Partisipan: Pewawancara dan seorang pemuda serta seorang pemudi menyajikan kisah ini dalam format tanya jawab sebuah wawancara.
Pewawancara: Triwulan ini kita telah berjumpa dengan orang dari Puerto Riko, Meksiko, Jamaika, Trinidad dan Tobago, serta Belize, yang merupakan negara-negara di Divisi Inter-Amerika. Saat ini kita akan menjumpai sepasang anak muda yang baru menikah dari Belize.
Junior dan Stephanie Roberts memiliki dan menjalankan sebuah perusahaan katering di Kingston, Ibukota Jamaika. Mereka mengalami kesulitan ketika mereka sudah dibaptis dan mengubah cara mereka berbisnis. Mereka berhenti menyediakan lobster dan minuman keras, serta menolak pesanan yang menguntungkan pada hari Jumat malam dan hari Sabtu. Mari kita mulai dengan latar belakang mereka. Dapatkah Anda memberitahu kami usia Anda berdua?
Junior: Saya berusia 28 tahun.
Stephanie: Dan saya 27 tahun.
Pewawancara: Bagaimanakah Anda bisa bertemu?
Junior: Kami sama-sama bekerja di sebuah perusahaan besar daging dan alkohol di Jamaika. Saya sebagai chef, dan saya membuat resep-resep menggunakan udang, lobster, dan makanan laut lainnya.
Stephanie: Saya bekerja sebagai asisten manajer di departemen anggur dan minuman beralkohol. Saya sendiri menyukai anggur.
Pewawancara: Bagaimanakah Anda belajar mengenai Gereja
Masehi Advent Hari Ketujuh?
Junior: Tiga tahun yang lalu, seorang teman Advent mengundang saya ke sebuah kelompok kecil belajar Alkitab di rumahnya. Saya menemukan bahwa pelajaran Alkitab itu menarik, dan saya mengajak Stephanie untuk menemani saya. Tetapi ia tidak tertarik.
Stephanie: Saya sibuk dan tidak mau menyisihkan waktu untuk itu. Tetapi ketika saya mulai menghadiri pelajaran Alkitab bersama Junior setahun kemudian, saya tertegun dengan apa yang kami baca. Saya bertanya: "Hal ini ada di dalam Alkitab?" Saya melihat bahwa Sabat sering disinggung, dan saya menyadari bahwa hari Sabtu adalah hari yang tepat untuk beribadah.
Pada suatu hari, saya merasakan Roh Kudus berkata kepada saya: "Inilah saatnya," dan saya memutuskan untuk menyerahkan hidup saya kepada Tuhan. Meskipun saya biasa makan daging babi dan udang, serta menyukai anggur, bukan suatu hal yang sulit bagiku untuk melepaskannya. Saya berpikir: "Sekarang saya harus bertanggung jawab atas apa yang saya ketahui sebagai hal yang benar." Saya pikir anggur tidak lebih penting dari keselamatan.
Junior: Saya dan Stephanie juga ingin meyakini bahwa hubungan kami juga berkenan di mata Allah. Kami menikah pada bulan September 2015 dan dibaptis bersama sebulan kemudian.
Pewawancara: Apakah yang terjadi pada bisnis katering kalian?
Stephanie: Kami diberitahu bahwa kami tidak akan mampu bertahan karena kebanyakan order katering terjadi pada hari Jumat malam dan hari Sabtu. Langganan terbesar kami juga cenderung memesan makanan laut dan alkohol yang mahal. Kami benar-benar memotong pemasukan ketika kami dibaptis.
Junior: Segera setelah dibaptis, seorang pelanggan memberitahu kami bahwa ia ingin menyelenggarakan perjamuan nikah dengan menu makanan laut senilai 1 juta dolar Jamaika, atau setara 7.700 dolar A.S. Ia menyebutkan semua jenis makanan laut yang diinginkannya dan berkata bahwa perjamuan itu akan diadakan pada tanggal 2 Januari. Saya melihat kalender dan mengetahui bahwa 2 Januari jatuh pada hari Sabtu. Kami harus menolaknya.
Salah satu pesanan reguler kami yang hilang berasal dari seorang wanita pengusaha yang kaya. Kami biasa menyediakan makanan beberapa kali dalam seminggu sehingga ia tidak perlu memasak untuk keluarganya yang beranggotakan empat orang.
Tetapi setelah kami dibaptis, kami memberitahunya bahwa kami tidak bisa lagi menyediakan makanan kesukaannya yang berisi lobster dan daging babi.
Pada kunjungan kami yang terakhir, wanita itu sedang mencairkan sebongkah daging ham beku dan berkata: "Ini bukan ham yang harus Anda masak. Dapatkah Anda mengiris-irisnya untukku?" Saya rasa itu adalah sebuah ujian. Saya meninggalkan ham itu di meja dan membuka Alkitab dari telpon genggamku untuk mengajarkan kepadanya apa yang Alkitab katakan tentang menyentuh bangkai hewan yang tidak bersih. Tetapi ia tidak mau mendengarkan ketika ia kembali ke dapur, Ia memotong dan berkata: "Pilihan Anda mengganggu pola hidupku."
Stephanie: Tuhan bekerja dalam cara yang lucu. Delapan belas bulan kemudian, wanita ini mengundang kami untuk menghadiri pesta keluarga pada hari Jumat sore, Ia berkata bahwa ia tidak akan meminta kami mengorbankan nilai-nilai yang kami pegang mengenai makanan, Ia juga sadar mengenai hari Sabat. Ketika matahari hampir terbenam dan kami bersiap-siap memberitahunya bahwa kami harus pergi, ia berkata: "Saya tahu. Waktumu telah tiba. Anda boleh pergi." Yang mengagetkan, ia memberitahu kami bahwa ia mulai menghadiri gereja pada hari Minggu. Kami mendoakannya agar nantinya ia akan menerima kebenaran Sabat.
Pewawancara: Bagaimanakah Anda bisa bertahan di industri katering ini?
Stephanie: Selama beberapa bulan, kami harus bertahan karena hampir tidak menghasilkan apa-apa. Pendapatan kami anjlok untuk sementara ke bawah upah minimum, tapi sesuatu yang mengejutkan terjadi. Kerabat dan teman-teman mulai membawakan kami makanan. Mereka menerima paket makanan dari orang lain dan ingin berbagi. Kami tak pernah meminta makanan dari orang, dan kami tak pernah kelaparan. Kami memiliki banyak makanan hingga sebagian dapat kami bagikan lagi kepada orang lain!
Junior: Perusahaan katering kami kini lebih baik dibandingkan sebelumnya. Kami tidak memiliki pedoman moral sebelumnya. Sekarang kami mengetahui jenis pelanggan yang kami cari, dan pendapatan kami menjadi lebih stabil. Kami mencoba menjalin hubungan jangka panjang dan melayani lebih banyak pesta kantor dan perjamuan makan malam kecil ketimbang pesta-pesta besar.
Tidak ada tekanan atau beban karena mengesampingkan hari Sabat. Kami bekerja dari hari Minggu hingga Kamis dan beberapa jam di hari Jumat sehingga kami dapat beralih untuk memasuki hari Sabat.
Pewawancara: Apakah Anda gembira dengan keputusan Anda saat ini?
Stephanie: Saya merasa memiliki hidup yang lebih sempurna. Saya merasa lebih utuh. Saya tahu bahwa Tuhan sedang mengubah saya. Saya sering berpikir "Di manakah aku saat ini jika saat itu tidak memutuskan untuk melayani Tuhan?"
Junior: Saya ingin memberikan semangat kepada orang Advent untuk berbicara secara lebih terbuka tentang iman mereka. Saya baru saja menyadari bahwa dua dari teman SMAku adalah orang Advent. Mereka pulang cepat pada hari Jumat dan tak pernah menjelaskan mengapa. Saya tak perlu menunggu hingga 10 tahun untuk mempelajari tentang Sabat jika saat itu mereka membagikan iman mereka. Jadi, saya mendorong orang Advent untuk lebih banyak berbicara. Jika kita lebih banyak berbagi, maka akan lebih banyak orang yang mengenal Yesus.
Pewawancara: Kita tak boleh merasa malu menjadi orang Advent dan harus siap sedia untuk berbagi kepada orang lain tentang alasan bagi pengharapan kita akan Yesus yang akan segera datang. Marilah kita memberikan Persembahan Sabat Ketiga Belas dengan murah hati sehingga lebih banyak orang di Divisi Inter-Amerika dapat mempelajari kabar baik tentang Yesus yang akan segera datang!
Komentar
Posting Komentar