Saat remaja, Surayo beribadah di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh selama dua tahun atas undangan tetangganya di Tajikistan. Tetapi ketika ia berusia 18 tahun, ia tidak lagi menghadiri ibadah dan telah melupakan Tuhan dalam upayanya mengejar karier sebagai perawat. Kemudian ia menikah. Tetapi pernikahannya tidak memberikan kebahagiaan yang diharapkan oleh Surayo. Suaminya berjudi dan menggunakan narkoba, dan sering memukulinya.
Advertisements
Dalam kesedihannya, Surayo menemukan Alkitab yang diberikan oleh seorang teman Advent kepadanya beberapa tahun yang lalu, Ia membukanya secara acak, dan matanya fokus pada Yesaya 5:4. Ia membaca ayat itu beberapa kali. 'Apakah lagi yang harus diperbuat
untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapakah yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?"
Air matanya menggenang, Ia merasa dirinya sebagai kebun anggur yang disiapkan Tuhan, tapi ia telah mengecewakan-Nya. Ia berdoa:'Tuhan, jika saya harus bertahan dengan suami saya, buatlah ia berhenti memukuli saya. Dan izinkan kami beribadah bersama.
Jika Engkau mau saya meninggalkannya, sediakanlah jalan yang damai untuk itu. Saya akan mengikuti Engkau'
Tak lama setelah ia berdoa, Surayo berkata kepada suaminya 'Saya mencintai seseorang lebih dari cintaku kepadamu, Ia sungguh berarti bagiku'
Suaminya dengan penuh semangat berkata: 'Aku tahu pastilah ada orang lain!"
'Tidak, bukan seperti itu:' kata Surayo.'Saya mencintai Yesus, dan saya ingin kau pun mencintai-Nya juga.'
Pelajaran sekolah sabat 6
Berita Mission untuk sabat 11 November 2017
Komentar
Posting Komentar