15 tahun.





Komentar