Berita Mission 30 Juni 2018-Program Sabat Ketiga Belas


Triwulan ini kita telah bertemu dengan orang dari Pulau Ebeye; Mamawi Atosketan Native School di Alberta, Kanada; Virginia Barat; dan Holbrook Seventh-day Adventist Indian School di Arizona. Hari ini kita akan mendengar satu lagi kisah dari Holbrook yang mengingatkan kita bahwa pertentangan besar itu sangat nyata—dan Yesus akan segera datang kembali.

Sakit Rasanya Ketika Anda Menyebut Nama-Nya

Seorang gadis berusia 14 tahun dipanggil ke kantor pendeta untuk mendiskusikan mengapa ia membolos. Bukannya berfokus pada pelanggaran siswi tersebut, pertemuan itu berubah menjadi penyingkapan yang hidup tentang pertentangan besar antara Kristus dan Iblis.

Manajer sekolah Giselle Ortiz melihat adanya sesuatu yang tidak beres setelah diundang ke pertemuan antara Dezba, siswi kelas delapan, dan PhilVecchiarelli, calon pendeta di Holbrook Seventh-day Adventist Indian School di Arizona, negara bagian Amerika Serikat.

Ketika pendeta Phil menyebut nama Yesus, tubuh gadis itu kejang-kejang dan ia berteriak:"Diam!"Lalu ia agak mengendur dan berbisik:"Pendeta, sakit rasanya waktu Anda menyebut nama Dia."

Pendeta Phil membuka Alkitabnya dan mulai membaca janji-janji tentang kuasa Yesus untuk mengalahkan Setan. Setiap kali ia menyebut nama Yesus, gadis itu bereaksi dengan sekuat tenaga dan berteriak: "Diam!"

Lalu ia menginterupsi pendeta. "Saya mendengar suara di dalam yang mengatakan bahwa Anda sedang berbohong dan buku itu adalah buku kebohongan," katanya. "Yesus itu Tuhan," kata Pendeta Phil dengan tenang.

"Kamu akan memiliki kebebasan, dan suara itu akan pergi selama-lamanya jika kamu menerima Yesus sebagai Tuhan."

Terlihat seperti sebuah pertandingan tinju, ketika gadis itu berteriak dan pendeta dengan tidak gentar mendorongnya kembali. Giselle berdoa diam-diam, mengklaim janji-janji Alkitab dan berterima kasih kepada Yesus untuk kemenangan yang akan terjadi. Ketika pendeta membacakan janji lainnya, kesakitan Dezba berlipat ganda dan ia terjatuh ke lantai.

"Kamu kira mengapa tidak terjadi apa-apa padaku?" Kata Pendeta Phil."Itu karena kuasa Yesus lebih kuat, tetapi kamu harus menyerah dulu kepada-Nya."

Dezba berguling di lantai, sambil berteriak: "Sakit! Sakit!"

Kemudian ia berdiri dan berlari keluar menuju gedung administrasi sekolah. Giselle berlari mengejarnya, khawatir ia mencoba pergi keluar kampus. Dezba berbalik dan melihat ke arah Giselle. Ekspresi wajahnya tak bisa dilukiskan. Giselle mengetahui bahwa bukan gadis itu yang sedang memandangnya, dan ia menelan rasa takutnya ke kerongkongan.





Melihat di luar gedung Giselle duduk dengan Dezba di atas jalanan beton, Pendeta Phil segera bergabung dengan mereka. "Kamu hanya perlu mengklaim nama Yesus," kata pendeta. "Kalau kamu tidak menyebut nama Yesus, ia tidak akan pergi." Dezba jatuh ke rumput, dan menjerit. Akhirnya, ia berkata: "Saya terima! Saya terima!" "Apakah kamu menerima Yesus ke dalam hidupmu?"Tanya pendeta. "Ya, saya menerima Yesus ke dalam hidup saya,"katanya, suaranya penuh dengan kesakitan. Dalam sekejap, semuanya berakhir. Roh jahat itu pergi, dan Dezba berbaring diam tak bergerak.

"Apakah kamu merasa lelah?"Kata Pendeta Phil. "Ya,"jawabnya perlahan.

Giselle terbawa oleh perasaannya dan mulai menangis."Sungguh indah melihat kemenangan itu," katanya kemudian. Setelah beberapa saat, Dezba pergi ke asrama putri, dan dengan bantuan Giselle, mengatur sebagian ruangan itu untuk Yesus. Keduanya mencetak janji-janji Alkitab menjadi poster dan menggantungnya di dinding.

Itu bukanlah satu-satunya kejadian di mana Giselle, lulusan Southwestern Adventist University yang berusia 27 tahun itu, serta para pegawai Holbrook lainnya menyaksikan langsung pertentangan besar secara langsung.

Suatu kali, ketika Giselle sedang berbincang dengan seorang gadis di kantornya, gadis itu mempermainkan bibirnya dan menatap ke sudut. Gadis itu berkata bahwa ia melihat ayah tirinya di sana. Giselle merasakan hawa dingin mengisi ruangan, dan ia segera berdoa dan mengusir roh jahat itu. Roh itu pun pergi.

Para siswa kerap melaporkan adanya aktivitas gaib—melihat dan mendengar sesuatu—di asrama. Ketika Giselle pertama datang ke sekolah itu, bekerja sebagai asisten di asrama putri, ia merasakan adanya kehadiran kegelapan yang mengisi apartemennya pada suatu malam, la mendengar suara di pikirannya berkata:"Kamu harus berdoa sekarang juga "la pun berlutut dan berdoa:"Tuhan, saya tidak tahu apa yang terjadi, tetapi saya memohon kepada-Mu untuk melindungi saya dan gadis-gadis ini dengan malaikat-Mu."

Pagi harinya, kepala asrama putri, yang tinggal satu lantai di atas Giselle, memberitahunya bahwa kemarin malam ia merasakan ada sesuatu yang hadir di kamarnya dan suatu tangan yang tak kelihatan mulai menekannya ke atas ranjang, la menjadi ketakutan dan tidak dapat bergerak. Lalu dalam sekejap, tangan itu pergi. Oknum itu pergi setelah Giselle berdoa.

Perjumpaan semacam itu mengingatkan Giselle bahwa pertentangan besar itu nyata dan bahwa Yesus akan segera datang. "Saya tidak menyadarinya sampai saya datang ke sini, bahwa setiap kali kita alpa dan tidak mendekat ke kerajaan Allah, Setan masuk,"katanya. "Saya dapat melihat hal itu di dalam diri para siswi. Jika saya tidak terus memberikan terang ke dalam hidup mereka, kegelapan akan mengambil alih dan saya harus mulai kembali dari awal."

Giselle berkata bahwa ia mencintai pekerjaan misi ini, dan ia tidak akan menukarnya dengan pekerjaan lain. "Tidaklah cukup hanya berbicara di depan gereja sesekali," katanya."Kita dipanggil untuk berjalan dan menangis bersama orang lain. Pekerjaan misi dapat membuatmu letih, tetapi saya tak pernah merasa lebih hidup dari saat ini. Itulah keindahan bekerja bersama Tuhan. Dia akan melakukan hal-hal yang Anda pikir tidak mungkin. Sungguh suatu berkat bisa menjadi bagian dari pekerjaan-Nya dan untuk benar-benar berhubungan dengan orang yang membutuhkan Dia."

Yesus Segera Datang!

Triwulan ini, kita telah mendengar kioah-kisah tentang bagaimana Roh Kudus tercurah di sekolah-sekolah di Kanada, Marshall Islands, dan Amerika Serikat Kita telah mendengar tentang kuasa pertemuan KKR. Hari ini, pertanyaannya adalah: Apakah yang Anda lakukan di ladang misi? Seperti Giselle di HolbrookSchool, apakah Anda merasa tertarik terhadap misi dan merasa lebih hidup daripada sebelumnya? Mari kita lakukan bagian kita di dalam misi hari ini dengan memberikan persembahan yang besar untuk Persembahan Sabat Ketiga Belas.

Nama siswi telah disamarkan.

Dezba adalah nama Navajo yang umum untuk anak gadis yang berarti "perang," menyiratkan ketidakpastian dan kekuatan. 

Persembahan


 Proyek Sabat Ketiga Belas yang Akan Datang Triwulan Depan akan Menampilkan:

* Perintisan gereja dalam kota holistik di Tiongkok.

* Gereja Advent pertama di Sejong, Korea Selatan.

* Sebuah akademi berasrama di Ulaanbaatar, Mongolia.

* Pusat pelatihan penginjil muda di Gereja Setagaya Tokyo di Jepang.

* Enam pusat kesehatan perkotaan di Taiwan.






Komentar