Sekolah Sabat Pelajaran 3 # *14-20 Oktober -KEADAAN MANUSIA




KEADAAN MANUSIA
(14 Oktober)

SABAT PETANG

Untuk Pelajaran Pekan ini, Bacalah: Rm. 1:16,17,22-32; 2:1-10,17-23; 3:1,2,10-18,23.

Ayat Hafalan: "Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah" (Roma 3:23).

Pada permulaan kitab Roma, Paulus berusaha untuk menetapkan satu kebenaran penting, yang berpusat pada Injil—keadaan yang menyedihkan dari kondisi umat manusia. Kebenaran ini ada karena, sejak Kejatuhan dan seterusnya, kita semua telah terkontaminasi oleh dosa. Hal itu telah terikat dalam gen kita seperti warna mata kita.

Martin Luther, dalam komentarnya pada kitab Roma, menulis sebagai berikut: “Ungkapan ‘semua orang telah berbuat dosa’ haruslah dipahami dalam arti rohani; yaitu, bukan sebagaimana seorang manusia dalam pandangannya sendiri atau dalam pandangan orang lain, melainkan sebagaimana mereka dalam pandangan Allah. Semua orang telah berada di bawah kuasa dosa, mereka adalah para pelanggar hukum di mata orang lain, sama seperti mereka yang kelihatannya benar menurut pandangannya sendiri dan di hadapan orang lain. Mereka yang melakukan perbuatan lahiriah yang baik melakukannya karena takut terhadap hukuman atau karena mencintai keuntungan dan semarak, atau jika tidak dari kesenangan akan hal tertentu, tetapi bukan dari pikiran yang bersedia dan rela. Dengan cara ini orang melatih dirinya sendiri untuk terus berbuat baik secara lahiriah saja, tetapi sesungguhnya dalam hati ia benar-benar tenggelam dalam hawa nafsu dosa dan kejahatan, yang bertentangan dengan perbuatan baik.”—Martin Luther, Commentary on Romans, hlm. 69.

*Pelajarilah pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat. 21 Oktober.
Sabat,14 Okt  Minggu,15 Okt  Senin,16 Okt Selasa,17 Okt Rabu,18 Okt Kamis,19 Okt Jumat, 20 Okt







Kuasa Allah
(15 Oktober)


“Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: ‘Orang benar akan hidup oleh iman’“ (Roma 1:16, 17). Apakah yang dikatakan oleh Roma 1:16, 17 kepada Anda? Apakah Anda pernah mengalami janji dan pengharapan yang terdapat dalam ayat itu?
Beberapa kata kunci yang terdapat dalam pasal ini:

1.    Injil. Kata ini adalah terjemahan dan kata Yunani yang secara literal berarti "pesan baik” atau “kabar baik.” Jika berdiri sendiri maka kata tersebut dapat mengacu pada setiap pekabaran yang baik; tetapi setelah dimodifikasi seperti yang terdapat dalam pasal ini oleh frasa “dari Kristus," itu berarti "kabar baik tentang Mesias" (Kristus adalah transliterasi dari kata Yunani, frase yang berarti “Mesias”). Kabar baiknya adalah bahwa Mesias telah datang, dan manusia dapat diselamatkan dengan percaya kepada-Nya. Hanyalah di dalam Yesus dan kebenaran-Nya yang sempurna—dan bukan dalam diri kita sendiri. atau bahkan dalam hukum Allah—manusia dapat menemukan keselamatan

2.    Kebenaran. Kata ini merujuk pada kualitas menjadi “benar” bersama Allah. Sebuah arti khusus dari kata ini dikembangkan dalam kitab Roma, yang akan kita bawa sebagai penelitian terhadap kitab tersebut. Perlu ditunjukkan bahwa dalam Roma 1:17 kata “benar” memiliki kualitas oleh karena frasa “dan Allah.” Ini adalah kebenaran yang berasal dari Allah, kebenaran yang Allah sendiri telah sediakan. Seperti yang akan kita lihat, ini adalah satu-satunya kebenaran yang cukup baik untuk membawa kita kepada janji kehidupan kekal.

3.    Iman. Dalam bahasa Yunani kata yang diterjemahkan sebagai “percaya” dan “iman” dalam pasal ini adalah bentuk kata kerja dan kata benda dan kata yang sama: pisteuo (percaya), pistis (percaya atau iman) Arti iman sehubungan dengan keselamatan akan terungkap saat kita terus mempelajari kitab Roma

Apakah Anda pernah berjuang dengan jaminan? Apakah Anda memiliki saat-saat di mana Anda benar-benar mempertanyakan apakah Anda selamat atau tidak, atau bahkan apakah Anda dapat diselamatkan Apakah yang menakutkan dari hal ini? Apakah dasarnya? Apakah didasarkan pada realitas? Yaitu, dapatkah Anda menghidupkan pola hidup yang menyangkal pengakuan imanmu? Jika demikian, apakah pilihan yang harus Anda lakukan agar memiliki janji dan jaminan bagi Anda di dalam Yesus?



Sabat,14 Okt  Minggu,15 Okt  Senin,16 Okt Selasa,17 Okt Rabu,18 Okt Kamis,19 Okt Jumat, 20 Okt






Semua Orang Telah Berdosa
(16 Oktober)

Bacalah Roma 3:23. Mengapakah pekabaran ini begitu mudah kita percayai saat ini sebagai orang Kristen? Pada saat yang sama, apakah yang dapat menyebabkan beberapa orang mempertanyakan kebenaran ayat ini?

Cukup mengagumkan, beberapa orang benar-benar menantang gagasan tentang keadaan manusia yang penuh dosa, dengan alasan bahwa manusia pada dasarnya baik. Bagaimanapun, masalahnya berasal dari kurangnya pemahaman tentang apakah kebaikan sejati itu. Orang dapat membandingkan diri mereka sendiri dengan orang lain dan merasa diri mereka cukup baik. Lagi pula, kita selalu dapat menemukan seseorang yang lebih buruk perangainya daripada diri kita sendiri ketika kita membandingkannya. Tetapi itu tidak lantas membuat kita jadi orang yang baik. Ketika kita membandingkan diri kita dengan Allah, dan pada kesucian dan kebenaran Allah, tidak satu pun dari antara kita akan muncul selain dari perasaan yang mendalam akan kebencian dan kejijikan terhadap diri kita sendiri.

Roma 3:23 juga berbicara tentang “kemuliaan Allah.” Frasa ini telah banyak ditafsirkan. Barangkali penafsiran yang paling sederhana adalah dengan memberikan kepada frasa tersebut makna yang terkandung dalam 1 Korintus 11:7, “Ia (manusia) adalah gambaran dan kemuliaan Allah” (RSV). Dalam bahasa Yunani, kata untuk “kemuliaan” dapat dianggap setara dengan kata “gambaran.” Dosa telah merusak gambaran Allah pada manusia. Kejatuhan umat manusia ke dalam dosa telah mengurangi pantulan gambaran dan kemuliaan Allah.

Bacalah Roma 3:10-18. Apakah ada yang berubah saat ini? Manakah dari gambaran yang dijelaskan oleh ayat tersebut yang paling menggambarkan Anda, atau akan menjadi seperti apakah Anda jikalau bukan karena Kristus yang ada dalam hidup Anda?

Seburuk apa pun keadaan kita bukanlah tanpa harapan. Langkah pertama adalah kita mengakui keberdosaan kita dan juga ketidakberdayaan kita untuk melakukan apa pun untuk hal tersebut. Adalah pekerjaan Roh Kudus untuk meyakinkan. Jika orang berdosa tidak menolak-Nya, Roh Kudus akan menuntunnya untuk merobek topeng pembelaan diri, kepura-puraan, dan pembenaran diri dan merebahkan diri kita pada Kristus, memohon belas kasihan-Nya: “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini!” (Lukas 18:13).


Kapankah terakhir kali Anda memperhatikan secara saksama diri Anda sendiri, motif Anda, perbuatan Anda, dan perasaan Anda? Ini bisa menjadi pengalaman yang sangat menyedihkan, bukan? Apakah pengharapan Anda satu-satunya?
Sabat,14 Okt  Minggu,15 Okt  Senin,16 Okt Selasa,17 Okt Rabu,18 Okt Kamis,19 Okt Jumat, 20 Okt








Perkembangan?
(17 Oktober)
 
Pada pergantian abad kedua puluh, orang hidup dengan gagasan bahwa kemanusiaan itu berkembang, moralitas akan meningkat, dan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menolong dalam mengantar manusia ke sebuah utopia. Umat manusia, diyakini, pada dasarnya berada dijalan menuju kesempurnaan. Melalui jenis pendidikan dan pelatihan moral yang benar, dianggap bahwa manusia dapat sangat mengembangkan dirinya dan masyarakatnya. Semua hal ini seharusnya mulai terjadi, secara massal, saat kita memasuki dunia baru abad kedua puluh.

Sayangnya, hal-hal tidak berubah seperti itu, bukan? Abad kedua puluh adalah salah satu yang paling kejam dan biadab sepanjang sejarah, karena—cukup tragis—kemajuan ilmu pengetahuan, yang membuatnya jauh lebih mungkin bagi manusia untuk membunuh manusia lainnya dengan skala di mana orang paling bejat sekalipun pada masa lampau hanya memimpikan saja.
Apakah masalahnya?

Bacalah Roma 1:22-32. Dengan cara apakah kita melihat hal-hal yang tertulis di sana di abad pertama yang diwujudkan saat ini di abad kedua puluh satu?
 
Kita mungkin memerlukan iman untuk percaya banyak hal tentang Kekristenan: Di antaranya, kebangkitan orang mati, Kedatangan Kedua, dan satu surga dan satu dunia yang baru. Tetapi siapa yang memerlukan iman untuk percaya pada kejatuhan umat manusia? Saat ini, masing-masing kita menjalani konsekuensi dari keadaan manusia yang telah jatuh.

Berfokuslah secara khusus pada Roma 1:22, 23. Bagaimanakah kita melihat prinsip ini diwujudkan sekarang? Dengan menolak Allah, apakah yang disembah dan puja umat manusia pada zaman kita sebagai ganti Allah? Dan dengan melakukannya, bagaimanakah mereka menjadi bodoh? Bawalah jawaban Anda ke UKSS pada hari Sabat.
  
 Sistem sosial politik yang sempurna yang hanya ada dalam bayangan (khayalan) dan sulit atau tidak mungkin diwujudkan dalam kenyataan.

Sabat,14 Okt  Minggu,15 Okt  Senin,16 Okt Selasa,17 Okt Rabu,18 Okt Kamis,19 Okt Jumat, 20 Okt








Apakah Persamaan Orang Yahudi dan Bukan Yahudi
(18 Oktober)

Dalam Roma 1, Paulus menyinggung secara khusus dosa-dosa bangsa bukan Yahudi, para penyembah berhala, orang-orang yang kehilangan pandangan tentang Allah sejak dulu, dan dengan demikian telah jatuh ke praktik yang paling rendah.

Tetapi ia tidak membiarkan bangsanya sendiri, rekan sebangsanya, dalam keadaan bahaya. Meskipun semua keuntungan yang telah diberikan kepada mereka (Roma 3:1, 2), mereka juga adalah orang-orang berdosa, dihakimi oleh hukum Allah, dan membutuhkan anugerah Kristus yang menyelamatkan. Dalam arti bahwa —dalam arti sebagai orang-orang berdosa, yang telah melanggar hukum Allah, dan membutuhkan rahmat Ilahi untuk keselamatan—orang Yahudi dan bukan Yahudi adalah sama.

Bacalah Roma 2:1-3,17-24. Apakah yang Paulus amarkan di sini? Pekabaran apakah yang harus kita, Yahudi dan bukan Yahudi, ambil dari amaran ini?


“Setelah Rasul menunjukkan bahwa semua penyembah berhala adalah orang berdosa, sekarang dia, dengan cara yang khusus dan yang paling tegas, menunjukkan bahwa bangsa Yahudi juga hidup dalam dosa, di atas semuanya karena mereka memang menuruti hukum namun hanya secara lahiriah, yaitu, menurut yang tertulis dan bukan menurut roh.”— Martin Luther, Commentary on Romans, hlm. 61.

Sering begitu mudah untuk melihat dan menunjuk dosa orang lain. Seberapa seringkah, meskipun kita juga melakukan kesalahan yang sama, atau bahkan lebih buruk? Masalahnya adalah kita cenderung menutup mata untuk diri kita sendiri, atau kita membuat diri kita merasa lebih baik dengan melihat betapa buruknya orang lain yang berbeda dengan diri kita sendiri.

Paulus tidak seperti itu. Dia mengamarkan rekan sebangsanya untuk tidak cepat menghakimi orang bukan Yahudi, bagi mereka, bangsa Yahudi—bahkan sebagai umat pilihan—adalah orang-orang berdosa. Dalam beberapa kasus mereka bahkan lebih bersalah daripada para penyembah berhala yang dengan cepat mereka hakimi, karena sebagai orang Yahudi mereka telah diberikan lebih banyak terang dibandingkan bangsa bukan Yahudi.

Maksud Paulus dalam semua ini adalah bahwa tidak satu pun dari kita yang benar, tidak satu pun dari kita yang memenuhi standar Ilahi, tidak satu pun dari kita yang memiliki sifat bawaan yang baik dan diwariskan dengan kesucian. Orang Yahudi atau bukan Yahudi, laki-laki atau perempuan, kaya atau miskin, takut akan Allah atau menolak Allah, kita semua bersalah. Dan kalau bukan karena kasih karunia Allah sebagaimana dinyatakan dalam Injil, tidak akan ada harapan bagi kita semua.


Seberapa sering Anda, bahkan walaupun hanya dalam pikiran Anda sendiri, menghakimi orang lain untuk hal-hal yang Anda, diri Anda sendiri, juga lakukan? Dengan mengambil pelajaran dari apa yang Paulus tulis di sini, bagaimanakah Anda bisa berubah?
Sabat,14 Okt  Minggu,15 Okt  Senin,16 Okt Selasa,17 Okt Rabu,18 Okt Kamis,19 Okt Jumat, 20 Okt








Injil dan Pertobatan
(19 Oktober)

“Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?” (Roma 2:4). Pekabaran apakah yang terdapat di sini bagi kita sehubungan dengan seluruh pertanyaan tentang pertobatan?

Kita harus memperhatikan bahwa kebaikan Allah menuntun, bukan memaksa, orang berdosa kepada pertobatan. Allah tidak menggunakan paksaan. Dia memiliki kesabaran yang tak terbatas dan berusaha untuk menarik semua orang dengan kasih-Nya. Satu pertobatan yang terpaksa akan menghancurkan seluruh tujuan pertobatan, bukan? Jika Allah memaksakan pertobatan, tidakkah semua orang diselamatkan, karena mengapa Ia memaksa orang lain untuk bertobat dan orang lain tidak? Pertobatan haruslah menjadi sebuah tindakan sukarela, menanggapi gerakan Roh Kudus dalam kehidupan kita. Ya, pertobatan adalah karunia dari Allah, tetapi kita harus bersedia dan membuka hati untuk menerimanya, satu pilihan yang hanya kita sendiri dapat buat untuk diri kita sendiri.

Apakah yang terjadi kepada mereka yang menolak kasih Allah, menolak untuk bertobat, dan tetap dalam ketidaktaatan? Roma 2:5-10.

Dalam Roma 2:5-10, dan sering terdapat dalam seluruh kitab Roma, Paulus menekankan tentang perbuatan baik. Pembenaran oleh iman tanpa penurutan terhadap hukum tidak boleh diartikan bahwa perbuatan baik tidak memiliki ruang dalam kehidupan orang Kristen. Misalnya, dalam Roma 2:7 keselamatan digambarkan datang kepada orang-orang yang mencarinya “dengan tekun berbuat baik.” Meskipun usaha manusia tidak bisa membawa keselamatan, itu adalah bagian dari seluruh pengalaman keselamatan. Sulit untuk melihat bagaimana orang bisa membaca Alkitab dan datang dengan pemikiran bahwa pekerjaan dan perbuatan tidaklah penting sama sekali. Pertobatan sejati, yang dengan rela berasal dari hati, selalu akan diikuti dengan tekad untuk mengalahkan dan menyingkirkan hal-hal yang perlu untuk ditobatkan.

Seberapa seringkah Anda dalam sikap bertobat? Apakah itu tulus, atau apakah Anda cenderung hanya untuk membersihkan semua kesalahan, kekurangan, dan dosa Anda? Jika demikian, bagaimanakah Anda bisa berubah? Mengapakah Anda harus berubah?



Sabat,14 Okt  Minggu,15 Okt  Senin,16 Okt Selasa,17 Okt Rabu,18 Okt Kamis,19 Okt Jumat, 20 Okt





Pendalaman:
(20 Oktober)

Pendalaman: “Dengan demikian istilah Alkitab menunjukkan bahwa dosa bukanlah bencana yang menimpa manusia tanpa disadari, melainkan sebagai hasil dari sikap dan pilihan aktif dari manusia. Lebih jauh, dosa bukanlah tidak adanya kebaikan, tetapi “menjauh” dari harapan-harapan Allah. Ini adalah tindakan kejahatan yang manusia telah sengaja pilih. Ini bukanlah kelemahan yang manusia tidak dapat dituntut untuk bertanggung jawab, karena manusia dalam sikap atau tindakan yang berdosa dengan sengaja memilih jalan pemberontakan terhadap Allah, dalam pelanggaran terhadap hukum-Nya, dan gagal mendengar Firman Allah. Dosa berusaha melampaui batas yang Allah telah tetapkan. Singkatnya, dosa adalah pemberontakan terhadap Allah.”—The Handbook of Seventh-day Adventist Theology (Hagerstown, Md.: Review and Herald Publishing Association, 2000), hlm. 239.

“Sebuah gambaran yang mengerikan tentang keadaan dunia telah ditunjukkan kepadaku. Ketiadaan moral terdapat di mana-mana. Ketidaksopanan adalah dosa khusus zaman ini. Tidak pernah perbuatan jahat terbuka terang-terangan seperti sekarang ini. Orang-orang tampaknya masa bodoh, dan para pecinta kebajikan dan kebaikan yang sejati hampir putus asa dengan keberanian, kekuatan dan kelazimannya. Dosa yang berlimpah tidak hanya terbatas pada orang yang tidak percaya dan para pengejek. Apakah ini masalahnya, tetapi tidak. Banyak pria dan wanita yang mengaku memiliki agama Kristus bersalah. Bahkan beberapa orang yang mengaku menantikan kedatangan-Nya tidak lebih bersiap untuk peristiwa itu dari Setan sendiri. Mereka tidak membersihkan diri mereka dari semua pencemaran. Mereka telah begitu lama melayani nafsu mereka yang secara alami membuat pikiran mereka menjadi tidak mumi dan imajinasi mereka rusak.”—Ellen G. White, Testimonies for the Church, jld. 2, hlm. 346.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:

1. Jawaban apakah yang Anda akan berikan kepada mereka yang, meskipun semua yang telah terjadi, bersikeras bahwa manusia bertambah baik? Alasan apa yang mereka berikan, dan bagaimana Anda menanggapi mereka?

2. Lihatlah kutipan dari Ellen G. White dalam pelajaran hari Jumat. Jika Anda melihat diri Anda di sana, apakah jawabannya? Mengapa penting untuk tidak menyerah dalam keputusasaan tetapi tetap tenang menuntut janji-janji Allah—pertama, pengampunan; kedua, penyucian? Siapakah dia yang Anda ingin agar ia berkata sekali dan selamanya, “Tidak ada gunanya. Saya terlalu jahat. Saya tidak dapat diselamatkan, jadi lebih baik saya menyerah”? Apakah Anda mendengarkan dia atau Yesus, yang akan berkata kepada kita, “Aku pun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang”? Yohanes 8:11.

3. Mengapakah begitu penting bagi kita sebagai orang Kristen untuk memahami dasar keberdosaan dan kebejatan manusia? Apakah yang akan terjadi jika kita kehilangan pandangan atas realitas yang menyedihkan namun benar tersebut? Kesalahan apakah yang dapat terjadi oleh satu pengertian yang salah tentang keadaan kita yang sesungguhnya?


4. Pikirkan tentang sejumlah besar orang Protestan yang memilih untuk mati daripada menyerahkan iman mereka. Seberapa kuatkah kita dalam iman? Cukup kuatkah untuk rela mati untuk iman tersebut?
Sabat,14 Okt  Minggu,15 Okt  Senin,16 Okt Selasa,17 Okt Rabu,18 Okt Kamis,19 Okt Jumat, 20 Okt


Komentar