Berita Mission 24 Maret 2018-Diadopsi Oleh Tuhan#halaman2


Saya membereskan barang-barangku yang tidak banyak dan pindah ke rumah yang baru. Saya melihat ibu untuk pertama kalinya. Beliau menderita sakit mental dan nampaknya tidak mengenali saya. Tetapi saya gembira telah bertemu dengannya.

Kakakku adalah anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, dan ia mengundang saya untuk beribadah di gerejanya pada hari Sabat.

Anggota gereja banyak membantu saya. Saya tidak dapat membaca dengan lancar, dan mereka mengajarkan saya membaca dan menulis berdasarkan buku penuntun Sekolah Sabat dewasa. Mereka membantu saya untuk hadir dalam kuliah musim panas di universitas Advent, di mana saya belajar bagaimana memberikan pelajaran Alkitab.

Pada usia 22 tahun, saya menikah, mempunyai anak, dan bekerja di sebuah pompa bensin di sebuah tempat wisata di Montego Bay. Saya juga menjadi penatua yang dilantik dan aktif di gereja. Para pemimpin gereja meminta saya untuk membuka sebuah cabang Sekolah Sabat di daerah perkotaan di mana dulunya gereja Advent pernah hadir. Kami merobek halaman-halaman dari buku penuntun Sekolah Sabat dan membagikan kepada mantan anggota gereja sebagai salah satu cara untuk menjangkau mereka. Betapa miskinnya kami. Kami mendapatkan kembali 50 orang mantan anggota gereja kami.





Fakta Terkini

> Sekitar seperempat perekonomian Jamaika bergantung pada turisme, dengan lebih dari 1 juta turis internasional berkunjung ke sana setiap tahunnya.
> Jamaika adalah pulau terbesar yang penduduknya berbahasa
Inggris di Karibia, meskipun rakyat kebanyakan berbicara JamaicanPatois, sebuah bahasa Creole berbasis bahasa Inggris.
> Jamaika memperoleh kemerdekaannya dari Inggris Raya pada tahun 1962 tetapi masih menjadi bagian dari Persemakmuran, sehingga Ratu Elizabeth II masih menjadi ratu dan kepala negaranya.
> Protestan memenuhi 70 persen populasi Jamaika, dan Advent merupakan denominasi terbesar kedua setelah Church of God. Satu dari setiap sembilan penduduk Jamaika adalah orang Advent.


Kehidupan pribadiku mulai berantakan saat saya berusia 36 tahun. Saya bercerai dan menikah kembali. Setelah pertengkaran dengan seorang pemimpin gereja, saya pun meninggalkan gereja. Saya tetap memelihara Sabat, tapi beribadah di rumah.

Tiga tahun yang lalu, saya pindah ke seberang pulau ke Ibukota Jamaika, Kingston, dan memulai usaha bersama seorang teman.
bersambung ke hal3





Komentar