Ketertarikan saya terhadap Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh telah dimulai lama sebelum penginjil literatur mengetuk pintu rumah saya di Korea Selatan. Sebagai gembala suatu denominasi gereja Protestan mayoritas, saya sesungguhnya senang untuk mengerti pandangan-pandangan agama lain selain apa yang saya anut, juga saya membanding-bandingkan tulisan-tulisan dari Presbiterian. Metodis juga gereja Advent. Saya memperhatikan bahwa nampaknya buku-buku Advent itu ditulis oleh Ellen White. Saya heran mengapa begitu besar perhatian gereja terhadap wanita yang telah lama meninggal itu. pada saat yang sama, saya merasa ada sesuatu yang hilang dari gereja saya. Saya bertanya kepada seorang rekan pendeta mengapa kita tidak mengajarkan kepada siswa-siswi di seminari tentang kitab Daniel dan Wahyu. Jawab teman saya itu: "Oleh karena kita tidak mengetahui banyak tentang kedua kitab tersebut."
Ketika saya mendengar jawaban tersebut, saya sementara terlibat melawan agama-agama bidat. Kebanyakan Kekeristenan di Korea Selatan mengelompokkan tiga kelompok agama sebagai bidat yaitu: Saksi Jehovah, Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, dan sekelompok orang Korea Selatan yang disebut Langit dan Bumi yang Baru. Saya mengenal seorang pemuda yang bergabung dengan Kelompok Langit dan Bumi yang Baru sangat sukar membujuk dia untuk tinggalkan keyakinannya tersebut, jadi saya pergi ke kantor pusat mereka dan menyampaikan kepada mereka pelajaran Alkitab. Setelah itu saya mencoba untuk menobatkan sekelompok pengikut Saksi Jehovah. Kemudian saya memutuskan untuk lebih mempelajari tentang gereja Advent dan saya mendapati bahwa tidak ada alasan bagi saya untuk menolak ajaran-ajaran gereja Advent.
Kemudian datanglah ke rumah seorang penginjil literatur Advent (Sa
Pos Misi
> Dengan penduduk sebanyak 75.916.000 jiwa dengan lahan seluas 38.000 mil persegi (100.000 kilometer persegi, Korea Selatan menjadi salah satu tempat terpadat di dunia.
>Di Korea, ketika Anda lahir, Anda akan dianggap sudah berusia setahun.
>Universitas Sahmyook didirikan pada tahun 1906 sebagai sekolah yang kecil bernama Sekolah Tinggi Euimyung oleh misionaris Advent Amerika untuk meningkatkan mutu pekerja gereja di Korea. Pernah ditutup sebanyak dua kali, pertama ketika Jepang berkuasa terhadap Korea dan kedua pada saat terjadi perang Korea. Saat ini ada sebanyak 5.787 mahasiswa, 86 persen dari mereka adalah bukan Advent.
bat lalu telah menyampaikan kisahnya)
yang bernama Hee-Sook Kim. Ketika ia memperkenalkan dirinya sebagai perwakilan dari percetakan Advent, dengan serta merta saya berdoa: "Terima kasih Tuhan! Saya begitu penasaran dengan gereja Advent dan Tuhan telah mengutus seorang Advent datang ke rumahku."
Nyonya Kim memberiku sebuah traktat, biasanya saya tidak terlalu berminat terhadap hal-hal seperti Ini dan selalu dibuang Tetapi saat itu saya berpikir: "Mungkin ada sebuah serpihan kebenaran di dalamnya. Jika benar demikian, saya ingin mempelajarinya berkaitan dengan kehidupan kerohaniannya dan coba untuk menarik dan menobatkan dia.”
Apakah Ini Bidat (Aliran Sesat)?
Sesudah itu, saya ingin berkunjung ke gereja dari Nyonya Kim untuk melihat dari dekat apakah benar denominasi Advent itu adalah bidat sebagaimana yang diajarkan oleh kebanyakan denominasi Kristen yang ada. Untuk beberapa saat saya pergi ke gereja Advent secara diam-diam, tetapi bagaimana pun juga istri saya menemukan secarik buletin gereja di antara barang-barang bawaanku, dan dengan segera konflik terjadi di antara kami. Saya rindu datang menghadiri kegiatan gereja Advent tanpa harus membuat istri saya marah ketika Nyonya Kim mengundang saya untuk datang ke seminar kesehatan yang akan diadakan di gereja Advent. Saya berpikir bahwa seminar ini akan menarik bagi istri saya, karena itu saya menyarankan Nyonya Kim untuk berbicara langsung dengan istri saya.
Saya tahu persis istri saya tidak akan suka pergi jika hanya untuk mendengarkan khotbah, tetapi melalui seminar kesehatan nampaknya merupakan jalan yang tepat untuk memperkenalkan gereja Advent kepadanya. Saya rindu agar istri saya boleh melihat bahwa orang Advent adalah orang yang bersahaja dan akrab satu dengan yang lainnya dengan selalu menyapa: "Halo, apa kabar." Saya ingin istri saya memperhatikan cara mereka saat persekutuan makan bersama. Pada denominasi saya, gembala selalu duduk sebagai kepala meja dan dilayani makan siangnya. Tetapi pendeta-pendeta Advent membawa sendiri peralatan makannya dan mencari tempat duduknya sediri.
Seminar kesehatan itu telah melembutkan pikiran negarif istri saya terhadap gereja Advent. Kemudian, kami hadir di sebuah Kebaktian Kebangunan Rohani yang membahas tentang kitab Daniel dan Wahyu. Saya berpikir bahwa:"Hal ini sungguh berbeda. kami memiliki banyak hal di gereja, tetapi pendeta Advent memberikan pelayanan makanan rohani yang hangat dan lezat bagi saya'Diakhir kebaktian itu, pengkhotbah menganjurkan saya untuk menerima baptisan. Tetapi istri saya mendesak saya untuk menunggu. Ia mengingatkan saya bahwa saya ini bukan saja sebagai gembala tetapi juga sebagai pemimpin senior dalam gereja. Saya tidak bisa menolak nasihat istri saya untuk menyelesaikan terlebih dahulu periode pelayanan saya sebagai ketua uni di gereja denominasi saya kemudian baru dibaptis.
Hari Sabat itu setelah memutuskan untuk menunda baptisan saya, istri saya melewatkan jadwal pelayanannya karena ia merasa tidak sehat. Sore itu, anggota gereja melawat ke rumah kami untuk memberikan dorongan semangat kepada istri saya. Pada saat kami sedang berbicara, ia berkata: "Engkau harus dibaptiskan! Saya memandang heran kepada istri saya dan berkata.
"Saya akan berdoa tentang hal itu. Jika Ini adalah kehendak Tuhan, maka saya akan dibaptis."
Saat itu istri saya telah menentukan tanggal di kalender. "Tanggal 4 Februari 2017 sebagai tanggal yang paling baik untuk dibaptis,"sahutnya.
Saya tidak dapat percaya dengan apa yang saya dengarkan! Istri saya membujuk saya untuk dibaptis seminggu lebih awal dan sekarang ia pun meminta untuk dibaptiskan bersama dengan saya!
Hidup saya dipenuhi dengan kebahagiaan setelah menerima baptisan di bulan Februari 2017. Saat ini, sambil duduk, Saya memandang ke depan dan mendengarkan khotbah-khotbah pada setiap hari Sabat.
Saya ingin menobatkan seorang penginjil literatur Advent, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya, sayalah yang ditobatkan.
Oleh Ki-Jo Moon, seperti yang diceritakan kepada McChesney.
Ki-Jo Moon, umur 71 tahun, pernah melayani sebagai gembala sebuah denominasi pemelihara hari Minggu selama 37 tahun. Sabat depan kita akan mengikuti cerita pengalaman dari istri Ki-Joo Moon.
Komentar
Posting Komentar