Berita Mission 14 April 2018-Aula Dansa Berubah Menjadi Sekolah


Aula Dansa Berubah Menjadi Sekolah

Tidak ada orang Advent yang tinggal di Pulau Ebeye ketika Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menandatangani perjanjian dengan pemerintah Amerika Serikat untuk mengelola satu-satunya rumah sakit di sana pada tahun 1980.

Pada waktu itu, Ebeye, sebuah pulau kecil berpenduduk 12.000 jiwa di Samudra Pasifik, adalah bagian wilayah Mikronesia milik Amerika Serikat, dan saya bekerja sebagai perawat di rumah sakit itu. Suami saya, Rellong, adalah kepala polisi di Ebeye, dan kami memiliki pengaruh di pulau itu sebagai pemilik utama tanah adat.

Gereja Advent, yang telah mengelola rumah sakit selama empat tahun, membawa sebuah kelompok orang terbaik yang terdiri atas pegawai administrasi, dokter, dan perawat ke pulau ini. Pada suatu hari kepala perawat yang baru, Jerry Whitland, meminta izin kepada saya dan suami untuk meng-
Sabat 2

14 April | Marshall Islands

Nojab Lemari, 66 Tahun
adakan kelas belajar Alkitab di rumah kami. Kami setuju, dan ia mulai datang ke rumah kami setiap petang.

Pada waktu itu, sepupu sayaTommy Kilma, seorang pendeta Advent, dan dua orang pemimpin gereja dari Guam datang ke pulau dan meminta izin kepada suami saya untuk membuka sebuah gereja dan sekolah Advent. Suami saya berbicara dengan para pemimpin adat dan mendapat persetujuan untuk memberikan salah satu gedung miliknya untuk dipakai sebagai sekolah. Gedung itu adalah sebuah aula dansa dan tempat bermain bingo (sejenis permainan kartu), dan saya serta suami merasa tidak nyaman dengan adanya tempat itu sementara kami belajar Alkitab di rumah.

Sebuah sekolah taman kanak-kanak dan sekolah dasar dibuka di gedung tersebut pada musim gugur tahun 1980, dan putra tertua saya, R.D., menjadi salah satu siswa taman kanak-kanak di sana. Kami mengadakan kelas Alkitab di rumah selama tiga tahun. Ada kalanya, kepala perawat yang mengajar, dan di saat lain kelas diisi oleh petugas administrasi rumah sakit atau anggota lain yang bekerja di rumah sakit.


Fakta Singkat
> Marshall Islands memiliki Ratak ("matahari terbit") dan Ralik ("matahari terbenam"), 29 gugusan paralel karang atol yang terdiri atas ribuan pulau mini dan ratusan pulau kecil yang tingginya hampir sejajar dengan permukaan laut.
> Ketinggian rata-rata pulau-pulau di negara ini hanya 2,1 meter di atas permukaan laut.
> Karena rendahnya pulau-pulau di Marshall Islands, mereka rentan terhadap bahaya pasangnya air laut. Negara ini juga memiliki risiko tertinggi dari banjir yang diakibatkan oleh perubahan iklim.


Saya mengalami pergumulan. Saya dibesarkan di sebuah keluarga yang rajin beribadah pada hari Minggu, dan ayah saya, seorang diakon, sering memimpin ibadah di Pulau Namu ketika pendeta sedang tidak ada. Tetapi saya dan suami telah melihat kebenaran yang diajarkan Alkitab, dan kami dibaptis pada tahun 1983. Kami menjadi orang Advent pertama di Ebeye.

Ayah saya tidak merestui iman kami yang baru. Sekitar satu tahun setelah dibaptis, saya mengunjungi pulau tempat asalku dan saat itu sedang mencuci pakaian ketika ayah pulang dari gereja pada suatu hari Minggu. "Ada apakah denganmu?" Beliau bertanya. "Sekarang kamu bergaul dengan orang kulit putih dan melanggar peraturan dengan be-

<
kerja pada hari Minggu?"

Saya membuka Alkitab dan menunjukkan kepada ayah dua kutipan saat penyaliban Yesus. Di Matius 28:1, saya membaca: "Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu." Kemudian saya beralih ke Lukas 23:54 dan membaca: "Hari itu adalah hari persiapan dan sabat hampir mulai "Setelah itu, ayah saya tidak pernah berkata apa-apa tentang Sabat yang saya pelihara pada hari Sabtu. Beliau mengerti bahwa saya telah menemukan Tuhan atas hari Sabat.

Marshall Islands, di mana Pulau Ebeye berada, memperoleh kemerdekaan pada tahun 1986, dan pada tahun berikutnya kami memindahkan sekolah ke gedung yang lebih besar, yang dulunya adalah gudang milik keluarga kami. Di lokasi yang baru, sekolah memperluas kurikulumnya dari pra-sekolah, taman kanak-kanak, hingga kelas dua belas. Putra saya R.D. telah menyelesaikan pendidikannya di sekolah ini.

Orang melihat bahwa saya selalu tersenyum, dan mereka bertanya mengapa. Saya telah mengalami beberapa penggodaan, tetapi di saat ada penghalang, Tuhan membukakan jalan. Pada tahun 1987, suami saya harus diterbangkan ke Hawai untuk perawatan darurat untuk abses di paru-parunya. Para dokter tidak yakin dapat menyembuhkannya. Kami berdoa, dan suamiku berjalan keluar dari rumah sakit lima hari sesudahnyal Ia sudah sembuh total. Saya berterima kasih kepada Tuhan yang telah menyelamatkan hidupnya, Ia baru meninggal pada tahun 2017 dalam usia 67 tahun.
Beberapa tahun setelah krisis kesehatan suamiku, kami kembali menghadapi krisis serupa. Istri adik saya yang menjadi penatua gereja Advent di Ebeye melahirkan seorang bayi lelaki dengan kepala yang besar dan terus membesar. Kami segera melarikannya ke rumah sakit. Dokter menyatakan bahwa ada cairan di kepalanya dan ia harus diterbangkan ke Hawaii. Ketika pesawat mendarat di Honolulu pada pukul 03.00, saya berkata: "Sebelum kita ke rumah sakit, marilah kita berdoa." Kami pun berdoa di pesawat. Kami berdoa lagi ketika menunggu dokter di rumah sakit. Ketika dokter memeriksa bayi itu, ia tidak menemukan cairan apa pun, dan kepalanya telah kembali ke ukuran normal, Ia telah disembuhkan!

Saya percaya pada kuasa doa. Saya tersenyum oleh karena Tuhan. Saya menyerahkan segala sesuatu kepada-
Nya, dan saya percaya bahwa Dia akan menyediakan semuanya. 0
Nojab Lemari, 66 tahun, pensiun dari rumah sakit sebagai j kepala perawat dan tetap menjadi  pendukung utama Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh di Pulau Ebeye. Sebagian dari Persembahan Sabat Ketiga Belas triwulan ini akan mendanai perbaikan bangunan sekolah yang telah tua yang pada  tahun 1987 dipersembahkan kepada gereja oleh Nojab dan suaminya.

Oleh Nojab Lemari, seperti dikisahkan kepada Andrew McChesney.

Saksikan Nojab dan putranya R.D. pada tautan:bit.ly/Nojab-Lemari-R.D.

Komentar