Sekolah Sabat Pelajaran 2 # *7-13 Oktober 2017-PERTENTANGAN




PERTENTANGAN
(7 Oktober)

SABAT PETANG

Untuk Pelajaran Pekan ini, Bacalah: Ibr. 8:6; Mat. 19:17; Why. 12:17; Im. 23; Kis. 15:1-29; Gal. 1:1-12.

Ayat Hafalan: "Sebab hukum Taurat diberikan oleh Musa, tetapi kasih karunia dan kebenaran datang oleh Yesus Kristus" (Yohanes 1:17).

Gereja mula-mula sebagian besar terdiri dari orang Yahudi yang tidak pernah sedikit pun berpikir bahwa dengan menerima Mesias Yahudi, Yesus, mereka berpaling dari iman nenek moyang mereka atau perjanjian yang telah dijanjikan, yang Allah telah buat bagi umat-Nya. Ternyata, mereka benar. Masalahnya bagi bangsa Yahudi mula-mula adalah apakah mereka harus menjadi Kristen untuk menerima Yesus. Masalah ini bagi kebanyakan mereka adalah apakah bangsa bukan Yahudi harus menjadi Yahudi sebelum mereka bisa menerima Kristus.

Baru kemudian, di Majelis Yerusalem, ada jawaban yang tegas. Mereka membuat keputusan untuk tidak mempersulit bangsa bukan Yahudi dengan sejumlah peraturan dan hukum. Artinya, bangsa bukan Yahudi tidak perlu menjadi Yahudi terlebih dahulu untuk dapat menerima Yesus.

Namun, dengan mengesampingkan keputusan ini, beberapa guru terus mengganggu gereja dengan bersikeras menuntut agar bangsa bukan Yahudi yang telah bertobat harus memelihara peraturan dan hukum, termasuk sunat (bukanlah satu prosedur yang membuat orang-orang yang bergabung dengan Kekristenan sangat menarik bagi orang dewasa). Artinya, mereka berpikir bahwa bangsa bukan Yahudi, harus mematuhi banyak aturan dan hukum yang dianggap perlu untuk menjadi bagian dari bangsa Israel.

Apakah masalah-masalah tersebut, dan bagaimana masalah-masalah itu dapat diselesaikan?


* Pelajarilah pelajaran pekan ini sebagai persiapan untuk Sabat, 14 Oktober.


Sabat,7 Okt  Minggu,8 Okt  Senin,9 Okt Selasa,10 Okt Rabu,11 Okt Kamis,12 Okt Jumat, 13 Okt



Satu Perjanjian yang Lebih Baik
(8 Oktober)

Bacalah Ibrani 8:6. Apakah pekabaran yang ada dalam ayat ini? Bagaimanakah kita dapat mengerti apakah “janji-janji yang lebih baik” itu?

Barangkali perbedaan terbesar antara agama Perjanjian Lama dan agama Perjanjian Baru adalah kenyataan bahwa era Perjanjian Baru diperkenalkan oleh kedatangan Mesias, Yesus dari Nazaret. Dia diutus oleh Allah untuk menjadi Juruselamat. Manusia tidak dapat mengabaikan-Nya dan berharap untuk diselamatkan. Hanya melalui penebusan yang disediakan oleh-Nya sehingga dosa-dosa mereka dapat diampuni. Hanya dengan dihisabkan oleh kehidupan-Nya yang sempurna, mereka dapat berdiri di hadapan Allah tanpa penghukuman. Dengan kata lain, keselamatan adalah melalui kebenaran Yesus, dan tidak ada yang lain.

Orang-orang kudus pada zaman Perjanjian Lama memandang ke depan kepada berkat-berkat zaman Mesianik dan janji keselamatan. Pada zaman Perjanjian Baru orang-orang dihadapkan dengan pertanyaan ini: Apakah mereka menerima Yesus dari Nazaret yang telah diutus oleh Allah sebagai Mesias, Juruselamat mereka? Jika mereka percaya kepada-Nya—yaitu, jika mereka menerima Dia sebagai Mesias dan menyerahkan diri mereka kepada-Nya—mereka akan diselamatkan melalui kebenaran yang ditawarkan-Nya kepada mereka secara cuma-cuma.

Sementara itu, tuntutan moral tetap tidak berubah dalam Perjanjian Baru, karena itu didasarkan pada tabiat Allah dan Kristus. Penurutan kepada hukum moral Allah hanya satu bagian dari Perjanjian Baru seperti pada Perjanjian Lama.

Bacalah Mat. 19:17; Why. 12:17; 14:12; dan Yak. 2:10,11. Apakah yang dikatakan oleh ayat-ayat ini kepada kita tentang hukum moral dalam Perjanjian Baru?

Pada saat yang sama, keseluruhan hukum ritual dan upacara yang jelas untuk bangsa Israel—dan jelas terkait dengan Perjanjian Lama, dan semua menunjuk kepada Yesus dan kematian dan pelayanan-Nya sebagai Imam Besar—dihentikan, dan satu aturan baru diperkenalkan, yang didasarkan pada “janji-janji yang lebih baik.”

Menolong baik orang Yahudi dan bukan Yahudi untuk mengerti apa yang terlibat dalam peralihan ini dari Yudaisme ke Kekristenan, adalah salah satu tujuan utama Paulus dalam kitab Roma. Membutuhkan waktu untuk membuat peralihan. Banyak orang Yahudi yang telah menerima Yesus masih belum siap untuk perubahan besar yang akan terjadi.

Apakah beberapa janji dalam Alkitab yang Anda sukai? Seberapa seringkah Anda menuntutnya? Pilihan-pilihan apa sajakah yang Anda buat agar tetap janji-janji ini dapat dipenuhi dalam hidup Anda?




Sabat,7 Okt  Minggu,8 Okt  Senin,9 Okt Selasa,10 Okt Rabu,11 Okt Kamis,12 Okt Jumat, 13 Okt



Hukum Jati Peraturan Yahudi
(9 Oktober)

Sesuai dengan waktu yang ada, telusuri keseluruhan buku Imamat. (Lihat, misalnya Imamat 12; 16; 23.) (Gagasan apakah yang muncul ke pikiran Anda saat Anda membaca semua hukum dan peraturan dan ritual? Mengapa banyak dari hukum, peraturan dan ritual ini mustahil untuk diikuti pada zaman Perjanjian Baru?

Mudah bagi kita untuk mengelompokkan hukum-hukum Perjanjian Lama ke dalam beberapa kategori: (1) hukum moral, (2) hukum upacara, (3) hukum sipil, (4) undang-undang dan peraturan, dan (5) hukum kesehatan.

Pengelompokan ini adalah buatan semata. Pada kenyataannya beberapa kategori tersebut saling terkait, dan ada yang tumpang tindih. Orang-orang zaman dahulu tidak melihatnya sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda.

Hukum moral disimpulkan oleh sepuluh hukum (Kel. 20:1-17). Hukum ini meringkas persyaratan moral umat manusia. Sepuluh hukum ini dijelaskan dan diterapkan oleh berbagai undang-undang dan peraturan di seluruh lima buku pertama dari Alkitab. Penegasan ini menunjukkan apa artinya memelihara hukum Allah dalam berbagai situasi. Ini juga didasarkan pada hukum moral. Ini mendefinisikan hubungan warga negara dengan otoritas sipil dan dengan sesama warga. Mereka menyebutkan hukuman untuk berbagai pelanggaran.

Hukum upacara mengatur ritual bait suci, menggambarkan berbagai persembahan dan tanggung jawab warga negara secara pribadi. Hari-hari raya ditetapkan terperinci dan penurutannya dijelaskan.


Hukum kesehatan tumpang tindih dengan hukum lainnya. Berbagai undang-undang yang berkaitan dengan kenajisan menjelaskan tentang kenajisan upacara, namun undang-undang itu juga melampaui hal ini untuk melingkupi prinsip-prinsip higienis dan kesehatan. Hukum tentang daging halal dan haram didasarkan pada pertimbangan fisik.

Sementara orang Yahudi mungkin sebagian besar memikirkan semua hukum ini sebagai satu paket, semuanya berasal dari Allah, ia harus membuat perbedaan secara mental. Sepuluh hukum telah disampaikan oleh Allah secara langsung kepada umat-Nya. Hal ini akan membedakan mereka sebagai umat yang sangat penting. Hukum-hukum yang lain telah disampaikan oleh Musa. Ritual bait suci dapat dilakukan hanya ketika pelayanan di bait suci sedang berjalan.


Hukum sipil, setidaknya sebagian besar, tidak bisa lagi dilakukan setelah bangsa Yahudi kehilangan kemerdekaan mereka dan berada di bahwa kendali sipil bangsa lain. Banyak dari hukum upacara yang tidak bisa lagi dilakukan setelah bait suci dihancurkan. Juga, setelah kedatangan Mesias, banyak dari lambang telah bertemu dengan yang dilambangkan dan tidak lagi berlaku.



Sabat,7 Okt  Minggu,8 Okt  Senin,9 Okt Selasa,10 Okt Rabu,11 Okt Kamis,12 Okt Jumat, 13 Okt



Sebagai Adat Kebiasaan Musa
(10 Oktober)

Bacalah Kis. 15:1. Apakah masalah yang menyebabkan perpecahan? Mengapakah beberapa orang percaya bahwa ini bukan hanya untuk bangsa Yahudi? Lihat Kej. 17:10.

Sementara para rasul bersatu dengan pendeta dan anggota awam di Antiokhia dalam upaya yang sungguh-sungguh untuk memenangkan banyak jiwa bagi Kristus, orang percaya Yahudi tertentu dari Yudea “dari sekte Farisi” berhasil memperkenalkan sebuah pertanyaan yang segera menimbulkan pertentangan di dalam gereja dan membawa kekhawatiran kepada bangsa bukan Yahudi yang percaya. Dengan keyakinan yang besar guru-guru ini menegaskan bahwa agar diselamatkan, orang harus disunat dan harus memelihara seluruh hukum upacara. Lagi pula, bangsa Yahudi selalu membanggakan diri mereka pada pelayanan-pelayanan yang ditunjuk oleh Allah, dan banyak dari antara mereka yang telah bertobat kepada iman Kristus masih merasa bahwa karena Allah pernah dengan jelas menguraikan tata cara ibadah Ibrani, adalah tidak mungkin Ia memberikan perubahan apa pun dalam spesifikasinya. Mereka bersikeras bahwa hukum-hukum dan upacara-upacara Yahudi harus dimasukkan ke dalam tata cara agama Kristen. Mereka lambat untuk menyadari bahwa semua korban persembahan adalah bayangan kematian Anak Allah, bahwa lambang bertemu dengan yang dilambangkan, dan setelah itu ritual serta upacara peraturan Musa tidak lagi mengikat.

Bacalah Kis. 15:2-12. Bagaimanakah perselisihan ini diselesaikan?

“Sementara dia mencari tuntunan langsung daripada Allah, dia (Paulus) selalu mengakui kekuasaan tetap berada dalam tubuh orang-orang percaya yang telah dipersatukan dalam persekutuan sidang. Dia merasakan kebutuhan nasihat, dan bila hal-hal yang penting timbul, dia dengan gembira menghadapkannya di muka sidang dan bersatu dengan saudara-saudara dalam memohon kebijaksanaan surga untuk mengambil keputusan-keputusan yang benar.”— Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 169-170.


Sungguh menarik bahwa Paulus—yang sering berbicara tentang panggilan kerasulannya dan bagaimana Yesus telah memanggilnya dan memberi kepadanya misi-Nya—begitu bersedia untuk bekerja dengan tubuh gereja yang lebih besar. Artinya, apa pun panggilannya, dia menyadari bahwa dia adalah bagian dari gereja secara keseluruhan dan ia harus bekerja dengan hal itu sebanyak mungkin.


Apakah sikap Anda terhadap kepemimpinan gereja? Seberapa kooperatifkah Anda? Bagaimanakah kita dapat berguna seandainya semua orang hanya melakukan apa yang dia ingin lakukan, tidak bergantung pada tubuh gereja yang lebih besar?


Sabat,7 Okt  Minggu,8 Okt  Senin,9 Okt Selasa,10 Okt Rabu,11 Okt Kamis,12 Okt Jumat, 13 Okt



Orang Percaya Bukan Yahudi
(11 Oktober)

Bacalah Kis. 15:5-29. Keputusan apakah yang dibuat oleh sidang, dan apakah alasan mereka?

Keputusan tersebut bertentangan dengan bangsa Yahudi. Mereka menegaskan bahwa bangsa bukan Yahudi yang bertobat harus disunat dan memelihara seluruh hukum upacara, dan “bahwa hukum-hukum Yahudi dan upacara-upacaranya harus dimasukkan ke dalam tatacara agama Kristen.” — Ellen G. White, Alfa dan Omega, jld. 7, hlm. 160.

Menarik untuk dicatat dalam Kis. 15:10 cara di mana Petrus menggambarkan hukum-hukum yang lama ini sebagai “kuk” yang tidak dapat mereka pikul. Akankah Tuhan, yang menetapkan hukum-hukum tersebut, menjadikannya sebuah kuk bagi umat-Nya? Kelihatannya tidaklah demikian. Sebaliknya, selama bertahun-tahun beberapa pemimpin, melalui tradisi lisan mereka, telah memutarbalikkan hukum, dari berkat yang hukum itu maksudkan menjadi beban. Sidang itu berusaha untuk membebaskan bangsa bukan Yahudi dari beban ini.


Perhatikan juga, bahwa tidak ada disebutkan atau tidak ada pertanyaan dari bangsa bukan Yahudi untuk tidak perlu menuruti sepuluh hukum. Lagi pula, dapatkah kita bayangkan sidang itu mengatakan kepada mereka untuk tidak memakan darah, tetapi boleh mengabaikan hukum tentang zina atau membunuh dan sejenisnya?

Aturan-aturan apakah yang diberikan kepada orang-orang percaya bukan Yahudi (Kis. 15:20, 29), dan mengapakah aturan ini spesifik?

Meskipun orang percaya Yahudi tidak memaksakan aturan dan tradisi mereka kepada orang percaya bukan Yahudi, sidang itu ingin memastikan bahwa bangsa bukan Yahudi tidak melakukan hal-hal yang dianggap menyinggung bangsa Yahudi yang bersatu dengan mereka dalam Yesus. Oleh karena itu, para rasul dan penatua sepakat untuk menginstruksikan bangsa bukan Yahudi melalui surat untuk tidak memakan daging yang telah dipersembahkan kepada berhala, dari percabulan, dari binatang yang mati dicekik, dan dari darah. Beberapa orang mengatakan bahwa karena pemeliharaan Sabat tidak disebutkan secara khusus, maka itu tidak berlaku kepada bangsa bukan Yahudi (tentu saja, hukum tentang berdusta dan membunuh juga tidak disebutkan secara khusus, jadi argumen itu tidak berarti).


Dapatkah kita, dalam beberapa hal, meletakkan kepada orang lain beban yang tidak penting dan itu hanya dari tradisi dan bukan perintah Allah? Jika bisa, bagaimana? Bawa jawaban Anda pada UKSS pada hari Sabat.


Sabat,7 Okt  Minggu,8 Okt  Senin,9 Okt Selasa,10 Okt Rabu,11 Okt Kamis,12 Okt Jumat, 13 Okt



Paulus dan Orang Galatia
(12 Oktober)

Betapa jelas pun nasihat tersebut, masih ada orang yang berusaha untuk melakukan kehendak mereka sendiri dan yang terus menganjurkan agar orang bukan Yahudi harus memelihara tradisi dan hukum Yahudi. Bagi Paulus hal ini menjadi masalah yang sangat serius; yaitu, ini bukanlah hal yang sepele sehubungan dengan iman. Itu telah menjadi penolakan terhadap Injil Kristus.

Bacalah Galatia 1:1-12. Seberapa seriuskah Paulus melihat masalah yang dihadapinya di Galatia? Apakah yang hal tersebut sampaikan kepada kita tentang pentingnya pertanyaan ini?
Seperti yang dinyatakan sebelumnya, ini adalah situasi di Galatia yang dalam skala yang besar membentuk isi surat ke Roma. Dalam surat Roma, Paulus mengembangkan lebih lanjut tema surat Galatia. Beberapa orang percaya Yahudi berpendapat bahwa hukum Allah yang telah diberikan kepada mereka melalui Musa adalah penting dan harus dituruti oleh orang-orang percaya bukan Yahudi. Paulus berusaha untuk menunjukkan tempat dan fungsi yang sebenarnya. Dia tidak ingin orang-orang ini mendapatkan tempat di Roma seperti yang mereka telah lakukan di Galatia.

Adalah berlebihan jika bertanya apakah Paulus sedang berbicara tentang hukum upacara atau hukum moral di Galatia dan Roma. Secara historis, argumentasinya adalah apakah orang-orang percaya bukan Yahudi harus atau tidak harus disunat dan menuruti hukum Musa. Majelis Yerusalem telah memutuskan sehubungan dengan pertanyaan ini, namun beberapa orang menolak untuk mengikuti keputusannya.

Beberapa orang membaca bukti dalam surat Paulus kepada Jemaat Galatia dan Roma bahwa hukum moral, sepuluh hukum Allah (atau sesungguhnya, hanyalah hukum keempat), tidak lagi mengikat orang Kristen. Namun, mereka kehilangan inti dari surat-surat tersebut, kehilangan konteks dan isu sejarah yang sedang Paulus bicarakan. Paulus, seperti yang kita lihat, menekankan bahwa keselamatan hanyalah oleh iman dan bukan karena menurut hukum, bahkan hukum moral. Namun itu bukan hal yang sama dengan mengatakan bahwa hukum moral tidak harus dituruti lagi. Penurutan kepada sepuluh hukum Allah tidak pernah menjadi masalah; mereka yang mempermasalahkannya membaca kembali pada teks isu kontemporer, hal yang tidak sedang dibicarakan oleh Paulus.



Bagaimanakah Anda menanggapi orang-orang yang mengklaim hari Sabat sudah tidak berlaku lagi bagi orang Kristen? Bagaimanakah Anda bisa menunjukkan kebenaran Sabat dengan cara yang tidak mengkompromikan integritas Injil?

Sabat,7 Okt  Minggu,8 Okt  Senin,9 Okt Selasa,10 Okt Rabu,11 Okt Kamis,12 Okt Jumat, 13 Okt



Pendalaman
(Jumat 13 Oktober)

Pendalaman: Bacalah Ellen G. White, “Yahudi dan Kafir,” hlm. 159-170, “Kemurtadan di Galatia,” hlm. 322-326, dalam Alfa dan Omega, jld. 7, “Hukum Diberikan Kepada Israel,” hlm. 354-370; “Hukum dan Perjanjian," hlm. 430-444, dalam Alfa dan Omega, jld. 1; “Umat Pilihan,” hlm. 23-27, dalam Alfa dan Omega, jld. 5.

Tidak diragukan lagi, gereja kita menghadapi pertentangan dan pertikaian. Tetapi itu bukanlah hal yang baru. Setan selalu berperang dengan gereja. Bahkan saat Kekristenan mula-mula, pertikaian dan pertentangan muncul di kalangan orang-orang percaya. Dan satu pertentangan yang, jika tidak diselesaikan, bisa menghancurkan gereja dalam masa pertumbuhannya.

“Melalui pengaruh dari guru-guru palsu yang bangkit dari antara orang-orang percaya di Yerusalem, perpecahan, aliran yang bertentangan, orang-orang yang bernafsu memperoleh tempat di antara orang-orang percaya di Galatia. Guru-guru palsu ini mencampuradukkan tradisi Yahudi dengan kebenaran Injil. Tanpa menghiraukan keputusan sidang umum di Yerusalem, mereka mendesak orang-orang kafir yang bertobat untuk memelihara hukum keupacaraan.” — Ellen G. White, Alfa dan Omega jld. 7, hlm. 322.

Pertanyaan-pertanyaan untuk Didiskusikan:

1. Di UKSS, jawablah pertanyaan terakhir yang terdapat pada pelajaran hari Rabu. Dalam hal apakah gereja Anda atau Anda di rumah Anda sendiri atau mungkin bahkan Anda dengan diri Anda sendiri membebani orang lain (atau diri Anda sendiri) dengan hal yang tidak penting? Bagaimanakah kita dapat mengetahui jika kita sedang melakukan hal-hal tersebut? Atau mungkin kita berada dalam bahaya karena terlalu berlebihan? Artinya, bagaimanakah kita dapat mengenali jika kita terlalu longgar dalam pola hidup dan standar kita, sampai ke titik di mana kehidupan kita tidak lagi mencerminkan panggilan yang kita miliki di dalam Kristus?

2. Apakah beberapa alasan yang sering orang gunakan untuk mengklaim bahwa sepuluh hukum tidak lagi berlaku bagi orang Kristen saat ini? Bagaimanakah kita menjawab klaim tersebut? Mengapakah, secara sepintas lalu, argumen itu begitu salah, dan mengapa dalam banyak kasus mereka yang tidak menghidupkannya seolah-olah mereka percaya bahwa sepuluh hukum sudah tidak lagi berlaku?

3. Bacalah kembali Galatia 1:1-12. Perhatikan betapa tanpa kompromi, betapa dogmatik, dan betapa kuat Paulus sehubungan dengan pengertiannya tentang Injil. Apakah yang dikatakan hal itu kepada kita tentang bagaimana kita harus berdiri teguh dalam kepercayaan, khususnya pada zaman pluralisme dan relativisme? Bagaimanakah hal ini menunjukkan bahwa ajaran tertentu tidak dapat dikompromikan dengan cara apa pun?

4. Di UKSS, bicarakan tentang masalah yang menyebabkan Reformasi Protestan. Apakah perbedaan mendasar yang belum terselesaikan?
Sabat,7 Okt  Minggu,8 Okt  Senin,9 Okt Selasa,10 Okt Rabu,11 Okt Kamis,12 Okt Jumat, 13 Okt

Komentar